ENAM PULUH DUA

10.6K 734 5
                                    

Happy reading
.
.
.

Nathan terkekeh sinis. "Cinta?" Ucapnya pelan, tapi ekspresinya semakin mendingin. 

"Gue akui rasa itu pernah ada." Ujar Nathan yang dibalas senyuman manis oleh Naura.

"Tapi itu dulu, sebelum lo lakuin hal jahat ke adik gue!" Sambung Nathan membuat senyuman Naura luntur seketika.

Nathan semakin menyeringai saat melihat raut kekecewaan gadis itu.

"Lo yang udah buat rasa itu menjadi benci, Naura." Ucap Nathan.

"M-maaf kak, aku—"

"Gak guna!" Potong Nathan.

Wajah Naura langsung tertunduk tak berdaya. Namun, dalam hitungan detik ekspresinya berubah.

"HAHAHAHA, lo pikir gue butuh?" Naura berjalan beberapa langkah dengan ekspresi arogan.

"Nggak! Gue sama sekali nggak butuh. Karena tujuan gue bukan itu, tapi kehancuran lo, kehancuran keluarga Grisham."

"Lo nggak tahu kan, Nath…..ah, ralat Jonathan Rizky Grisham."

Naura menghela nafasnya dengan ekspresi pura-pura menyesal.

Nathan sama sekali tak bergeming melihat semua hal yang dilakukan Naura.

Naura menatap sekilas pasukannya yang kalah. "Ingat Nathan, lain kali gue pastikan lo nggak akan menang lagi!"

"Mustahil." Sahut Nathan cepat.

Nathan memajukan langkahnya perlahan membuat jaraknya dan Naura semakin terkikis.

"Lo nggak akan pernah menang melawan gue ataupun keluarga gue, Naura." Ucap Nathan.

Melihat tanda-tanda akan bahaya, Naura langsung berbalik dengan panik. Belum sempat ia melangkah, Nathan terlebih dulu menahan bahunya.

Naura menatap sekilas bahunya, saat menatap Nathan ekspresinya mendingin. "Lepas!" Desisnya pelan.

"Mau kemana lo?" Tanya Nathan tanpa memperdulikan tatapan dingin Naura.

"Urusan kita belum selesai, Naura." Lanjut lNathan dengan tangan yang masih menahan bahu Naura.

Naura membalikkan tubuhnya, Nathan mau tak mau harus menarik tangannya dari bahu Naura.

Tanpa aba-aba, Naura langsung melayangkan pukulannya membuat Nathan mundur beberapa langkah. Naura memanfaatkan kesempatan itu untuk segera kabur.

Namun, keberuntungan sama sekali tak berpihak padanya. Tubuh Naura tersentak saat merasakan nyeri di tengkuknya, dua detik kemudian ia terjatuh lalu pingsan.

Nathan yang menjadi pelaku utama dari pingsannya Naura, hanya menatap korban dengan seringai penuh kepuasan.

"Sampai jumpa di ruang interogasi." Ucap Nathan lalu langsung pergi dari sana.

*****

Eunggg

Naura membuka matanya perlahan. Tatapannya dengan tenang mengamati ruangan kecil tempat ia berada sekarang. Hatinya mendadak panas, bukan karena ruangan kecil itu, tapi kekalahan yang selalu saja datang padanya.

"Sialan! Semuanya gagal!" Sungut Naura dengan mata membara.

Lebih menjengkelkannya lagi lehernya terasa gatal sekarang. Ia ingin segera menggaruknya! Tapi sayang seribu sayang, kedua tangannya justru terikat kencang menempel pada kursi yang ia duduki. Mau tak mau ia hanya bisa pasrah menahan gejolak pada tubuhnya. Apakah ini model penyiksaan terbaru?

Transmigrasi FiguranWhere stories live. Discover now