LIMA PULUH EMPAT

11.8K 1K 22
                                    

Happy reading
.
.
.

Semilir angin menyambut kedatangan Fara saat memasuki roofop. Tatapannya menatap pemandangan jalanan kota yang terasa sesak. Persis seperti perasaannya.

"Fara….."

Saat suara itu terdengar, Fara langsung membalikkan tubuhnya. Menatap sosok laki-laki yang kini menatapnya sendu. 

"Far, video itu nggak bener, kamu percaya sama aku kan?" Ujar Kenan, sekaligus bertanya. Matanya menatap Fara penuh harap.

"Kenan….." panggil Fara. Tatapannya kembali terarah pada pemandangan jalanan kota.

"Gue boleh kecewa sama lo nggak sih?" Tanya Fara pelan.

Fara mengalihkan pandangannya, matanya kini menatap burung-burung gereja yang kebetulan lewat. Terbang bebas diangkasa, tanpa rasa takut. Pengin deh, tapi rasanya menjadi batu lebih mengasyikkan.

"Dari dulu, perasaan itu selalu muncul saat gue liat foto lo sama cewek lain," ucap Fara.

"Tapi, bodohnya gue selalu nyangkal."

"Gue berusaha percaya sama lo."

"Tapi hari ini," tatapan Fara semakin meredup.

"Gue bakal jadi orang bodoh beneran kalau nyangkal lagi, buktinya udah banyak!" Ucap Fara dengan mata yang menatap Kenan.

"Video itu….." tanpa sadar, tatapan Fara menajam saat mengingat video itu.

"Lo keliatannya bahagia banget," lanjutnya dengan senyuman sendu.

"Fara….." panggil Kenan putus asa. Melihat Fara yang begitu lesu.

"Kenan, kita juga nggak akan pernah bersama kan?" Tanya Fara tanpa peduli panggilan Kenan.

"Ya, meskipun kita sama-sama berasal dari dunia nyata. Tapi gue nggak kenal elo."

Fara melangkahkan kakinya mendekati Kenan. Hingga jarak di antara mereka tertinggal 30 cm. Tangannya dengan lembut menyentuh luka lebam di pipi Kenan.

"Ini pasti gara-gara bang Jo," ucap Fara menatap luka itu sendu.

"Maafin dia ya," lanjutnya pelan.

"Fara, gue nggak selingkuh!" Tekan Kenan, tangannya memegang tangan Fara yang masih menempel di pipinya.

Sekilas tatapan mereka saling beradu. Tanpa sadar, Fara langsung menurunkan tangannya bersamaan dengan tatapan yang beralih ke arah lain.

"Kalaupun lo selingkuh gue nggak peduli, Kenan," ujar Fara.

"Bohong!" Sentak Kenan.

"Lo peduli sama gue!!"

"Nggak ada bukti, btw," ujar Fara dengan menunduk.

"Semua kenangan kita, itu nggak ada artinya buat lo Fara?" Tanya Kenan dengan alis yang mengernyit tajam.

"Jajan di kaki lima, dinner bareng, bolos sek—"

"Stop kenan! Please lupain gue! Gue tetep nggak kenal lo disana," sentak Fara, dengan tangan yang menutupi telinga. Enggan untuk mendengar ucapan Kenan.

"Fara, sampai kapan pun lo milik gue! camkan itu!" Ucap Kenan, nadanya penuh penekanan.

"Nggak…." Fara menggeleng berkali-kali, membantah ucapan Kenan.

"Gue milik gue sendiri!" Lanjut Fara dengan air mata yang masih mengalir.

"Fara, jangan keras kepala!" Sentak Kenan tanpa sadar.

"Kenapa? Nggak suka?!" Sentak Fara tak kalah tajam.

Tiba-tiba Kenan menarik pinggang Fara tanpa persetujuan pemiliknya. Jarak yang awalnya terbentang 30 cm semakin memendek. Hingga tubuh mereka benar-benar saling menempel.

Belum sempat Fara merespon tindakan Kenan, cowok itu terlebih dahulu membungkam bibir Fara dengan bibirnya. Melumatnya dengan lembut. (Bingung deh, apiknya lembut apa kasar sih?)

Mata Fara membulat saat merasakan benda lembut dibibirnya. Tangannya langsung memberontak, memukul-mukul dada Kenan yang berada dalam jangkauannya. 

Selang beberapa detik, Kenan melepaskan tautan bibir mereka. 

PLAK!

"Kenan!" Sentak Fara menatap Kenan dengan wajah kesal.

Mata Kenan langsung memerah.

"You make me crazy, Fara!" Ucap Kenan

"Jangan gila, Kenan!" 

"Nggak bisa….."

"Gue udah terlanjur gila, gue nggak bakal bisa hidup tanpa lo," ujar Kenan berusaha memeluk tubuh Fara.

"Kenan…" Fara melepaskan kedua tangan Kenan yang melilit pinggangnya.

"Kenapa? Kamu khawatir, sayang? Hm?" Tanya Kenan beruntut dengan tangan yang menangkup pipi Fara. 

"Nggak!" Tukas Fara melepaskan tangan Kenan dari pipinya.

"Lo udah selingkuh, gue benci elo," ucap Fara lalu melenggang pergi dari sana. 

Kenan menatap tangannya sendu seiring dengan kehangatan yang semakin menghilang. Tubuhnya langsung luluh tak berdaya, jatuh terduduk dengan air mata yang tanpa sadar menetes deras.

Kenangannya berputar pada hari-hari bahagianya saat bersama sosok Fara. Sosok yang begitu ia cintai. Tapi, kenapa semesta begitu kejam? Akankah semua usahanya gagal? Tidak bisakah ia bersatu dengan gadisnya?

"HAH! GUE CINTA SAMA LO, FARA!! JANGAN TINGGALIN GUE!!" Teriak Kenan frustasi.

Sesaat tubuhnya membeku saat mengingat perkataan terakhir Fara sebelum meninggalkannya.

Benci

Benci

Benci

"AARRGGHHHHH……" Kenan mengacak-acak rambutnya kasar.

'Hahahahah, akhirnya tikus itu masuk jebakan,'

Sosok misterius dengan setelan serba hitam memandang drama yang diciptakan Fara dengan senyuman puas. Lalu, tatapannya beralih pada seekor tikus yang telah menangkap umpan mereka.

Good job

.
.
.

TBC.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang