ENAM PULUH TIGA

10.7K 684 4
                                    

MAAF GUYS KALAU CERITAKU MAKIN KESINI, ALURNYA MAKIN KESANA ALIAS MBINGUNGI.

Happy reading
.
.
.

Semilir angin sore menerpa wajah sepasang kekasih yang kini tengah duduk berdampingan di tepi pantai. Suasana senja yang begitu damai nampak sangat cocok menjadi latar belakang dua sejoli itu.

"Kenan….." Panggil Fara pelan.

Kenan langsung menoleh. Senyumnya hadir kala matanya menatap wajah cantik sang pujaan hati. 

"Hm?" Dehemnya pelan dengan mata yang masih fokus memuja wajah Fara.

"Apa benar penculikan itu terjadi seminggu yang lalu?" Tanya Fara dengan wajah penasaran. Otaknya sedari pagi terus menyangkal, sedangkan hatinya menyuruhnya untuk menerima kenyataan yang pagi tadi ia dengar.

Kan jadinya bingung! Ia harus pilih yang mana?

Tubuh Kenan tersentak kaget mendengar pertanyaan Fara. Namun, hanya sesaat karena laki-laki itu dengan cepat menormalkannya kembali.

"Ya. Ada apa? Kamu nggak apa-apa kan?" Jawab Kenan sekaligus bertanya.

Fara hanya mengangguk kaku lalu kembali menatap senja yang mulai hilang termakan gelapnya malam.

"Tapi aneh. Gue rasa baru semalam kejadian itu terjadi." Ujar Fara mengungkapkan keresahan hatinya.

Kenan menepuk pelan pundak Fara, mencoba menenangkan perasaan gadis itu yang tengah gundah.

"Kenapa?" Tanya Kenan.

Fara hanya menatap Kenan dengan tatapan sayu.

"Gue takut kalau ini pertanda buruk, Ken." Jawab Fara pelan.

"Gue takut hidup gue tambah tibet disini." Lanjut Fara.

Kenan langsung tersenyum kecil. Tangannya perlahan  membawa Fara ke dalam pelukannya.

"Kamu tenang aja, setelah ini hanya ada kebahagiaan yang datang padamu, sayang." Ucap Kenan di sela-sela pelukannya.

Fara masih diam dalam dekapan Kenan. Tak Lama, ia mendongak, menatap kedua manik kenan yang saat itu pula tengah menatapnya. Matanya tanpa sadar menyelami tatapan Kenan yang penuh keyakinan. Ia ingin sekali mencari keraguan dibalik tatapan itu, tapi sebesar apapun usahanya ia tidak bisa menemukannya.

Dengan perlahan Fara melepaskan dekapan laki-laki itu.

"Janji?" Fara menyodorkan jari kelingkingnya dengan tatapan penuh harap.

Kenan membalas Fara dengan senyuman.

"Janji." Ucap Kenan saat jari kelingking mereka telah bertaut.

Fara langsung tersenyum. Dalam hati ia berharap keputusannya untuk percaya pada Kenan tidaklah salah.

Fara menyandarkan kepalanya yang diterima senang hati oleh sang empu. Helaan nafas terdengar jelas. Untuk sesaat Fara merasa tenang walau hanya sedikit. Bagaimanapun hatinya masih memiliki setitik kecemasan terlepas dari jawaban penuh keyakinan Kenan.

"Kenan…." Panggil Fara.

"Yes, sunshine." Jawab Kenan cepat. 

Fara sedikit terkekeh mendengar panggilan manis Kenan. Hatinya kembali mendapat kehangatannya.

"I love you. Always love you…"

"I love you more, by." Jawab Kenan dengan senyuman menenangkan.

*****

"Kenan, lo yakin dengan langkah ini?" Tanya Elin pelan. Matanya terlihat penuh keraguan, ketakutan ,dan juga perasaan cemas.

Kenan menatap Elin sekilas. Bukan hanya gadis itu yang cemas, dirinya juga. Tapi, apalagi yang bisa dilakukannya selain hal itu untuk menyelesaikan masalah ini.

"Terus gue harus apa? Fara nggak mungkin disini terus, sama kayak Lo, maupun gue. Secepatnya kita harus pergi dari dimensi ini sebelum kendali gue lepas." Ucap Kenan dengan nada sedikit frustasi.

"Tapi… gue takut gagal. Apalagi Kalau langkah ini berakibat buruk dengan tubuh Fara disana." Ucap Elin dengan wajah tertunduk. Mengingat wajah kesakitan sahabatnya benar-benar menjadi kenangan terburuk dan ia tak mau lagi merasakannya.

"Lo tenang aja, gue nggak akan biarin hal itu terjadi." Ujar Kenan.

"Lo pergi duluan." Lanjut Kenan setelah terdiam cukup lama.

"Terus lo?" Tanya Elin cepat. Se-ngeselin apapun sepupunya, ia harus tetap peduli kan?

Kenan tanpa sadar menoleh ke arah Elin, hanya sekilas karena laki-laki itu langsung memandang arah lain saat tatapan mereka bertemu.

"Setelah semuanya beres, gue bakal pulang dengan sendirinya." Ujar Kenan.

*****

Fara menatap pantulan dirinya di cermin full body. Kalau dilihat-lihat ternyata ia cantik juga ya. Sebelas dua belas lah sama Mbak Jisoo. Ah, jangan-jangan ia kembaran Jisoo yang terpisah?

Oh, jangan lupakan para pengunjung butik yang terus memandangnya dengan tatapan takjub. Seketika itu pula senyum sombong bak model internasional muncul diwajah Fara.

"Gue tahu adik gue cantiknya kebangetan, tapi tatapannya tolong jangan berlebihan ya." Sindir Nathan. Tentunya Kenan adalah prioritas tertinggi yang harus Nathan waspadai.

Kenan yang awalnya melamun seketika tersadar. Laki-laki itu lantas berdehem canggung di tengah beberapa pasang mata yang memandangnya dengan tatapan berbeda- beda. Hahaha, ternyata bukan hanya dirinya yang merasa tersindir.

Tiba-tiba sebuah ide brilian muncul di otaknya. Kenan lalu memandang setiap orang diruangan itu, menimbang haruskah ia mengatakannya atau tidak. Dan pilihannya langsung setuju untuk mengatakannya.

"Opa, Kenan nikahin Faranya sekarang aj—-awsh Nathan sialan!" Kenan berdecih sinis saat laki-laki yang akan menjadi iparnya itu menonjok dahinya tanpa perasaan. Padahal, ia belum selesai bicara. Huh, awas saja nanti!

"Apa?" Sahut Nathan spontan dengan ekspresi polos saat merasakan tatapan Kenan.

Kenan langsung mengalihkan pandangannya ke Fara sekilas lalu  kembali menatap Opa Fajar yang masih belum tuntas dari rasa kagumnya.

"Gimana Opa?" Tanya Kenan ulang.

"Hah? Ada apa?" Sahut Opa Fajar linglung. Sama seperti Kenan, Opa Fajar juga terlihat terpesona melihat penampilan Fara.

Seketika wajah Kenan berubah datar, diikuti Nathan yang tengah menahan tawanya.

"Nggak jadi." Ucap Kenan.

Sabar Ken, ingat dia sudah tua. Umur nggak ada yang tahu…..

Poor Kenan.
.
.
.
TBC.





Transmigrasi FiguranWhere stories live. Discover now