ENAM PULUH LIMA

11.7K 791 7
                                    

Happy reading
.
.
.

Untuk sesaat waktu terasa berhenti bergerak. Keramaian pesta tak lagi terdengar jelas ditelinga Fara. Hanya ada keheningan. Satu-satunya yang menjadi fokus adalah situasi berbahaya Nathan yang sialnya hanya ia yang sadar.

Tubuh Fara yang awalnya membeku tiba-tiba kehilangan kendali. Berlari cepat tanpa memedulikan pandangan orang lain. Fara sendiri tak mengerti dengan apa yang ia lakukan.

Semuanya berjalan dengan sendirinya seolah itulah yang harus dilakukan. Hanya itu.

"Ada apa, dek?" Tanya Nathan saat melihat raut aneh adiknya itu.

Fara membisu. Nafasnya naik turun tak beraturan, tapi tidak dengan gerakannya yang bergerak cepat. Fara memeluk erat Nathan lalu dengan sekuat tenaga ia membalikkan tubuh mereka.

DOR!

Semuanya terjadi begitu cepat. Orang-orang yang ada disana terdiam membisu dengan wajah syok. Sebelum akhirnya menjadi riuh saat melihat Fara berlumuran darah.

Fara yang tak lagi bisa menopang berat tubuhnya langsung terjatuh. Namun, belum sempat kepalanya berciuman dengan dinginnya lantai ballroom, sepasasang tangan kokoh datang mendukung tubuhnya.

"F-Fara....." Gumam Nathan dengan mata memerah. Tangannya gemetar kala merasakan lengketnya cairan merah yang mengucur deras keluar dari tubuh Fara.

Hati Nathan terasa perih. Semua ini adalah salahnya. Seandainya ia lebih berhati-hati, ini tak akn terjadi. Fara tak perlu berkorban demi nyawanya.

Selang beberapa detik, keluarga Grisham datang dengan wajah panik. Mereka semua tak menyangka pesta yang awalnya berisi kebahagiaan berubah menjadi tragedi yang jelas tak mudah dilupakan.

"Jo......" panggil Samuel dengan tatapan kosong.

Nathan tak menyahut. Pikirannya fokus pada Fara yang terbaring lemah dipangkuannya. Melamun dengan pikiran buruk yang mencoba menghilangkan kewarasannya.

"SIAL! PANGGIL AMBULANCE SEKARANG!!" Teriak Nathan frustasi. Sedetik kemudian air matanya turun seolah menjadi pelampiasan rasa frustasinya dalam diam.

"B-bang...." panggil Fara pelan.

Nathan langsung menatap Fara. Wajahnya pucat saat melihat Fara yang mulai terpejam.

"Dek, jangan tidur oke!" Pinta Nathan dengan nada bergetar.

Fara termenung dalam hati. Inikah takdirnya? Jika saja dulu otaknya sejenius Daddy Namjoon, ia tak akan berkeliaran tanpa arah hanya untuk mencari pengorbanan. Ah, waktunya telah terbuang sia-sia!

Fara memejamkan matanya dengan hati yang dongkol. Nyaman sekali saat matanya tertutup erat.

"Dek! Buka mata Lo!! Lo denger ucapan gue kan?!"

Fara sedikit tersentak saat mendengar bentakan bernada mellow itu. Namun, tak urung ia juga membuka matanya meski terasa berat.

Mata Fara mengerjap pelan. Setelah jelas ia memandang satu per satu keluarganya. Ballroom yang awalnya ramai kini nampak kosong. Semuanya berantakan. Dan ia adalah penyebab utama kejadian ini.

Saat Fara akan membuka matanya, rasa sesak yang entah dari mana menyerang. Nafas Fara semakin tersendat dengan pandangan yang mulai memburam.

Tepat sebelum matanya resmi terpejam, Fara sempat menatap Lenan yang masih berdiri dengan tatapan tak terbaca. Merrka saling pandang dalam beberapa detik sebelum akhirnya Fara menghembuskan nafas terakhirnya tanpa sempat mengucapkan kata-kata perpisahan yang sudah dari jauh hari disiapkan.

Transmigrasi FiguranWhere stories live. Discover now