Part 3 - Aku Memilihmu

139K 6.5K 123
                                    

"Itu udah cangkir ketiga hari ini," tegur Rico.

Andre nyengir. Hari ini ia sudah meneguk tiga cangkir kopi. Tetapi itu tidak dapat membuat matanya lebih terbuka. Hari ini rasa ngantuk yang hebat menyerangnya.

"Semalam sampai jam berapa?"

"Jam empat subuh."

"Pantesan."

"Rosi itu hot banget. Bodynya sexy dan kissingnya jago." Andre terkekeh.

"Hati-hati."

"Nggak apa 'kan. Hitung-hitung menikmati masa sepuluh hari terakhir kebebasan gue. Setelah itu gue harus menjalankan peran menjadi suami yang baik hahaha... Pernikahan sialan."

Andre lalu menceritakan betapa bergairah ia dan Rosi semalam. Rico hanya mendengarkan sambil menghabiskan makan siangnya. Sebenarnya Rico tidak setuju dengan hobi Andre berkunjung ke dunia malam dan berkencan dengan cewek-cewek random. Memang tidak ada ikatan, hanya having fun, dan setahu Rico yang Andre dan cewek-cewek itu lakukan hanya sejauh berciuman.

Tapi tetap saja Rico tidak setuju. Apalagi sekarang Andre sudah menikah. Ya... bagaimanapun pernikahan itu terjadi, tetap Andre sudah menikah dan menurut Rico, Andre harus memikirkan perasaan Kendra.

"Gue baru ingat, ada yang namanya pembatalan pernikahan. Bisa dong ya? 'Kan gue gak bercerai, hanya membatalkan pernikahan. Kendra juga belum gue apa-apain. Lo tau nggak prosesnya gimana?"

Rico menghentikan suapannya dan menatap Andre.

"Lo mau batalin pernikahan?"

"Yup."

"Di saat undangan sedang dalam proses cetak? Di saat kebaya Kendra sedang dijahit? Di saat pesta pernikahan lo tinggal hitungan hari? Di saat orang tua lo sedang berbunga-bunga hatinya? Lo tega ngancurin hati nyokap lo?" cecar Rico tajam.

"Ya... bukan gitu... maksud gue," Andre tergagap.

Jika sudah berhubungan dengan Ibunya, Andre akan berubah menjadi sangat lembut dan sebisa mungkin tidak mengecewakan hati Ibunya.

"Lagipula, yang akan lo tinggalin bukan cewek sembarangan. Ini Kendra. Gue ulangin, Kendra!" tandas Rico.

Andre terdiam.

"Lo sebaiknya pikirin baik-baik," ucap Rico lalu berdiri dan meninggalkan Andre yang masih terdiam di kursinya.

*****

Besok malam pesta pernikahan akan digelar. Semua persiapan berjalan lancar sesuai rencana. Rumah yang akan mereka tempati bahkan sudah ditouch up atas ide Bu Ariobimo dengan menambahkan sentuhan pink di sana-sini.

"Supaya kamu semakin betah di rumah," ujar Bu Ariobimo waktu itu.

Kendra sangat terharu dengan perhatian ibu mertuanya. Bu Ariobimo bahkan tidak membedakannya dengan Mbak Erin yang datang dari Swedia bersama suami dan kedua buah hatinya.

"Duh yang besok resmi jadi Nyonya Andre Ariobimo," goda Vania.

Kendra sengaja meminta Vania menginap untuk menemaninya di malam terakhir ia menyandang status gadis. Sebenarnya Kendra sendiri bingung. Ia kan sudah menikah. Tapi cara mereka menikah yang tidak biasa membuatnya merasa bahwa ia masih gadis dan baru besok ia dan Andre akan resmi menjadi suami istri.

"Ternyata rasanya tetap deg-degan."

"Lucu juga ya. Biasanya orang deg-degan saat akan akad nikah, ini malah saat akan resepsi." Vania tertawa kecil.

"Menurut lo, gue bisa nggak ya jadi istri?"

"Ya bisalah. Kenapa lo jadi mikir kayak gitu?"

"Gue 'kan belum terlalu jago masak, nanti kalau Andre nggak suka masakan gue gimana?"

Marrying Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang