Part 37 - Hello You, I Love You

96.7K 6.4K 561
                                    

Kendra terpaku di tempatnya berdiri. Ditatapnya Rico dengan pandangan tidak percaya.

"Kamu bilang apa barusan? Kamu nggak sedang bercanda 'kan?" tanya Kendra sambil meremas ujung gaun selutut berwarna biru yang dikenakannya.

Matanya berkaca-kaca. Nafasnya terengah-engah. Jantungnya serasa hampir melompat keluar dari dadanya.

"Aku berkata yang sebenarnya. Untuk apa aku berbohong," ucap Rico perlahan.

Kendra membulatkan mata sambil menutup bibirnya. Sejenak kemudian ia menghambur dan memeluk Rico yang sedari tadi berdiri di hadapannya. Dada Kendra membuncah dipenuhi berjuta perasaan bahagia. Rico membalas pelukan Kendra.

"Aku nggak percaya. Aku benar-benar nggak nyangka," ucap Kendra setengah berbisik.

"Kamu bahagia?"

Kendra melepaskan pelukannya dan menatap Rico dengan air mata mengalir di kedua pipinya.

"Of course I'm happy. I'm very happy. I'm going to be a mommy," Kendra berkata dengan sinar bahagia yang tergambar jelas di wajahnya.

Kendra sungguh bahagia dan terharu. Selama ini ia tidak pernah menyadari bahwa di dalam rahimnya ada sesuatu yang sedang tumbuh, sesosok bayi mungil yang kini sudah berusia 6 minggu.

Apa yang lebih membahagiakan bagi seorang perempuan selain mengetahui bahwa sebentar lagi ia akan memiliki buah hati kesayangan? Ternyata inilah penjelasan kenapa akhir-akhir ini ia selalu merasa capek, pusing, dan mual, hingga ia hampir tidak bisa menelan makanan.

Rico berkata, bahwa selama Kendra tidak sadarkan diri, dokter berbicara kepadanya mengenai kondisi kesehatan Kendra, karena dokter mengira Kendra adalah istrinya.

Menurut dokter, kondisi Kendra begitu lemah. Tetapi hal itu tidak perlu dirisaukan, karena memang ada perempuan yang kondisinya menjadi lemah dan sakit-sakitan selama menjalani kehamilan. Kendra hanya harus banyak beristirahat, meminum vitamin dan penguat kandungan, serta memaksa diri untuk makan. Kendra juga tidak boleh banyak pikiran karena hal itu akan mempengaruhi tumbuh kembang dan emosional sang buah hati.

Selebihnya, semua baik-baik saja. Untuk ukuran janin yang berusia 6 minggu, si kecil yang sedang tumbuh dalam rahim Kendra cukup sehat dan kuat, meskipun Ibunya sakit-sakitan dan sulit untuk makan.

Rico tersenyum dengan penuh rasa haru menatap wajah Kendra yang berbinar karena rasa suka cita yang memenuhi hatinya. Tetapi tidak lama kemudian, air mata bahagia Kendra berubah menjadi isakan pelan.

"Kendra, kamu kenapa?"

Tanpa berkata apa-apa, Kendra menjatuhkan tubuhnya ke bahu Rico lalu menangis tersedu-sedu. Rico memeluk tubuh Kendra dan menepuk-nepuk punggungnya. Kendra semakin tergugu.

"It's alright, I'm here," ucap Rico penuh kelembutan.

Sambil terisak, Kendra mulai menceritakan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Andre hingga sekarang ia mengandung si kecil di dalam rahimnya, termasuk perkataan Andre yang sangat merobek hatinya dan melukai harga dirinya, bahwa Andre melakukannya bukan karena cinta, tetapi karena khilaf semata.

Karena perkataan itulah hubungan mereka berubah. Hingga pada akhirnya Kendra berpikir untuk mengakhiri segalanya dan merelakan Andre untuk bahagia bersama satu-satunya perempuan yang dicintainya, Sellina.

Selesai menceritakan itu semua, masih dengan berurai air mata Kendra berkata dengan suara terbata-bata, "Kasihan... anakku. Menerimaku saja... Andre tidak mau, apalagi menerima... anak ini. Tadinya aku ingin berpisah... tapi ternyata... Sekarang... aku... harus... bagaimana?"

Marrying Mr. PerfectWhere stories live. Discover now