Part 40 - Si Kakak Yang Mau

102K 6.2K 333
                                    

Kendra menuangkan bumbu kecap, bumbu kacang, dan potongan cabe rawit dan tomat ke dalam 3 mangkuk terpisah dan meletakkannya di meja makan. Kemudian ia membuka microwave dan mengambil sate yang baru saja ia panaskan.

Siang tadi, setelah muntah di kamar mandi dan bertanya kepada Kakak mau makan apa, tiba-tiba Kendra merasa ingin makan Sate Maranggi, makanan khas Purwakarta. Malam ini, tanpa diduga Andre pulang dengan membawa 50 tusuk Sate Maranggi, 20 tusuk sate kambing dan 30 tusuk sate sapi.

Hati Kendra merasa sangat bersyukur dan gembira, sehingga ia begitu saja lupa pada peristiwa di sofa yang membuat wajahnya memerah beberapa menit yang lalu. Si Kakak juga seolah ikut gembira dan menari-nari di dalam perutnya.

Oke, Kendra berlebihan. Tidak ada bayi berusia 6 minggu yang bisa menari-nari. Intinya, Kendra merasa gembira dan menurutnya Si Kakak juga ikut bersuka cita.

Kendra mengelus perutnya dan teringat sesuatu. Beberapa hari lalu ia ingin makan Soto Madura dan Andre membelikannya. Hari ini ia sedang ingin Sate Maranggi dan tiba-tiba saja Andre pulang dengan membawa 50 tusuk sate untuknya. Ini suatu kebetulan atau apa?

Kendra menatap ke arah perutnya.

"Jangan-jangan ini kamu yang mau ya Kak? Terus kamu bilang sama Ayah, entah gimana caranya."

Apa iya?

Andre muncul di pintu ruang makan yang menyatu dengan dapur. Andre tampak segar dan wangi sehabis mandi. Seulas seyuman menghiasi wajahnya. Tanpa bisa dibantah, Kendra terpesona.

Ia selalu suka melihat Andre yang tampak segar setelah mandi. Kulit Andre yang putih terlihat semakin bersih. Air yang menetes-netes dari rambutnya yang basah semakin menambah ketampanan di wajahnya.

Ayah kamu memang ganteng banget, Kak. Pantesan banyak wanita kecentilan yang tergila-gila, bisik Kendra dalam hati kepada bayinya.

Ibumu ini rasanya bisa mati berdiri kalau liat Ayah dipeluk-peluk wanita lain sesuka hati. Mana Ayah kamu juga kegatelan. Dia girang aja tuh badannya dipegang-pegang sembarangan. Pokoknya nanti Kakak harus bantuin Ibu jagain Ayah. Kalau ada yang genit sama Ayah, Kakak tendang aja kakinya.

Kendra masih terpesona menatap Ayah dari bayi yang sedang dikandungnya.

Apa? Peluk Ayah? Nggak, nggak. Tahan diri, Kak. Jangan membuat Ibumu keliatan seperti perempuan murahan.

"Kok belum dimakan?" tanya Andre.

"Kan nunggu Ayah, eh, kamu."

Aduh salah ngomong. Untung Andre nggak nyadar, batin Kendra.

"Ooo... Ya udah yuk kita makan sekarang," ajak Andre.

Mereka lalu duduk berhadapan dan menyantap sate dan lontong yang terhidang di atas meja. Kendra memilih sate kambing kesukaannya dan makan dengan sangat lahap. Begitu lahapnya hingga 10 tusuk sate habis dalam sekejap. Ia memang kelaparan karena seharian perutnya hampir tidak terisi makanan.

"Kenapa?" tanya Andre melihat Kendra menatap ke arah piring berisi sate yang masih terhidang di tengah meja makan.

"Aku... masih lapar," jawab Kendra malu-malu.

Andre tertawa.

"Ya udah makan aja. Ini 'kan memang gue beli buat lo."

"Aku mau sate kambing lagi."

"Ya udah makan aja semuanya."

"Tapi nanti kamu nggak kebagian yang kambing."

Andre meletakkan piring berisi 10 tusuk sate kambing ke hadapan Kendra.

Marrying Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang