Part 25 - Dia

99.1K 5.7K 145
                                    

Kendra sudah memuntahkan seluruh isi perutnya tapi mual yang dirasakannya belum juga berkurang. Air matanya sampai keluar karena rasa mual yang tak tertahankan. Kendra baru akan berdiri ketika rasa mual itu datang lagi dan memaksanya untuk kembali berjongkok dan berusaha mengeluarkan apapun yang mengganggu pencernaannya.

Setelah beberapa lama akhirnya Kendra kembali berdiri. Kendra membasuh wajahnya dan menatap pantulan di cermin. Berantakan. Hanya itu kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya saat ini. Setelah menyeka wajahnya dengan handuk, Kendra membuka pintu kamar mandi.

"Masih mual?" tanya Andre yang rupanya sejak tadi berdiri di depan pintu kamar mandi.

Kendra mengangguk lemah.

"Badanku lemes, kepala juga sakit."

"Kita ke dokter aja."

"Nggak perlu, aku nggak apa-apa, cukup tiduran juga pasti sembuh."

"Badan udah lemes gitu masih bisa bilang nggak apa-apa?"

"Beneran, nggak apa-apa. Lagian ini masih jam 6 pagi, dokter belum ada yang buka."

"Kita kan bisa ke rumah sakit, di sana ada dokter jaga 24 jam."

"Aku cuma masuk angin kok," Kendra tetap menolak. Badannya memang terasa tidak sehat, tapi ia yakin yang ia butuhkan hanyalah istirahat.

Andre mendecak.

"Untuk sekali ini, nggak usah membantah. Cepat ganti baju."

Kendra hendak menolak tapi Andre menunjukkan wajah yang menegaskan bahwa suaminya itu sedang tak ingin dibantah.

*****

"Gue keluar dulu, kalau butuh apa-apa panggil aja ya," ucap Andre sambil menutupkan selimut ke seluruh tubuh Kendra.

Kendra tersenyum saat Andre mengusap rambut dan kemudian mengecup keningnya. Sesaat mata mereka berdua bertemu.

"Mau bilang apa?" tanya Andre yang sekarang sudah hafal ekspresi Kendra jika ingin menyampaikan sesuatu tetapi malu. Wajahnya akan memerah dan ia akan menggigit bibir bawahnya.

"Tahu aja," Kendra tersipu.

Andre tertawa kecil.

"Jadi, mau bilang apa?"

"Cuma mau bilang makasih kamu sampai nggak masuk kerja gara-gara aku."

"Itu 'kan sudah kewajiban gue untuk jagain lo," ujar Andre sambil menggenggam tangan Kendra.

"Sekarang istirahat dulu. Kalau gue di sini terus, yang ada lo nggak bisa tidur."

Kendra mengangguk.

Kata dokter, Kendra sakit maag. Kendra memang punya penyakit maag yang sebenarnya sudah lama tidak kambuh. Seharusnya Kendra bisa menjaga makan, tetapi ia paling sulit berhenti dari kebiasaannya makan makanan asam dan pedas

Menurut dokter, Kendra hanya perlu istirahat selama 3 hari dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan sakitnya semakin parah. Setelah mengomelinya sepanjang perjalanan pulang, sesampainya di rumah, Andre segera membuang mangga kocok kesukaan Kendra ke tempat sampah.

Kendra hanya bisa menarik nafas ketika potongan mangga yang masih tersisa setengah wadah besar harus direlakannya menjadi penghuni tempat sampah.

"Nanti siang mau makan apa?"

"Apa aja. Nggak nafsu makan juga. Tiap kali makan pasti keluar lagi."

"Tapi tetap harus makan, supaya cepat sembuh. Karena..." Andre menggantung ucapannya.

Marrying Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang