Part 39 - Sleeping Beauty

91.9K 5.8K 140
                                    

"Jadi ada berita apa?" tanya Kendra sambil menggeliatkan badannya.

Setelah tidak jadi makan, Kendra memutuskan untuk tidur siang. Si Kakak rupanya mewarisi sifat suka dan gampang tidur dari Ibunya. Kalau diajak tidur, Kakak langsung anteng. Mual dan pusing yang dirasakan Kendra langsung hilang seketika begitu ia membaringkan tubuh di kasur.

Wah, Ayah nanti harus latihan beban lebih rajin lagi nih, karena Ibu dan anak sama-sama Sleeping Beauty wannabe. Akan ada 2 orang yang harus digendong Ayah ke kamar karena ketiduran di depan televisi setiap malam.

Kendra terbangun menjelang jam 4 sore ketika mendengar panggilan telepon dari Vania.

"Nggak ada, semua baik-baik aja. Cuma emang gue rada kerepotan nggak ada lo."

"Sorry ya, gara-gara gue sakit, lo jadi banyak kerjaan," sesal Kendra.

"Eh nggak apa-apa lagi," kata Vania. "Justru lo emang harus banyak istirahat supaya cepat sehat. Oh ya, apa kabar keponakan gue?"

"Baik doong, Tante."

Kendra lalu menceritakan kegiatannya selama sehari penuh bersama bayinya, termasuk mual dan pusing yang dirasakannya.

"Kalau nyokap lo tahu lo lagi isi, pasti lo dicerewetin dan disuruh pulang. Terus dimasakkin macam-macam. Belum lagi kalau orang tuanya Andre tau. Lo 'kan mantu kesayangan."

"Hihi iya."

Kendra tertawa geli membayangkan kebahagiaan orang tuanya dan kehebohan mertuanya, terutama Bu Ariobimo, jika tahu bahwa mereka akan segera menimang cucu.

Pasti nanti Kakak akan menjadi rebutan para Kakek dan Neneknya. Kendra sudah bisa membayangkan orang tuanya akan dengan semangat mengajak Kakak jalan-jalan keliling kompleks setiap pagi dan mertuanya akan membanggakan cucu mereka saat ada arisan keluarga.

"Udah ada nama buat si baby?" tanya Vania.

"Belum, ada usul?"

"Cewek ya?"

"Iya, gue feelingnya sih gitu."

"Tahu dari mana lo?"

"Feeling gue kan strong, apalagi ini hubungan Ibu dan anak, feeling gue jadi so strong."

"Mmm... gimana kalau Callista? Atau Illona? Callista artinya cantik, kalau Illona artinya cahaya," usul Vania.

"Gue pengin nama Indonesia," Kendra menolak.

"Mmm... apa ya... Sellina?" Vania ngakak.

"Ngaco! Mending anak gue dikasih nama Juminten daripada dikasih nama Sellina." Kendra mengerucutkan bibirnya.

"Ya kali aja untuk mengabadikan kenang-kenangan." Vania masih ngakak.

"Kenang-kenangan nenek moyang lo."

Vania terbahak - bahak.

"Terus apa dong?"

"Ntar deh gue pikirin."

"Coba tanya Ayahnya," usul Vania. "Biasanya lelaki yang baru pertama kali jadi ayah akan excited, termasuk urusan memilih nama untuk si kecil."

"Iya ntar kapan-kapan," sahut Kendra malas.

"Lo aneh banget sih pake main rahasia-rahasiaan segala. Kata orang, waktu hamil itu enaknya dipeluk-peluk suami lho," goda Vania.

"Sok tahu lo. Gue meluk guling aja deh."

Vania tertawa geli.

"Oh ya, lo mau ke dokter kandungan mana dan kapan? Ntar gue anterin."

"Belum tahu nih, ntar gue cari info dulu. Gue juga belum beli susu ibu hamil dan berbagai keperluan ibu hamil lainnya."

Marrying Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang