Part 36 - Sejuta Cinta Untukmu

94.7K 5.8K 391
                                    

Rico menatap wajah Kendra dengan sorot mata redup. Berjuta perasaan berkecamuk di dalam batinnya. Diusapnya lembut wajah Kendra yang masih menutup mata.

Rico menggenggam tangan Kendra dengan penuh rasa haru. Perempuan ini sungguh manis dan baik hatinya. Tetapi kenapa perempuan sebaik dia harus tersia-sia. Kemana suaminya? Apakah suaminya pernah berpikir bahwa saat ini istrinya sedang terbaring tak berdaya dan sangat membutuhkannya?

Ditatapnya wajah Kendra yang tengah tertidur. Wajahnya damai, nafasnya teratur. Tulang rahang dan bahunya yang tampak jelas, menandakan bahwa belakangan ini Kendra telah kehilangan beberapa kilo berat badannya.

Rico mengangkat wajah ketika mendengar gumaman dari bibir Kendra. Dilihatnya Kendra sudah membuka mata. Rico melepaskan genggaman tangannya.

"Kamu udah bangun. Kepala kamu pusing? Atau ada bagian yang terasa sakit?"

Kendra tersenyum.

"Satu-satu dong tanyanya. Harusnya aku yang tanya, ini di mana dan aku kenapa?" tanya Kendra sambil menatap jarum infus yang terpasang di tangannya.

Sebuah kantong yang berukuran jauh lebih kecil daripada kantong infus pada umumnya, dengan cairan berwarna kuning di dalamnya, tergantung di atas tempat tidur dimana Kendra sedang terbaring lemah tanpa tenaga.

"Kamu sedang berada di rumah sakit. Kamu ingat tadi kamu jatuh pingsan waktu kita di restoran?" jawab Rico sambil menatap Kendra lembut.

"Oh ya? Kok aku nggak ingat ya? Terus dokter bilang apa? Apa aku harus opname?"

"Syukurnya nggak. Kamu cuma harus tinggal di sini sampai vitamin dalam infus itu habis. Badan kamu lemah sekali," jelas Rico. "Tampaknya akhir-akhir ini kamu kurang perhatian sama badan sendiri."

Kendra terdiam.

"Dokter bilang kamu harus bed rest selama seminggu. Kamu benar-benar harus mengistirahatkan tidak hanya badan, tapi juga pikiran."

"Seminggu? Selama itu?"

Rico mengangguk.

"Tidak ada tawar menawar. Badan kamu bisa semakin lemah kalau kamu memaksakan diri untuk tetap bekerja."

"Memangnya aku sakit apa?"

Rico tersenyum menatap Kendra.

"Badan kamu udah kurus begini, masih tanya sakit apa?"

Kendra mengerucutkan bibirnya.

"Pertama, pencernaan kamu sedang lemah. Kamu sering mual dan sulit makan 'kan?"

Kendra mengangguk.

"Lalu tekanan darah kamu sangat rendah, tadi ketika dicek hanya 70/55. Makanya kamu sampai jatuh pingsan. Dokter menyarankan untuk bed rest selama seminggu. Nggak hanya badan, tapi yang paling penting, kamu nggak boleh terlalu banyak pikiran."

"Ooo... cuma begitu. Aku kira aku kenapa."

"Ini bukan urusan sepele lho. Kalau dibiarkan, kamu bisa makin lemah. Coba, gimana kalau kamu tiba-tiba pingsan di jalan?"

"Iya sih. Oh ya, Vania mana?"

"Tadi dia terima telepon. Sebentar lagi juga ke sini."

"Oh ya Rico, aku belum bayar makan siang kita tadi."

Rico tertawa.

"Kok malah mikirin itu. Semua udah beres."

"Kamu yang bayar ya? Habis berapa? Nanti aku ganti."

"Udah, tenang aja. Sekarang yang penting kamu sembuh."

"Tapi 'kan aku janji mau traktir."

"Iya, nanti aku kirim tagihan beserta bunganya." Rico tersenyum jenaka.

Marrying Mr. PerfectWhere stories live. Discover now