Part 30 - Sudah

100K 5.8K 346
                                    

Kendra memutar anak kunci. Pintu terbuka. Kendra melangkahkan kakinya memasuki rumah. Baru saja ia memegang gagang pintu kamarnya, suara Andre terdengar.

"Mungkin lain kali gue harus ganti kunci pintu supaya lo nggak pulang malam seenaknya."

Kendra memutar badannya, ditatapnya Andre dengan wajah datar.

"Keberatan aku pulang malam?" ucap Kendra dengan nada menantang.

Belum pernah ia bersikap seperti ini pada Andre sebelumnya. Andre harus tau, bukan hanya dirinya yang bisa keluar masuk rumah ini seenaknya.

"Tentu saja gue keberatan. Perempuan macam apa yang pulang selarut ini?" sahut Andre dengan wajah gusar.

Sekarang memang sudah pukul 11 malam dan selama mereka menikah, Kendra belum pernah pulang selarut ini. Tadi ia lupa waktu. Ia hanya ingin melupakan kesedihannya dengan hang out bersama Vania. Mereka makan bersama, lalu pergi ke karaoke, dan bersenang-senang sambil menyanyi dan tertawa lepas.

Sebenarnya wajar jika Andre marah. Kendra pergi hanya dengan mengabari bahwa ia ada urusan dan pulang malam, tanpa memberitahu pergi ke mana, bersama siapa, dan pulang jam berapa. Pesan dan panggilan telepon Andre juga tak dihiraukannya. Padahal beberapa malam sebelumnya Andre sempat menegurnya yang pulang malam ketika ia bertemu dengan Rico dan menanyakan tentang Sellina.

Malam ini, ia bahkan pulang lebih larut daripada ketika ia bertemu dengan Rico. Wajar jika Andre gusar. Tetapi Kendra sedang merasa tertekan berada di rumah dan ia tak bisa memasang wajah manis kepada Andre sedangkan hatinya sedang merasa tertipu dan dikhianati.

"Lalu, lelaki macam apa yang pulang larut tiap malam dengan oleh-oleh berupa wangi parfum wanita dan bekas lipstik di bajunya?" Kendra balik bertanya dengan wajah sinis.

Hatinya terasa ditusuk-tusuk ribuan pisau mengingat bekas lipstik yang dilihatnya di baju kerja Andre dan juga foto Andre bersama Sellina.

"Maksud lo apa?"

"Sudahlah, kita bicarakan ini lain kali, aku capek," tukas Kendra sambil membuka pintu kamarnya.

"Kendra, jawab gue, maksud lo apa?" Andre mencekal tangan Kendra.

"Andre lepasin, sakit." Kendra meronta.

"Jawab dulu, maksud lo apa?"

"Maksudnya, lo nggak usah sok suci dan sok ngajarin gue untuk jadi istri yang baik kalau lo sendiri hobinya selingkuh!"

Kali ini Kendra merasakan amarahnya membuncah. Ia bahkan menggunakan kata 'lo dan gue' untuk berbicara dengan Andre.

Andre tersentak mendengar ucapan Kendra. Belum pernah Kendra berkata seperti ini kepadanya.

"Lo ngomong apa sih? Jadi lo nuduh gue selingkuh?" nada suara Andre meninggi.

Kendra tertawa sinis dan memandang Andre dengan pandangan malas.

"Gue nggak mau ngomongin ini sekarang. Terserah lo mau ngapain!" Kendra memutar badannya. "Sekarang lepasin tangan gue!"

"Nggak akan! Sebelum lo jelasin apa maksud lo nuduh gue selingkuh."

Kendra menghela nafas berat. Kemudian dibukanya tasnya, diambilnya handphonenya, dan ditunjukkannya gambar yang terpampang di layar tepat di hadapan wajah Andre.

"Lo masih mau ngeles?" tanya Kendra dengan sorot mata sangat terluka.

Wajah Andre memucat. Kendra membuka aplikasi media sosial dan menunjukkan fotonya berdua dengan Sellina yang dulu diunggah Sellina dari akunnya. Andre tidak pernah menyangka kalau Kendra akan mengetahui akun media sosialnya. Selama ini yang ia tahu, Kendra bukanlah followernya dan tidak pernah menanyakan akun media sosialnya.

Marrying Mr. PerfectDär berättelser lever. Upptäck nu