Part 17 - Cintakah Kau Padanya?

100K 5.8K 147
                                    

Andre menepati janjinya untuk mengajak Kendra jalan-jalan. Kendra meminta untuk menonton bioskop dengan alasan yang sama seperti saat mereka makan di restoran fast food dulu, yaitu ia ingin merasakan pacaran di bioskop seperti anak muda. Andre menuruti kemauan Kendra meskipun sepanjang film diputar, Andre hanya sibuk makan Popcorn dan cemilan lain sambil sesekali memandang Kendra yang tampak serius dan kadang terlihat begitu hanyut dengan adegan yang sedang ditampilkan di layar.

Kendra memilih film nasional bergenre drama romantis yang tidak diminati Andre. Ia tidak suka menonton film yang di sepanjang hampir 2 jam hanya menampilkan adegan penuh air mata. Ia tidak mengerti film semacam itu, sama dengan tidak mengertinya dirinya kenapa Kendra beberapa kali harus mengusap matanya.

Tapi demi Kendra, Andre mau menonton film itu, meskipun sepanjang film diputar ia sama sekali tidak bisa memahami maksud dan jalan ceritanya. Tapi bukan berarti Andre merasa bosan. Ia justru sangat menikmati kencan mereka berdua. Selama hampir 2 jam, ia bisa menatap wajah Kendra dari jarak dekat yang tetap tampak cantik meski dalam kegelapan.

Jika Kendra mulai menangis seperti adegan dalam film, maka Andre mengelus kepala Kendra dan mengacak rambutnya dengan perasaan sayang. Sungguh, Andre begitu menikmati saat-saat itu. Andre bahkan dengan senyuman merekah mengelus dan mengecup puncak kepala Kendra setelah film berakhir tapi Kendra masih mengusap air mata.

Film itu memang memiliki akhir yang sedih. Dilihatnya hampir semua perempuan keluar dari studio dengan mata merah.

Kenapa makhluk berjudul perempuan mudah sekali terbawa suasana, pikir Andre.

"Sekarang mau ke mana?" tanya Andre.

"Aku mau makan," jawab Kendra.

"Mau makan di mana?"

"Kita jalan aja dulu, aku belum tahu mau makan apa."

Mereka berdua lalu berjalan menyusuri mall sambil bergandengan tangan. Entah siapa yang memulai, tanpa sadar mereka sudah saling bergandengan tangan seperti ini. Itu bukanlah formalitas, bukan pula akting agar tampak mesra di hadapan umum. Semua terjadi secara alami dan Andre menikmatinya.

Semenjak ia memeluk Kendra untuk pertama kalinya malam itu, ada dorongan dan kebutuhan untuk menyentuh tubuh Kendra lebih sering. Meskipun itu semua masih sebatas berpegangan tangan, berpelukan, dan mencium kening.

Andre merasa nyaman setiap kali tangan Kendra berada dalam genggamannya. Andre merasa damai setiap memeluk tubuh Kendra di pagi hari sebelum berangkat ke kantor dan malam hari menjelang tidur. Ditambah dengan kecupannya di kening Kendra yang membuatnya merasa bahwa selama Kendra ada di sampingnya, semuanya akan baik-baik saja. Setiap kali kulitnya bersentuhan dengan tubuh Kendra, ia merasakan ketenangan menyadari bahwa Kendra adalah miliknya. Kendra adalah miliknya dan tidak ada seorang pun yang bisa merebutnya.

Tanpa sepengetahuan Kendra, Andre selalu membelai lembut wajahnya sebelum Andre menggendong Kendra ke kamar, setiap kali Kendra tertidur di sofa saat menonton televisi. Tidak hanya itu, Andre juga mengecup bibir Kendra dengan sangat lembut dan hati-hati agar Kendra tidak terbangun. Kendra juga tidak pernah tau, betapa susah payahnya Andre berusaha menahan diri untuk tidak mengecup bibirnya lebih dalam atau untuk tidak mengunci pintu kamar dan kemudian memiliki Kendra sepanjang malam seperti yang seharusnya ia lakukan.

Bukan sekarang. Belum sekarang. Andre membutuhkan lebih banyak waktu sebelum ia menjadikan Kendra miliknya secara utuh.

Ini kencan kedua mereka. Kendra bilang, untuk kencan ketiga nanti ia mau mereka berdua pergi ke Dufan. Kata Kendra, ia paling suka naik halilintar, kicir-kicir, dan masuk ke istana boneka. Ya ampun. Membayangkannya saja Andre malas.

Marrying Mr. PerfectWhere stories live. Discover now