Part 10 - Hanya Kamu Yang Selalu Kucintai

124K 6.2K 239
                                    

Andre memasuki sebuah restoran dengan hati tak menentu. Tadi siang dirinya menerima SMS yang membuatnya hingga sore tidak bisa berkonsetrasi bekerja. SMS itu berisi ajakan untuk bertemu di restoran malam ini. Andre membutuhkan waktu 2 jam untuk berpikir hingga akhirnya ia setuju untuk bertemu.

Andre mencari sosok yang mengundangnya. Dilihatnya sosok bergaun merah yang dicarinya sedang duduk di meja yang terletak di sudut ruangan. Jantung Andre berdegup kencang. Degupannya semakin bertambah kencang saat ia semakin dekat dengan meja tempat perempuan itu duduk.

"Sellina," sapa Andre.

Perempuan bernama Sellina itu berdiri dan segera memeluk Andre dengan erat. Andre kaget.

"Akhirnya kamu datang juga. I miss you," bisik perempuan itu tepat di telinga Andre.

"Kamu kapan pulang?" tanya Andre sambil berusaha melepaskan pelukan Sellina.

"Minggu lalu." Sellina tersenyum. Matanya tak henti menatap Andre lekat.

"Duduk yuk," ajak Andre.

Sellina terus memperhatikan Andre sambil tersenyum.

"Ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Andre.

"No. You are so gorgeous, as always." Sellina menatap Andre tepat di kedua manik matanya.

Andre tersenyum kikuk. Tak bisa dipungkiri, debar di dadanya semakin menggila.

"Jadi, apa yang bisa kubantu?"

Sellina tertawa.

"Andre... tidak bisakah kita ngobrol dulu. Cerita-cerita dulu. Hey, I miss you."

Andre mencoba tersenyum.

I miss you too, Sellina, ujar Andre dalam hati.

Apakah masih pantas merindukan Sellina saat dirinya sudah menikah.

Sellina menatap Andre lekat-lekat. Pandangan mereka beradu. Andre merasakan adanya kenangan lama yang tiba-tiba menyeruak ke permukaan ingatannya. Dicobanya untuk menepis rasa yang tiba-tiba muncul, tetapi ia tak mampu. Mereka berdua saling bertatapan tanpa berkata-kata. Pandangan mata Sellina seolah mampu menembus ke dalam hati Andre, begitu juga sebaliknya.

Selalu seperti itu. Saat berdua, mereka tidak membutuhkan banyak kata. Mereka bisa saling mengerti perasaan satu sama lain tanpa saling bicara.

"Apa yang bisa kubantu? Katamu kamu membutuhkan bantuanku?" Andre mencoba mengalihkan pandangan.

Sellina tersenyum.

"Well... Aku baru membeli sebuah bangunan untuk kujadikan restoran. Kamu ingat 'kan cita-citaku sejak dulu, aku ingin punya restoran sendiri. Namaku sendiri. Aku bosan bekerja di restoran milik orang lain."

"Lalu?"

"Lalu... bangunan itu masih kosong, belum ada perabotan, masih harus dicat ulang dan lain-lain. Nah, aku butuh bantuanmu agar restoran itu nanti bisa berkembang sesuai dengan apa yang aku idamkan."

"Membantu dalam hal apa?"

"Promosi. Kamu 'kan jagonya promosi. Tapi nggak hanya itu, aku juga butuh bantuan kamu untuk menemaniku memilih cat dan perabotan sesuai dengan konsep restoran dan juga untuk pemilihan menu, desain menu, desain logo, dan lain-lain. Intinya, aku membutuhkan bantuanmu mulai dari pre opening hingga restoran itu berdiri nantinya," tutur Sellina. "Kamu ingat 'kan, kamu pernah berjanji membantuku mewujudkan impianku ini?"

Iya, aku ingat, ucap Andre dalam hati. Janji yang kuucapkan beberapa tahun lalu saat kamu masih berada di sampingku.

Sesaat pikirannya menerawang ke masa beberapa tahun silam. Masa-masa terindah dalam hidupnya bersama Sellina yang saat itu selalu berada di sampingnya.

Marrying Mr. PerfectWhere stories live. Discover now