Part 13 - Ansel

93.2K 5.3K 132
                                    

Kendra menikmati mangga kocok dengan ekspresi seolah makanan itu adalah makanan paling nikmat sedunia. Mangga itu disiapkan mamanya saat ia mengabari bahwa sepulang kerja ia akan mampir ke rumah orang tuanya dan menunggu Andre menjemputnya di sana.

Makanan itu terbuat dari mangga muda yang diiris tipis-tipis lalu diletakkan dalam wadah dan diberi potongan cabe rawit, garam, dan gula lalu wadah ditutup dan dikocok hingga mangga keluar sarinya. Selanjutnya mangga kocok disimpan dalam lemari es selama beberapa jam agar dingin saat dihidangkan. Rasanya asem bercampur asin, manis, dan tentu saja pedas. Itu adalah cemilan favorit Kendra dan saat ini ia sudah hampir menghabiskan seluruh irisan mangga yang ada dalam wadah.

"Kok dimakan semua?" tegur Bu Wira, ibunda Kendra.

Kendra nyengir.

"Habis enak, sudah lama nggak makan begini."

"Tapi nanti kamu sakit perut." Bu Wira sampai bergidik melihat cara Kendra makan mangga, padahal mangga muda itu rasanya asem sekali.

"Sudah kebal Ma. Nanti Kendra sering pulang kok, siapin yang banyak ya," jawab Kendra sambil mengambil seiris mangga lagi.

"Iya. Mumpung pohon mangga kita sedang berbuah."

Kendra tersenyum kegirangan.

"Mama senang kalau kamu sering pulang. Rumah sepi sejak kamu menikah." Bu Wira tersenyum menatap putri semata wayangnya. Kemudian sambil menggenggam tangan Kendra, Bu Wira bertanya, "Apa kamu bahagia?"

"Bahagia Ma," jawab Kendra.

"Apa Andre baik sama kamu?"

"Baik sekali," Kendra tersenyum. "Mama dan Papa nggak perlu kuatir. Kendra baik-baik saja dan Andre juga suami yang baik. Andre seperti Papa, dia mau membantu Kendra mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mama pasti nggak percaya kalau Andre yang selalu mencuci piring setiap selesai makan."

"Oh ya?"

Kendra mengangguk.

"Andre juga mengepel rumah dan membantu Kendra menjemur baju. Dia bapak rumah tangga yang baik kok." Kendra tertawa mengingat suaminya.

"Wah, nggak nyangka ya, padahal dia anak orang kaya tapi bisa mencuci piring dan lain-lain," Bu Wira memuji menantunya.

"Iya Ma. Malah dia tau caranya menanak nasi hihi... Ajaib sekali memang."

"Syukurlah, Mama jadi lega. Tadinya Papa dan Mama berpikir akan seperti apa rumah tangga kalian karena pernikahan kalian yang serba mendadak itu. Syukurlah kalau semuanya baik-baik saja," tutur Bu Wira.

"Orangtuanya Andre juga baik kok Ma. Pokoknya Kendra beruntung sekali menikah dengan Andre. Papa dan Mama bisa tenang." Kendra tersenyum.

"Syukurlah." Bu Wira balas tersenyum. "Oh ya, kamu mau belajar memasak apa?"

"Semuanya Ma, Kendra mau masak yang enak-enak buat Andre. Kasian dia, masakan Kendra selalu dihabiskan meskipun rasanya keasinan, aneh, atau gosong."

Kendra tertawa geli membayangkan wajah Andre yang kadang menelan masakannya dengan susah payah tanpa sekalipun pernah protes. Padahal acapkali ia sengaja membuat masakan yang aneh rasanya untuk menguji Andre yang waktu itu berkata bahwa ia akan menghabiskan semua masakan Kendra meskipun rasanya nggak enak. Ternyata benar. Suaminya itu dengan tabah tetap menghabiskan hidangan yang disajikannya meskipun tampak sekali Andre tidak suka dengan rasanya atau harus meminum air berkali-kali sampai makanan di piringnya habis tak bersisa.

Sedangkan untuk dirinya sendiri, Kendra sudah menyisihkan masakan yang sama tapi dengan bumbu yang tepat sehingga rasanya baik-baik saja dan hanya Andre yang harus menderita sepanjang makan malam. Mengingat itu semua, Kendra jadi merasa bersalah sekaligus merasa lucu. Baik sekali si kunyuk itu. Kendra baru menyadari.

Marrying Mr. PerfectWhere stories live. Discover now