ʜᴇᴀʟɪɴɢ

9.6K 1.2K 104
                                    

Doyoung buka pintu kamarnya Misa waktu lampu di rumah mereka mati. Sangat hapal dengan si manis yang ketakutan ketika tidak ada penerangan di sekitarnya.

Hal pertama yang Doyoung lihat adalah Misa yang bersembunyi di balik selimutnya. Tidak berniat memanggil Doyoung karena dikiranya sudah terlalu malam dan lelaki itu sudah terlelap.

Kalau Doyoung sih tau Misa belum tidur karena tubuh gadis itu sedikit bergetar karena ketakutan.

Kaki Doyoung melangkah untuk mendekati ranjang Misa, di usapnya surai panjang Misa dari balik selimut yang bikin si manis tambah ketakutan. Bahkan cengkraman pada selimutnya semakin kencang.

"Uhh, h-hantu datengnya besok pagi aja ya, kalo lampunya udah nyala. Misa takut sama kamu, ngga mau liat kamu." Misa ngomong gitu dan dia masih bergetar di dalam selimut.

Doyoung nahan senyumnya, lihat betapa polosnya Misa. Dari ucapannya saja sudah terdengar bodoh.

"Ini Mas."

Tubuh Misa berhenti bergetar, dia buka selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dan menatap Doyoung dengan mata berair, "Mas. ."

"Kenapa nangis?" Doyoung ngusap rambutnya Misa lagi, bikin si manis ngga tahan dan memilih menghamburkan diri ke dalam pelukan lelaki itu.

"Mas nakutin aku tadi,"

"Maaf, saya tadi cepet-cepet kesini buat nemenin kamu tidur." Doyoung lepasin pelukan mereka terus liatin Misa yang masih sesenggukan. Doyoung milih buat nidurin badannya lebih dulu di atas kasur kemudian membawa Misa agar tidur di dekatnya.

"Kata bunda nda boleh tidur bareng Mas."

"Saya ngga bakal ngapa-ngapain." Doyoung ngomong dengan nada datar bikin Misa takut dan milih sembunyiin kepalanya di dada lelaki itu. Sekalian modus, mumpung ada kesempatan.

"Mas Doy, nga bubu?" Misa ngedongak lagi, kali ini dia ngeliat Doyoung dengan tatapan polosnya. Doyoung yang tadinya emang lagi ngeliatin Misa langsung gelagapan dan liat kanan kiri, untungnya sih kamar itu gelap jadi wajah Doyoung tersamarkan.

"Duluan, nanti saya nyusul."

"Mas besok kerja, jangan nakal." Misa langsung bangun dari tidurannya dan duduk di hadapan Doyoung, kedua tangannya ia taruh di pinggang menatap Doyoung kesal. Padahal mah dia tau Doyoung ngga bakal lihat.

"Mas Doy tidur,"

"Kamuㅡ"

"Aku masih libur besok!" Bahkan ketika Doyoung belum nyelesaiin kalimatnya, udah di potong duluan sama si manis.

"Yaudah, saya tidur duluan. Tapi nanti kalo ada hantu jangan nangis ya." Ini Doyoung lagi berusaha nakutin Misa biar gadis itu mau tidur lebih dahulu.

"Ngga, nanti kalo ada hantu aku bilang gini, Mas Doyinya lagi bubu jangan berisik. Gitu." Doyoung otomatis senyum, Misa semenggemaskan ini kenapa dia baru sadar?

"Udah ah, Mas. Ayo bubu." Misa pindah duduk di sampingnya Doyoung terus dia nepukin pahanya, "disini."

Doyoung tampak berpikir, jadi dia harus menerima tawaran gadis itu atau tidak? Hati dan otaknya sepertinya kali ini hendak bekerja sama, keduanya menyuarakan kata iya dan membuat Doyoung tidak menolak Misa.

Tubuh tinggi itu menyerot, dia taruh kepalanya di atas paha Misa, menyamankan kepalanya disana. Tangannya ia buka, "kamu bisa genggam tangan saya kalo kamu mau."

Misa ngangguk, tangan kirinya menggenggam tangan kiri Doyoung sedangkan tangan kanannya merapikan surai Doyoung yang menutupi matanya. Misa kan ngga mau matanya Doyoung kecolok.

"Good night, Mas Doy." Misa bersenandung, mengantar Doyoung ke alam mimpinya. Lelaki itu yang emang dasarnya lelah dengan pekerjaan kantornya mulai mengantuk dan kehilangan kesadarannya. Memasuki mimpi.

Misa yang sadar Doyoung udah terlelap tersenyum, "aku lupa bilang ini, aku cinta Mas Doy."

Bahkan sekarang gadis itu telah lupa dengan ketakutannya dengan gelap. Itu cuma karena Doyoung berada di dekatnya. Apapun, jika Doyoung bersamanya, Misa bisa menjadi gadis pemberani yang pernah ada.



🌻🌻🌻



Doyoung terbangun dari tidur lelapnya dan kamar yang ia tempati telah kosong. Hanya ada dirinya sendiri dengan selimut yang menutupi setengah badannya.

Doyoung mengusap matanya sebelum akhirnya beranjak dari kasur dan pergi turun ke lantai pertama mencari Misa.

Hal pertama yang Doyoung rasakan ketika ia turun dari tangga adalah bau masakan yang menyebar kemana-mana. Senyum Doyoung mengembang, rasanya sudah lama sekali sejak dia makan masakan Misa.

Padahal setiap hari dia memakannya.

Doyoung jalan ke arah dapur dan nemuin Misa lagi masak nasi goreng dengan merica yang super banyak seperti biasa.

"Misa?"

Misa menghentikan akitifitasnya, setelahnya menoleh kearah suara, "Mas Doy, udah bangun? Mau sarapan dulu atau mau mandi? Baju Mas udah aku siapin."

"Saya mau sarapan dulu."

Misa ngangguk, "ini tinggal di taruh di piring, Mas duduk dulu ya." Gadis itu senyum, Doyoung ngangguk dan milih duduk di kursi meja makan.

Ngga butuh waktu lama bagi Doyoung buat nunggu dan Misa udah jalan ke arahnya bawa dua piring nasi goreng. Dia taruh satu di depannya Doyoung dan satu di hadapannya.

"Ayo makan!" Misa tampak bersemangat, dia sudah berdoa dan memulai acara makannya. Doyoung masih perhatiin Misa yang udah makan duluan.

"Mas kenapa ngga makan?" Misa ngomong sambil ngunyah nasi goreng yang dia makan. Doyoung ngambil nasi goreng yang ada di ujung bibirnya Misa, "Kalo makan itu dikunyah dulu sampe habis, baㅡ"

"Baru ngomong, iya Misa tau Mas." Misa ngembungin pipinya, kesal pada Doyoung. Dia kan cuma ngomong sekali aja.

Doyoung terkikik, dia mulai makan nasi goreng yang Misa sajikan tadi, kembali bicara setelah menelan nasi goreng itu, "saya mau kasi tau kamu sesuatu."

"Apa mas?"

"Jadi di kantor saya ada pegawai baru, namanya Sejeong. Itu mantan pacar saya waktu SMA." Doyoung nahan nafasnya, takut dengan reaksi si manis nanti.

"Oh, yaudah gapapa Mas. Kan mas cintanya sama aku." Misa kembali tersenyum, matanya bahkan menghilang saking lebarnya senyum si manis.

"Mas," panggil Misa sambil mainin nasi gorengnya.

Doyoung berdeham, dia menumpuk kedua tangannya di atas meja, memperhatikan Misa yang hendak berbicara, "makasih ya, udah mau jujur sama aku."

Doyoung terenyuh, tidak menyangka dengan reaksi si manis akan sangat semenyejukan ini. Hatinya benar-benar hangat, Doyoung suka ini.

Lelaki itu ngambil satu suapan dari piringnya, mengarahkan pada bibir gadis itu, "mas mau suapin aku?" Misa liatin sendok itu.

Doyoung ngangguk, "anggep aja sebagai rasa terima kasih saya karena kamu mau cintain saya sampai kayak gini."

Misa menerima suapan itu, "mas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Misa menerima suapan itu, "mas. . kamu bikin aku jatuh cinta terus heran."

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now