ᴅʀɪғᴛ ᴀᴡᴀʏ

4K 721 188
                                    

Kenapa kalau Mark-Misa komennya sampe ratusan trs kalo Doy-Misa komennya cuma 30an?😔👉👈

Kedua insan itu tidak perlu menunggu lama untuk menanti kedatangan orang tua Misa. Selang beberapa menit setelah roti si manis habis, orang tua Misa muncul.

Misa tampak bersemangat, dia bahkan telah berdiri dari duduknya dan melambaikan tangan pada kedua orang tuanya.

Orang tua Misa tersenyum, lihat betapa menggemaskannya anak tunggalnya itu. Siapa yang menyangka kalau tahun depan dia sudah 17 tahun yang artinya dia telah memasuki kedewasaannya?

"Ayah bunda, kangen!" Habis ngucapin itu, ketiganya berpelukan. Saling melepas rindu karena tidak bertemu selama beberapa minggu terakhir.

"Ayah sama bunda juga kangen kamu, gimana disini? Baik - baik aja kan?" Bundanya Misa liatin Doyoung sama Misa bergantian. Misa menoleh ke arah Doyoung, lelaki itu juga balik menoleh ke arah Misa sebelum akhirnya memilih mengangguk.

"Iya, semuanya baik - baik aja."

"Study tournya gimana, seru?" Tanya ayah, ketiganya udah mulai jalan ke parkiran bandara dengan Doyoung yang menarik koper orang tua gadisnya.

"Seru, tapi aku kangen Mas Doyi disana!" Misa meluk lengennya Doyoung yang terbalut kemeja hitam. Lelaki itu terkekeh, setelahnya mengiyakan kalimat Misa.

"Ngga kangen ayah bunda?" Tanya Bunda menggoda anak perempuannya itu. Misa mengangguk cepat, "kangen, tapi lebih kangen Mas Doy!"

"Yaampun," orang tua Misa cuma bisa geleng - geleng kepala. Mereka tahu betul kalau Misa sangat menyukai lelaki tampan yang tujuh tahun lebih tua darinya itu.

"Biar ayah yang nyetir, kamu sama Misa aja tuh. Pengen sama kamu dia," Misa liatin ayahnya sambil tersenyum malu, apa segitu keliatannya dia ngga pengen pisah sama Doyoung?

Doyoung ngeliatin Misa, terus ngeliatin ayahnya lagi, "apa ayah tidak lelah?" Lelaki itu ingin memastikan keadaan ayah gadisnya baik - baik saja sebelum membiarkan lelaki paruh baya itu menyetir.

"Ngga, juga daritadi di pesawat ayah udah tidur." Ayahnya Misa nerima kunci dari Doyoung. Terus akhirnya di jok depan ada ayah sama bunda Misa dan di jok belakang ada Misa dan Doyoung.

Keadaan mobil hening, cuma ada beberapa kali percakapan dan selebihnya kembali hening.

Misa lebih banyak nyenderin kepalanya di bahu lebarnya Doyoung di banding harus bercerita banyak masalah study tournya.

Biarkan dia melupakan kejadian hari itu.

Mulai sekarang dan untuk selamanya, dirinya hanya milik Doyoung. Misa sudah menjadikan dirinya sendiri hak milik lelaki tampan itu.

Mereka sampai di rumah setelah pergi ke restoran dekat bandara karena ayah dan bunda Misa kelaparan.

Doyoung seperti lelaki pada umumnya, milih buat nurunin koper orang tua Misa dan dia bawa masuk. Bikin orang tua Misa gemes, pengen nikahin anak kandung sama anak angkat mereka itu.

Kalo Misa udah masuk ke kamarnya Doyoung, dia mau ganti baju pakai piyama kebesaran milik Masnya. Ini hal biasa kalau Misa menggunakan piyama walaupun dia belum mau tidur.

Di ruang keluarga udah ada Doyoung, ayah, bunda lagi duduk sambil mengobrol masalah bisnis dan liburan kedua orang tua itu.

Sampai di satu titik, Doyoung mengutarakan keinginannya, "ayah, bunda," panggilnya lebih dulu. Wajahnya tampak serius bikin ayah dan bunda mau ngga mau ikut serius juga.

"Kenapa Doyoung?"

"Jadi gini, saya mau minta ijin."

"Ijin untuk?"

"Liburan Misa masih panjang, saya ngga mau dia bosen di rumah karena saya yakin teman - temannya akan pergi hang out bersama pasangan mereka masing - masing. ." Doyoung menggantung kalimatnya, bikin orang tua Misa makin penasaran.

"Saya boleh. . Ajak Misa liburan? Berdua saja."

"Yaampun ayah kira apa, udah serius gini," ayah nepuk kepalanya, merasa tertipu setelah merasa serius dengan pembicaraan mereka.

Doyoung cuma terkekeh pelan, "jadi bagaimana?"

"Bunda sih setuju, ngga tau ayah,"

"Ayah setuju." Doyoung reflek melebarkan senyumnya. Dia mendapat ijin dari kedua orang tua si manis, artinya ucapan Doyoung sore tadi tidak ia ingkari.

"Tapi satu syarat, kamu jangan sampai nyentuh dia. Kamu paham?" Alis ayah terangkat sebelah, seolah mengintimidasi Doyoung.

Lelaki itu mengangguk mantap, "kalau saya sentuh Misapun, saya udah bersumpah sama tuhan saya, saya bakal nikahin putri kecil kalian."

Dan ya, setuju adalah hasil akhir dari percakapan mereka bertiga di ruang keluarga malam itu.



🌻🌻🌻



Misa lagi asik nyemil keripik kentang sambil menonton televisi di hadapannya itu. Posisi si manis setengah tidur di atas sofa, sangat sangat menikmati posisinya saat ini.

Doyoung yang habis ganti baju pakai baju kaos putih dan celana piyama keluar dari kamar, setelahnya ia bisa melihat betapa menggemaskannya Misa dari tempatnya.

Rambut di cepol, baju kebesaran, mulut penuh makanan, pipi gembil yang bergerak bersamaan dengan kunyahannya. Oh, sepertinya Doyoung lebih banyak memuja Misa akhir - akhir ini.

Lelaki itu mendekati si manis dan hal itu reflek bikin Misa berhenti makan dan memperhatikan Doyoung. Bahkan setelah itu, dia membiarkan tubuh kecilnya di angkat dan di bawa menuju kamarnya.

Tentu saja Doyoung tidak akan lupa menutup toples keripik yang si manis makan tadi dan mematikan televisi terlebih dahulu.

Doyoung bawa Misa ke dalam kamar mandi, dia dudukin di wastafel dan Doyoung mulai ngambil sikat gigi dan memberikan pasta gigi di atasnya.

"A?"

"A!"

Lelaki tampan itu ngga nyembunyiin senyumnya, dia mulai gosokin Misa giginya dengan perlahan. Tidak ingin menyakiti si manis.

Setelahnya membiarkan gadisnya berkumur dan mengeringkan permukaan wajahnya menggunakan handuk yang udah tersedia di kamar mandi gadis itu.

"Mas Doy, kenapa ih? Aku kan tadi masih makan keripik," Misa memajukan bibirnya, merasa kesal pada tingkah laku Doyoung yang seenaknya seperti ini.

Doyoung memberi satu kecupan di bibir itu, setelahnya menumpu badannya dengan kedua tangan yang ia taruh di sisi tubuh Misa. Sedikit mendongak karena posisi gadisnya kali ini lebih tinggi.

Doyoung dan Misa saling bertatapan. Lama sekali. Benar - benar pasangan yang saling memuja. Ah, mereka tidak bisa di bilang pasangan. Misa bukan kekasih resmi Doyoung.

"Mas?"

"Saya mau kasi tau kamu sesuatu."

"Apa?" Tangan Misa mengusap pipi Doyoung, masih saling bertatapan seolah tidak ada bosan - bosannya. Padahal mereka hampir tiap hari bersama.

"Soal ucapan saya tadi sore, kita berangkat besok."

"Hah? Yang mana?"

"Liburan, berdua."

"Mas Doy serius? Ngga bercanda?" Mata Misa berbinar, merasa sangat senang setelah mendengar kabar dari lelaki itu. Doyoung mengangguk, mengiyakan pertanyaan Misa.

Misa menarik leher lelakinya, memeluk kepalanya dengan sangat erat. Sesekali melayangkan kecupan di sisi kepala lelaki itu,

"Mas Doyi, Misa cinta cinta cinta!"

"Saya juga cinta sama kamu, Misa."

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now