sɪᴍᴘʟᴇ

4.1K 668 137
                                    

"STUDY TOUR?" suara Doyoung menggema di rumah besar itu. Misa mengerjapkan kedua matanya, apa yang salah dari study tour?

"Mi, jangan ikut ya? Nanti yang jagain saya siapa?" Doyoung merengek, dia memeluk tubuh kecil Misa yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Yah Mas, pas SMP aku kan udah ngga ikut soalnya Mas larang, masa sekarang ngga boleh lagi?" Pipi gembil itu ia kembungkan, dahinya ia kerutkan tanda merajuk.

Oh ayolah, dia kan ingin menghabiskan waktu dengan teman - temannya. Apalagi tahun depan mereka sudah kelas tiga dan akan melaksanakan ujian nasional.

"Tapi kan kamu masih kecil, saya ngga bisa lepas kamu." Doyoung usap pipi gembil Misa bikin Misa menghela nafasnya.

Gadis itu maju, sedikit lebih dekat dengan Doyoung. Kedua tangannya menangkup pipi Doyoung, "aku udah besar, Mas. Aku bisa jaga diri, kok!"

"Kamu selalu jadi anak kecil di mata saya," suara Doyoung melirih. Bayangan Misa ketika masih kecil dan sekarang seakan berputar di kepalanya.

"Mas," Misa peluk kepalanya Doyoung, mengusap rambutnya perlahan, "disana ada Kara juga kok, ada Jaemin, ada Mark, ada guru - guru juga. Apa yang Mas khawatirin sih? Aku ngga akan kenapa - kenapa."

Doyoung melepas pelukan keduanya, kini menatap wajah si manis, "tapi ㅡ"

"Kalo Mas emang takut aku kenapa - kenapa, mending Mas ikut aja!" Usul Misa bikin lelaki itu sedikit terkejut. Tentu dia tidak bisa, siapa yang akan menjalankan perusahaan ketika ia pergi?

"Mi, saya gaㅡ"

"Yaudah kalo gabisa berarti Mas harus lepasin aku buat pergi study tour."

"Mas pilih sekarang, kerja jalanin kantor atau temenin aku study tour?" Misa mengangkat sebelah alisnya, memberi dua pilihan untuk Doyoung yang kini berdiri kaku.

"S - saya pengen ikut kamu, tapi kantor butuh saya dan papa kamu masih di luar koㅡ"

"Artinya pilihan Mas kerja kan? Ayolah Mas, sekali ini aja. Ini pertama dan terakhirnya di SMA kok, janji!" Misa ambil tangannya Doyoung, menatap lelaki itu penuh harap.

Doyoung menghela nafasnya. Oke, dia menyerah. Misa menjadi sedikit keras kepala akhir - akhir ini, mungkin karena proses menuju dewasa.

Lelaki itu mengangguk, pasrah dengan keputusan si manis. Kali ini tangannya menangkup pipi gembil Misa, di bawanya mendongak, menatap ke mata satu sama lain.

"Janji sama saya kalo kamu bakal jaga diri dan baik - baik aja disana."

"Aku janji, Mas Doyi!"

Dan setelah ngucapin kalimat itu, Misa mendapat ijin secara langsung dari Doyoung. Di dalam hatinya sangatlah senang, itu artinya dia bisa menghabiskan waktu dengan teman - teman sekolahnya selama seminggu penuh kan?

Misa benar - benar tidak sabar!

🌻🌻🌻


Ini adalah satu malam sebelum Misa pergi menuju tempat study tournya. Sekarang si manis lagi di kamarnya sendiri dengan Doyoung yang lagi ngubek isi lemarinya.

Iya, Doyoung yang bakal siapin baju - bajunya Misa. Jadi gadis itu cuma duduk di belakang lelaki itu sambil memperhatikannya dari atas kasur.

"Mas Doy pantiesnya aku siapin sendiri, jangan liat!" Misa hampir aja lupa ngasi tau hal penting itu ke Doyoung.

Untung dia inget pas Doyoung hampir buka lemari khusus dalamannya.

"Oㅡoh, maaf ya, saya ngga tau hehe." Doyoung nyengir, setelahnya memilih dengan cepat menjauhi lemari itu dan menuju lemari lainnya, kembali memilihkan baju.

Doyoung pilihin baju yang di rasanya cocok untuk si manis, tidak terlalu terbuka dan tidak terlalu tertutup, tapi masih terlihat manis jika Misa yang memakainya.

Waktu udah selesai, lelaki itu ngambil koper terus dia masukin deh itu satu - satu barangnya ke dalem koper. Di tumpuk rapi banget sampe Misa kagum.

Waktu Misa masukin dalamannya, Doyoung ngga boleh liat, kan dia laki -laki. Jadi Doyoung cuma nutup matanya dan ngebiarin Misa bekerja sedikit.

Udah selesai bagian baju, Misa masuk ke bagian menyiapkan alat make upnya, skincare, dan alat - alat mandinya.

Selesai masukin semuanya, koper itu Doyoung kunci dan ninggalin satu baju yang bakal si manis gunakan besok.

Doyoung sama Misa bertatapan. Sebenernya Doyoung masih ngga rela lepasin Misa study tour. Tapi dia harus coba, latihan.

Lelaki itu membuka kedua tangannya dan setelahnya merasakan tubuh kecil Misa masuk ke pelukannya. Kepalanya menggesek di dada bidangnya Doyoung, "Mas Doyi, jaga diri, makannya yang teratur. Aku ngga ada disini buat masakin Mas sarapan."

Doyoung ngangguk patuh, tidak membantah kalimat Misa. Dia bahkan mempererat pelukan keduanya.

Tangannya Misa ngusap punggung bidangnya Doyoung, "kalo kesepian, ajak temen - temen Mas nginep ya, nggapapa kok."

"Iya Misa, saya bakal lakuin semua yang kamu perintahin ke saya."

Misa senyum, dia ngangguk terus nyamanin kepalanya di dadanya Doyoung. Lelaki itu juga balik meluk si manis eret. Bener - bener kayak ngga pengen Misa pergi padahal dia tau Misa bisa jaga diri.

"Malam ini saya boleh tidur sama kamu? Soalnya untuk tujuh hari kedepan kan kamu ngga sama saya."

Misa senyum, dia tau Doyoung pasti bakal rinduin dia banget. Akhirnya Misa ngangguk, mengiyakan keinginan Doyoung.

Gadis manis itu bisa rasain tubuh kecilnya di angkat, ala bridal style. Dia di bawa pergi ke kamar Doyoung untuk menghabiskan malam disana.

Tenang, Doyoung lelaki yang dapat menahan diri. Jadi dia tidak akan menyentuh Misa lebih dari pelukan dan ciuman kok.

Waktu keduanya udah diatas kasur, Doyoung langsung masukin Misa kepelukannya. Sama sekali tidak berniat melepaskan si manis.

"Mas, sini aku kasi tujuh ciuman. Kan aku ngga cium kamu seminggu." Misa mainin pipinya Doyoung. Sekarang dia udah di atasnya Doyoung dan lelaki itu ada di bawah si manis.

"Tujuh aja? Kamu ninggalin saya tujuh pagi, tujuh siang dan enam malam, hitung berapa ciuman yang harusnya saya dapetin."

"Ung? Tujuh tambah tujung empat belas tambah enam dua puluh! Banyak banget," Misa tampak terkejut dengan hitung - hitungannya sendiri.

Dua puluh ciuman dalam semalam? Apa dia bisa?

"Gimana?" Tanya Doyoung, Misa menatap si tampan. Setelahnya memberi kecupan ringan di dahinya Doyoung, "satu!"

Dan selanjutnya, Doyoung mendapat dua puluh ciuman yang ia inginkan. Tidak ada yang terlewatkan dari wajahnya. Seluruh fitur wajahnya telah di sentuh oleh bibir si manis dan dia suka itu.

"Mi,"

"Ng?"

"Jangan jatuh ke Mark ya?"

". . ."

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now