ᴊᴀᴍ ᴊᴀᴍ

4.5K 651 77
                                    

Mark ngusap pipi gembilnya Misa, posisi keduanya kini berhadapan. Mereka berdua masih di tempat yang sama, iya, pojokan ruang ganti.

Misa ngalungin tangannya di lehernya Mark, sesekali tersenyum merasa nyaman dengan sentuhan lembut lelaki itu di pipi gembilnya.

"Mi," panggil Mark bikin si manis berdeham, dia sejak tadi ngga berhenti ngedongak, iyalah, Mark itu kan jauh lebih tinggi darinya.

"Lagi ya?" Ajak Mark, lelaki itu menunduk, mendekatkan wajahnya pada gadisnya. Misa yang juga ngedongak otomatis dong wajah mereka deket banget.

Kali ini gadis gembil itu yang nyosor, Mark ngerasain bibirnya di lumat oleh Misa. Bener - bener deh, mereka berdua setiap melakukan hal ini selalu lupa dengan status mereka yang cuma sahabatan.

Tangannya Misa yang tadi dia kalungin di lehernya Mark dia naikin, dia pakai buat narikin rambutnya Mark pelan.

Mark emang suka banget kalo Misa udah mulai narik - narik rambutnya. Misa terlihat. . sangat amat menggoda, mungkin?

Pinggangnya Misa udah di tahan sama Mark, bikin Misa mau ngga mau berjinjit buat nyamain tinggi badan mereka gara - gara Mark udah balik posisi semula lagi. Berdiri biasa, ngga ngebungkuk.

Yah walaupun berjinjit juga ngga bisa nyamain tinggi mereka banget.

Merasa udah kehabisan oksigen, lagi - lagi remasan di bahu Mark menjadi tanda kalau lelaki itu harus melepas si manis.

Mark menghentikan kegiatannya itu dan kini menatap wajah cantik gadisnya. Wajahnya memerah, bibirnya bengkak, dan tolong jangan lupain tulang selangka Misa yang udah isi bercak merah darinya.

"Mi, aku bener - bener jatuh ke kamu," abis ngomong gitu, Misa nerima kecupan hangat di keningnya. Mark gambarin betapa dia mencintai Misa dari kecupan itu.

Mungkin Mark memang kelebihan hormon dan yah, mesum. Tapi kalo urusan mencintai Misa itu berbeda.

Senyum Misa mengembang, dia perbaiki sedikit kerah kemeja Mark dan dasi lelaki itu, "ayo balik ke kelas."

Misa baru aja mau jalan duluan, tapi lagi - lagi di tahan Mark. Udah ketiga kalinya hari ini.

Misa balik badannya, menatap Mark dengan tatapan bertanya. Apa Mark tidak ingin masuk ke kelas? Tapi bukannya nanti ada pengumuman ya?

"Kemeja kamu, merah - merahnya keliatan." Bisik Mark, lelaki itu kini gantian memperbaiki kerah Misa, menutupi bercak merah yang ia buat tadi.

"Kamu sih, pake bikin merah - merah!" Misa pura - pura merajuk bikin Mark berusaha nahan dirinya buat ngga ngelakuin itu lagi.

Udah cukup, dia takut Misa marah.

Mark genggam tangan gadisnya sayang, di beri kecupan disana, menatap mata gadisnya dengan tatapan penuh cinta, "kalo ngga ngambek dapet permen lho."

"Mau!"

"Yuk!" Mark langsung narik tangannya Misa buat pergi ke kantin. Menepati janjinya jika si manis berhenti merajuk dia akan mendapat permennya.

Mark ngasi kebebasan buat Misa milihin permen mana yang ingin dia ambil. Misa cuma ngambil permen susu-us dengan rasa yang berbeda-beda.

Terus dia tunjukin ke Mark, "ini aja ya?"

"Iya, sayang. Pak ini berapa?" Tanya Mark ke bapak kantinnya, Mark nunjuk perman yang di pegang Misa. Misa sekarang nunjukin permen itu ke bapak kantinnya.

Pokoknya gemesin deh.

Mark bener - bener nahan gemes daritadi.

"4 ribu aja dek."

Mark ngeluarin dompetnya dari kantong celananya, ngeluarin satu lembar lima puluh ribuan, "nih pak, kembaliannya bapak aja."

"Serius dek?"

"Iya." Mark ngangguk, emang kebiasaan Mark ini mah, kalo punya duit banyak dan dia cuma belanja sedikit, kembaliannya pasti di kasihin dagangnya.

Misa udah jalan di sampingnya Mark sambil perhatiin permen susu-us itu dengan penuh keceriaan. Merasa sangat senang karena dia akan makan permen sekarang.

Gadis itu membuka satu permen dan memasukannya ke dalam mulut. Menikmati sensasi manis dari permen itu. Tapi bibir Mark tentu tidak kalah manisnya!

Mark ngerangkul Misa, dia ngga ngebiarin Misa terlalu jauh darinya dan sekarang keduanya lagi jalan menuju kelas mereka.

Di kelas udah rame anak - anak. Ada yang ngegosip di pojokan, ada yang pacaran, ada yang nyanyi pake gitar, ada yang tidur. Banyak banget, mungkin saking gabutnya.

Mark sama Misa duduk di tempat mereka masing - masing. Tapi kalo Mark sih hadep Misa ya, dia pengen perhatiin si manis yang sibuk dengan permennya.

Misa noleh ke Mark, mengeluarkan permen itu dari mulutnya kemudian ia sodorkan pada Mark, "Markli mau?"

Di belakangnya Mark, Mina udah nahan emosi. Iyalah dia sebenernya pengen meledak dan maki - maki Misa, tapi inget ada Mark di hadapannya dan ada temen - temennya Misa.

Bisa habis dia kalo berani perlakuin Misa dengan buruk di kelas.

Mark nerima permen itu dan langsung masukin ke mulutnya. Menikmati permen yang udah di emut sejak tadi oleh Misa itu.

Emang ya, kalo bucin itu beda. Hal sekecil itu aja bisa bikin dia seneng banget.

Mark mainin permennya setelahnya mengeluarkannya lagi dan memberikannya pada Misa. Si manis ngga keberatan dan memilih melahap kembali permen itu.

Kara balik dari kelasnya Jaemin setelah beberapa saat ngapel, dia liatin interaksi manis Mark dan Misa serta Mina yang lagi nahan emosi di belakangnya.

Gadis itu menahan tawa, melihat Mina yang menahan emosi seperti melihat orang yang menahan buang air. Berkeringat.

"Kara udah balik?" Misa nyapa Kara dan ngebiarin gadis itu duduk di tempatnya. Misa senyum terus nyodorin satu permen baru ke Kara, "Mark beliin ini buat aku, kamu aku kasi satu."

Kara senyum, dia terima permen itu, "makasih, Mi!" Membukanya kemudian mulai melahapnya.

Misa bertepuk tangan, dia suka membagi makanan dengan orang - orang yang ia sayangi.

Permen di mulut mereka masing - masing telah habis bersamaan dengan guru memasuki kelas mereka.

Semua murid berhamburan buat duduk kembali ke kursi masing - masing. Tidak ingin membuat masalah yang bikin mereka bisa di hukum.

"Selamat siang, anak - anak!" Sapanya yang di balas hal serupa oleh para murid disana.

Seluruh murid memperhatikan dengan seksama, tidak ingin ketinggalan informasi apapun dari guru yang mereka sebut wali kelas itu.

"Jadi disini saya bakal beritau kalau sekolah ini bakal ngadain study tour buat kelas 11."

Habis ngucapin itu, kelas ramai banget. Iyalah, siapa sih yang ngga mau ikut study tour, ngabisin waktu bareng temen?

"Nah, buat detailnya itu bakal kayak gini. . ." Wali kelas mereka mulai ngejelasin secara perlahan dan murid - murid di sana tidak bisa menahan betapa bersemangatnya mereka.

Jadi inti dari semuanya hanya satu.

Iya,

Liburan!

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now