ғʀᴏɴᴛɪɴɢ

4.5K 789 30
                                    

Kelas yang tadinya ramai tiba-tiba berubah menjadi sepi ketika seorang guru datang dan memasuki kelas mereka.

Anak-anak di kelas itu udah balik ke tempat duduk masing-masing dan mulai memperhatikan guru yang tengah tersenyum di depan kelas itu.

"Selamat pagi!" Sapanya yang dibalas hal yang sama dengan seluruh murid di kelas itu. "Jadi untuk semester ini, saya yang akan menjadi wali kelas kalian."

Anak-anak itu pada ngangguk, tanpa memberi sahutan, "dan ya, karna ini tahun ajaran baru tentu saja kalian akan memiliki teman baru kan? Kamu ayo masuk."

Misa dan Kara tersentak, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat. Itu Mina, jadi yang dia katakan beberapa minggu yang lalu benar. .

Mina membungkuk, setelahnya memberikan senyum terbaiknya, "namaku Mina Putri Utami, pindahan dari sekolah di Singapura." Sapanya singkat.

Beberapa anak lelaki bersorak, menatap betapa cantiknya Mina. Yang lain ada yang ngomongin, minta nomer telpon, banyak lah.

Tapi Mina cuma senyum nanggapinnya.

"Yaampun kalian ini, ingat sudah kelas dua SMA, sebentar lagi kalian kelas tiga dan akan mengikuti ujian nasional, belajar dengan benar!"

Kelas kembali sepi setelah wali kelas mereka mengatakan itu. "Nah, Mina, sekarang kamu duduk di. . Dimana kosong?" Tanyanya.

Yang lain pada nunjuk bangku di belakangnya Mark yang sialnya kosong. Mina bersorak dalam hati, itu artinya dia bisa banyak menghabiskan waktu dengan Mark.

Gadis itu jalan buat duduk di belakangnya Mark tanpa menghilangkan senyumannya sejak tadi. Bersamaan pula dengan keluarnya guru itu dari dalam kelas.

Tentu saja, ini hari pertama. Tidak ada guru yang akan mengajar hari ini kan?

"Mark, ngga nyangka kita sekelas." Mina noel noel bahunya Mark, lelaki itu menarik tubuhnya sedikit menjauh, tidak ingin di sentuh.

"Yaudah si kalo sekelas kenapa," Kara sinis dari tempat duduknya, dia dari awal emang udah gasuka sama gadis ini. Jadi wajarin aja kalo Kara ngegas terus sama dia.

"Aku kan ngomong sama Mark." Belanya, wajahnya sedikit menapakan kekesalannya. Tetapi ia ubah menjadi manis lagi ketika bertatapan dengan Mark.

Mark bangun dari duduknya terus berdiri di sisi meja si manis, menatap Misa yang kini tengah menatapnya balik, "mau makan nasi gorengnya?"

Misa ngangguk, terus Mark langsung ngambil tangannya Misa dan dia ajak menjauh dari kelas tanpa peduliin panggilan Mina dan suara ngegas milik Kara.

"Mark kita mau kemana?" Tanya Misa waktu kakinya masih aja ngelangkah ngikutin lelaki tampan itu dari belakang. Sejak tadi Mark tidak melepaskan genggaman tangan mereka.

"Aku waktu itu nemu tempat ini," Mark ngajak Misa ke belakang sekolah mereka. Lelaki itu membawa Misa ke sebuah pohon yang cukup besar.

Misa mendongak, matanya berbinar, rumah pohon!

"Naik yuk?" Ajak Mark, lelaki itu membiarkan Misa naik terlebih dahulu supaya dia bisa menjaga si manis dari bawah.

"Mark jangan ngintip!" Iyalah Misa ngomong gitu, dia kan pake rok. Mark ngangguk, tangannya dia biarkan terbuka supaya jika si manis tiba-tiba terjatuh dia akan tetap aman.

Sedangkan kepala lelaki itu ia tolehkan ke samping, tidak berniat melihat sesuatu yang bukan miliknya itu.

Misa udah sampai di atas rumah pohon itu, diikutin sama Mark dan keduanya kini tengah duduk di rumah pohon itu.

"Mark baguuus!" Misa liatin sekeliling, ngga besar banget, cenderung kecil malah. Tapi entah kenapa disini terlihat sangat indah.

"Suka?"

Misa ngangguk, dia peluk tubuh lelaki itu dengan cepat dan sesekali mengusap belakang rambutnya, "aku suka."

Mark meluk balik si manis, yaampun, jantung Mark akan meledak rasanya jika Misa tidak segera melepas pelukan mereka.

Misa tersenyum tanpa merasa 'bersalah', setelahnya membuka kotak bekal yang di berikan oleh Mark tadi, dia taruh di atas pahanya.

Aroma nasi gorengnya mulai menyebar diantara keduanya. Senyum Misa mengembang, dari baunya saja sudah seenak ini, bagaimana rasanya?

Misa ambil sendok yang udah ada di dalam kotak bekal itu. Terus dia ambil sesuap nasi dan memasukannya ke dalam mulut.

Mata Misa berbinar entah untuk keberapa kalinya, ini enak sekali, bahkan rasanya tidak kalah dengan rasa nasi goreng di restoran bintang lima.

"Mark, enak banget!"

Mark nyenderin tubuhnya di dinding rumah pohon itu, dia tersenyum menatap reaksi si manis yang duduk di hadapannya, "syukur deh kamu suka."

Misa arahin sendok itu ke depan mulutnya Mark, ingin lelaki itu memakannya juga. Mark senyum terus menggeleng, "ngga Mi, aku udah makan tadi di rumah. Kamu aja ya?"

"Padahal aku pengen bagi sama kamu. ." Bibir si manis ia cebikkan. Mark terkekeh, setelahnya menarik kembali tangan gadis itu dan memasukan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Udah kan?"

Misa ngangguk, sedetik kemudian dia terkekeh, "padahal biasanya aku ngga suka bagi sendok sama orang lain lho, selain Mas Doyi sama Kara."

"Terus?" Tangannya Mark ngusap rambut si manis yang sedikit berantakan, "hari ini aku bagi sendok ku ke kamu juga."

"Tapi waktu liburan kan kita juga udah bagi sendok?"

"Nggapapa, aku maunya bilang sekarang." Misa tersenyum, bahkan matanya menghilang bersamaan dengan senyumannya itu.

Cup.

Satu kecupan mendarat di pipinya Misa, gadis itu sedikit terkejut dan memilih bergeming menatap lelaki tampan di hadapannya itu, "makasih, makasih karena mau bagi hal yang kamu anggap penting ke aku."

Misa reflek tersenyum, terus dia ngangguk dan pipi gembilnya bergerak lagi, menggemaskan sekali, kalian tau?

"Mark ayo makan lagi!" Ajak Misa kembali memakan nasi goreng itu. Setelahnya dia mulai menyuapi lelaki itu, dan yah begitu terus sampai nasi goreng itu habis.

"Balik ke kelas yuk?" Ajak Misa waktu dia udah selesai makan nasi gorengnya dan beberapa jam berbincang dengan lelaki itu yang di balas dengan anggukan, "aku turun duluan ya?" Misa mengangguk, mengiyakan permintaan Mark.

Lelaki itu lebih dulu turun untuk menjaga si manis dari bawah. Mark udah sampe bawah, dia buka kedua tangannya, sedangkan kepalanya menoleh kearah lain, "turun Mi!"

Misa turun dengan hati-hati, beruntung baginya karena dia selamat sampai di bawah jadi dia tidak perlu berteriak ketakutan pada Mark.

Keduanya terkikik, entah apa yang lucu.

Mark gesekin hidung mancungnya ke hidung peseknya Misa, lelaki itu tersenyum, tatapannya menggambarkan betapa dia mencintai si manis.

Telapak tangannya ia buka, berharap si manis akan menggenggamnya. Dan iya, tangan keduanya bertautan untuk kesekian kalinya hari ini.

Misa ikut tersenyum, "ayo Mark kita balik ke kelas! Kayaknya semuanya udah pulang."

Mark ngangguk, dan sekarang giliran dirinyalah yang pasrah di tarik menuju kelas oleh gadis yang sangat ia cintai itu.

PART BESOK ADA MAS DOYII👉💓👈

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang