ᴡʜᴀᴛ's ɢᴏᴏᴅ

4.9K 801 115
                                    

Sekarang anak-anak itu resmi memasuki kelas dua SMA. Mark lagi ngancingin kancing kemeja sekolahnya dan menyisakan satu kancing paling atas terbuka. Ini Misa yang ngajarin, dulu mah dia ngga gini. Biasanya dia make kancingnya sampe atas.

Abis selesai ngancingin kemejanya, Mark lanjut rapiin rambutnya, Mark ini bukan tipe lelaki yang ribet dalam pemilihan gaya rambut. Karena bagaimanapun gayanya, dia akan tetap terlihat tampan.

Selesai rapiin rambut Mark ambil tasnya terus jalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan bersama orang tua dan kakaknya.

Mama papanya juga Taeyong udah nungguin disana. Sampe di dapur Mark langsung cium pipi mamanya dan duduk di sisi kanan papanya.

"Papa gak di cium?" Tanya papanya Mark sambil nunjuk pipinya pake telunjuk. Mark tertawa, sebelum akhirnya menggeleng, "Mark kan udah besar pah, masa cium papah."

"Mamah aja di cium masa papah engga?" Mark memutar bola matanya sebelum akhirnya melayangkan satu kecupan di pipi papahnya

Selalu seperti ini setiap pagi hari di kediaman keluarga Lianantha, pertengkaran ayah dan anak untuk mendapatkan sebuah ciuman di pipi.

"Udah-udah, papah jangan goda Mark terus," mamahnya Mark balik dari dapur bawa semangkuk besar nasi goreng yang aromanya benar-benar nikmat.

Mamahnya Mark bagiin nasi goreng itu, pertama dari papahya Mark kedua untuk Taeyong sendiri, ketiga untuk Mark, setelahnya baru untuk dirinya.

Mark mengambil sesuap nasi itu setelah berdoa, matanya selalu melebar ketika merasakan makanan yang menurutnya sangat enak, tidak ada kalimat, hanya jempolnya yang ia naikkan pertanda nikmat.

Mamahnya Mark terkekeh, "kalo enak nanti tambah ya Mark."

"Mark kasi temen Mark boleh?"

"Temen apa temen tuh ihiy" tiba-tiba Taeyong ngomong gitu bikin Mama dan Papanya Mark ngeliatin dia dengan tatapan bertanya.

Mark garuk tengkuknya, "temen. ."

"Pasti yang itu ya. ." Mamanya Mark ikut godain anak lelakinya itu. Yah sebagai orang tua, dia dan anak-anaknya cukup dekat. Itu kenapa dia bisa mengetahui siapa yang di maksud anak bungsunya itu.

"Mamah!"

"Apa nih, papah gak dikasi tau" papah masang muka sedih karena dia ngga tau apa-apa tentang apa yang orang-orang di meja makan ini katakan.

"Itu lho pah, Mark kan suka sama temen sekelasnya," ini Taeyong yang jawab bikin Mark daratin satu tinjuan di lengan lelaki itu.

Taeyong terkekeh, Mark pasti malu sekali.

"Siapa? Ayo kenalin ke papah." Pinta lelaki paruh baya itu bikin Mark dengan cepat menggeleng, "engga pah, Kak Taeyong bohong."

"Halah, perlu Taeyong kasi lihat papah isi instagramnya Mark?" Yang di ancam melotot, sial, dia di goda habis-habisan pagi ini.

"Kasi tau ajalah Mark, masa mau main rahasia-rahasiaan sama papahmu?" Mamanya Mark terkekeh waktu liat telinga anaknya memerah.

"Iya, papah dengerin. Ngga di marahin kok, serius."

". . .temen smp Mark." Mark gigit bibirnya, dia harus beritahu papahnya atau tidak?

"Misa?" Tebak papahnya bikin Mark tersentak. Pasalnya, teman SMP yang sekelas dengannya itu cukup banyak. Tidak hanya Misa.

"Bener kan?" Tanya papah bikin Mark ngangguk sambil nahan senyum. Malu cuy, mana gampang banget ketebak.

"Yah udah papah duga sih, tatapan kamu ke Misa kan beda banget sama tatapan kamu ke temen-temen kamu yang lain." Papah mengangkat bahunya tidak heran.

"Hehe, nggapapa kan pah?" Tanya Mark sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Papah menggeleng, "nggapapa, kamu kan udah besar sekarang. Papah bebasin kamu buat pacaran,"

"Apalagi sama Misa, Mark. Mamah setuju tau," mamanya Mark ketawa kecil, iya, soalnya Misa juga lumayan sering main kesini. Lebih tepatnya sih kerja kelompok.

'Iya, kalo Misanya mau. .' Batin Mark, senyumnya masih mengembang. Tidak membiarkan orang tuanya tau kalau cintanya disini bertepuk sebelah tangan.




🌻🌻🌻




Mark baru aja mau masuk ke gedung sekolahnya setelah memarkirkan motornya di parkiran, tetapi tangannya lebih dahulu di tahan dan membuat lelaki itu menoleh karena terkejut.

"Mina?"

"Mark, aku nyariin kamu daritadi."

"Maksudnya?"

"Aku dateng pagi buat nyari kamu, minta dianterin ke ruang guru. Yuk?" Ajaknya dengan tatapan memohon. Mark menggeleng, "sendiri aja, ada denahnya."

"Yah Mark, please. Aku kan ngga hapal sekolah ini. ." Mina ambil tangannya Mark terus dia genggam erat-erat.

Mark narik tangannya terus buang nafasnya malas, "yaudah iya, ayo." Dan keduanya memasuki gedung sekolah itu.

"Oh iya Mark, minta nomer kamu dong. Biar kita bisa chatan kayak dulu," Mina nyerahin hapenya ke Mark tapi hapenya malah di dorong balik ke arahnya, "privasi, lo tau?"

"Tapi kan kita temen kecil."

"Temen kecil, bukan temen sekarang. Tuh udah sampe ruang guru. Gue masuk kelas." Mark ninggalin Mina yang masih berdiri di depan ruang guru.

Kakinya melangkah dengan cepat menuju kelas dimana si manis sudah pasti berada.

Dan bener aja, waktu Mark buka pintu kelas udah ada Misa lagi ngemil susu kotak sama kue panda kesukaannya dia.

Mark naruh tasnya di meja sebrangnga Misa terus jalan buat duduk di samping gadis itu, Misa senyum, melambaikan tangannya pada Mark, "pagi, Mark!"

"Pagi babe. Pagi-pagi udah ngemil aja ya, pantes gembil pipinya." Mark narik pipinya Misa yang dibalas pukulan oleh si manis.

"Terserah aku, aku suka makan."

"Kalo aku suka kamu." Misa noleh ke Mark lagi, seketika senyum di bibirnya mengembang. Dia sendiri ngga tau kenapa.

"Iya, aku kan sukaable!" Misa nyenderin kepalanya di bahunya Mark sambil lanjut makanin kue pandanya.

Anak-anak lain yang baru aja masuk kelas jadi senyam senyum gara-gara liat Misa nempel banget sama Mark. Apalagi liat reaksi Mark yang cuma perhatiin Misa, bucinnya itu lho.

"Waduh, dunia cuma milik berdua nih. Yang lain ngontrak!" Lucas ngomong keras banget bikin Yuqi narik telinganya kesel, "diem kek, lagi hiya hiya juga mereka lo ganggu."

"Ya maap, lagian gue kan juga pengen."

"Nanya?"

"Ngga sih, tapi cobain kuy"

"Mati aja lo anak setan," habis ngomong gitu, Yuqi ninggalin Lucas yang ketawa ketiwi di tempatnya. Emang Lucas Yuqi ini sering berantem di kelas.

Kalo Misa sama Mark sih masih anteng di posisi mereka. Seolah ngga ada orang yang bisa jadi gangguan bagi mereka.

"Mark kamu mau?" Tawar Misa sambil ngasi kue pandanya ke Mark. Mark buka mulutnya terus ngebiarin kue panda itu masuk ke mulutnya.

"Enak kan!?"

Lelaki itu mengangguk, sesekali mengusap rambut si manis. Setelahnya Mark baru sadar kalau dia membawakan bekal nasi goreng hari ini untuk Misa.

Mark bangun dari duduknya kemudian pergi ke sebrangnya Misa yang emang itu adalah tempat duduknya dia. Mark ambil bekal nasi goreng yang udah dia siapin tadi terus di kasi ke Misa. Misa noleh ke Mark dengan tatapan bertanya,

"Buat kamu, enak."

Mata Misa berbinar, terus dia ngangguk dengan cepat dan nerima nasi goreng itu, "makasih, Mark. Aku sayang banget sama kamu!"

". . .tapi aku cinta sama kamu"

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang