ᴄʜᴀɴɢᴇ ᴜᴘ

3.9K 605 122
                                    

Jadi hari ini adalah hari ke enam study tour. Hari dimana mereka di bebasin buat belanja oleh - oleh ataupun bersantai ria di dalam kamar hotel.

Hari ini pula jadi hari dimana mereka harus packing baju - baju mereka untuk bersiap pulang ke rumah nanti sore menggunakan bus.

Pagi ini, Misa, Mark, Jaemin dan Kara berniat untuk pergi shopping membeli oleh - oleh untuk keluarga mereka di rumah.

Pukul sepuluh dan mereka udah ada di mall dekat hotel mereka. Misa sama Kara udah excited buat milih - milih baju sedangkan para lelaki ngeliatin dari belakang, bersiap buat bayarin.

Padahal mah mereka udah bawa uang masing - masing.

Misa pilihin baju buat ayah, bunda, sama Mas Doy. Kalo Mas Doy Misa beliin kemeja, soalnya kan. .Mas Doy sangat sangat sangat tampan dengan baju kemeja!

Kalo Kara beliin baju buat bapak dan mamaknya. Adek - adeknya juga di beliin sih, tapi ga sebanyak dia beliin bapak sama mamaknya.

Habis selesai milih baju, mereka berdua pergi ke kasir, bersiap membayar baju - baju itu.

Mark baru aja mau ngeluarin kartu debitnya tapi ditahan duluan sama Misa, si manis menggeleng, menolak Mark yang hendak membayarkannya.

"Aku yang ini bayar sendiri aja, kamu udah keseringan belanjain aku." Misa senyum, terus dia ngeluarin uang tunai yang belum kesentuh sama sekali dari hari pertama study tour. Mark beliin semua yang dia mau disini.

"Tapi babeㅡ"

"No!" Misa naruh telunjuknya di bibir Mark, tidak ingin lelaki itu melanjutkan kalimatnya. Si manis segera membayar baju - baju itu dengan uangnya sendiri. Eh, sebenernya itu uang di kasi Mas Doy sih, katanya buat bekel.

Terus selesai bayar, Misa nungguin Kara selesai bayar dan keduanya kembali berkeliling mall. Gaada capeknya.

Yang cowok - cowok juga pasrah ngikutin dari belakang.

Abis berkeliling ngga jelas di mall itu, akhirnya keempatnya memutuskan untuk kembali ke hotel buat menyiapkan kepulangan mereka.

Keempatnya udah balik ke kamar masing - masing dan mulai packing baju mereka ke dalam koper.

Misa tersenyum, tidak sabar bertemu Mas Doy dirumah nanti. Tidak sabar melihat Doyoung menggunakan kemeja yang udah ia belikan tadi.

Mas Doynya pasti terlihat luar biasa tampannya!

Selesai siap - siap, Misa istirahatin tubuhnya di atas kasur. Memilih bertukar pesan beberapa kali dengan Doyoung sambil sesekali mengirimkan foto - foto menggemaskan dirinya.

Ya Doyoung juga ngirim - ngirim fotonya dia lah. Yang ganteng semua pastinya, bikin Misa menahan teriakannya di balik bantal.

Ah, kenapa dia jadi tidak sabar bertemu Doyoung seperti ini sih?

Mas Doy : ayo videocall
Mas Doy : kerjaan saya hampir selesai, bisa habisin waktu sama kamu besok
Mas Doy : di jemput di sekolah kan?

Misa : ayo ayo!

Terus ada panggilan video masuk dari Doyoung. Misa memasang wajah menggemaskannya bikin Doyoung ngga bisa nahan senyumannya. Misa terlihat luar biasa manis.

"Mas Doyi, rindu!"

'Saya juga kangen nih, untung besok kamu udah balik. Saya bisa dapet cium lagi.'

"Ih Mas Doy rindu aku karena mau cium aku aja?!?!?!?" Misa masang ekspresi kesel, pura - pura ngambek sama Doyoung.

Doyoung menggeleng cepat, terlihat panik melihat ekspresi Misa yang berubah dari menggemaskan menjadi mengerikan, 'ngga sayang, ngga gitu.'

"Terserah, humph!" Misa mengembungkan pipi gembilnya, sepertinya dia terbawa suasana salam acara merajuknya sendiri.

'Saya beliin es krim deh, ya?'

"Nggamau, udah sering makan disini."

'Ha? Kamu makan sembarangan ya?'

"Ngga, dibeliin Markli. ."

'Mark beliin kamu?'

"Iya, Mas!" Misa kembali bersemangat, dia mengingat bagaimana Mark membelikannya eskrim kemarin, dan dua hari yang lalu, dan tiga hari yang lalu.

'Apa aja yang udah dia kasi ke kamu?'

"Makanan. ."

'Ciuman?'

". . ."

'Dia sering cium kamu kan disana?'

Misa masih bergeming, ngga niat bales omongannya Doyoung yang seratus persen benar. Mark sering menciumnya.

'. . . Saya ngga tau saya harus ngomong ini apa engga, tapi Misa, kamu ngecewain saya.'

"Mas. ."

'Kamu seneng - seneng sama Mark disana, saya matiin telponnya.' Habis ngomong itu, panggilan video itu terputus.

Misa megerjapkan kedua matanya, tatapan Doyoung menggambarkan betapa kecewanya dia, kan. . ?




🌻🌻🌻




Perjalanan menuju rumah dari tempat terakhir mereka terasa sangat lama. Sejak tadi Misa hanya menatap keluar jendela, memikirkan Doyoung. Tidak bisa menghapus ingatan dimana ia melihat ekspresi kecewa lelaki itu.

Misa jahat, dia mengecewakan lelaki yang dia cintai sejak dulu.

Benar, dia sudah berlebihan dengan Mark. Tidak lagi, Misa tidak boleh lagi. Dia harus menentukan pilihannya, dia harus menentukan pada siapa hatinya akan jatuh.

Daritadi Kara liatin Misa terus, khawatir dengan sahabatnya itu. Misa kenapa? Gadis itu tampak diam sejak tadi, tidak sekali pun melontarkan kata - kata semenjak pulang dari mall.

Tapi dia tau kalo dia tanya sekarang, semuanya bakal kacau. Jadi biarin Kara liatin Misa dari kejauhan bersama Jaemin di sampingnya.

Mark juga daritadi perhatiin Misa, tangan keduanya bertautan, tapi Mark merasa Misa tidak ada disana. Mark ngga ngerasain cinta Misa yang biasa dia dapetin ketika menggenggam tangan gadis itu.

Mark mengusap tangan si manis menggunakan jempolnya, membuat gadis itu menoleh, "kenapa?" Tanya Mark, bingung dengan keadaan gadisnya.

"Ngga. ."

"Kasi tau aku."

"Mark. ." Cicit Misa, gadis itu menunduk, takut mengatakan segalanya pada Mark. Dia harus memilih, dan Doyounglah yang ia pilih.

Empat tahun berjuang, bukankah sia - sia jika dia malah pergi meninggalkan Doyoung dan lebih memilih Mark? Ditambah sekarang, Doyoung juga mencintainya.

"Hm?"

"Kayaknya kita harus berhenti."

"Maksudmu?"

"No more kiss, we're just friend. Teman tidak berciuman, teman tidak saling menyentuh, dan aku pikir kita harus berhenti sebelum semuanya jauh."

"No, kenapa tiba - tiba? Teman berciuman, dan kita melakukannya."

"Teman berciuman itu menurut orang tuamu. Orang tua mu berasal dari luar negeri, itu tidak cocok dengan norma disini. Maaf Mark, aku berada di dalam keputusanku. Kita harus berhenti." Misa menggigit bibirnya, takut dengan reaksi Mark.

"Aku hargain keputusan kamu. Kita berhenti. Tapi kamu tau cintaku ke kamu ngga akan mudah terhapus." Mark nangkup pipi gembilnya Misa, dia usap. Jujur Mark kecewa. Dia dan Misa udah sejauh itu, apa mereka tidak bisa lebih dari sahabat saja?

"Sorry. ."

"You don't have to be sorry, i'm sorry."

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang