ʙʀɪɴɢ ɪᴛ

4K 573 111
                                    

Misa membuka kedua matanya yang terasa kelelahan setelah merasa pinggangnya di usap dengan halus. Si manis mengerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan diri dengan sinar lampu di kamar hotel itu.

"Hey, udah bangun babe?" Tanya Mark, lelaki itu mengubah posisinya duduk otomatis si manis menyerot dan jatuh tepat di pahanya. Misa masih menyamankan diri di dada lelaki itu, belum hendak beranjak.

Mark yang ngerasa pengelihatannya kurang jelas milih buat ngambil kacamatanya kemudian ia pakai, ia tatap si manis yang masih berada di dalam pelukannya dan hal itu membuat lelaki tampan itu gemas.

"Ayo bangun, udah pagi. Gak mau ketinggalan bus kan, ntar?" Misa merengek, dia belum ingin bangun. Tangan kecilnya memilih untuk melingkar di pinggang lelaki itu, membujuknya agar dia bisa bangun beberapa menit lagi.

"No, ayo bangun. Habis itu bangunin Yena sama Yujin tuh." Mark nujuk Yena Yujin yang masih terlelap dalam tidur di ranjang sebelah mereka.

"No!" Masih belum mau, tentu saja. Nyaman, tubuh Markli benar - benar senyaman kasur di rumahnya. Dia ngga ada niatan buat bangun dari tempatnya sekarang.

"Bangun, atau kita ke toilet sekarang dan aku habisin bibir kamu?"

"Aku bangun!" Bibir Misa juga kan butuh istirahat, ngga boleh di cium setiap hari. Si manis dengan terpaksa beranjak dari tempatnya menatap Mark yang sekarang juga udah berdiri di hadapannya.

Bibir si manis mencebik, tanda merajuk pada Mark yang baru saja membuat moodnya buruk di pagi hari. Dia kan kelelahan, kenapa harus bangun sepagi ini?

"Mi,"

"Ndamau sama Markli." Habis ngomong gitu, Misa munggungin Mark, ngga ada niatan liatin lelaki yang tengah mengusap pundaknya itu.

Mark menghela nafasnya, bayinya tengah merajuk. Mark tau banget kalo Misa merajuk sampai kayak gini, ngembaliinnya susah banget.

"Babe, nanti aku beliin eskrim ya? Please jangan ngambek." Mark udah meluk pinggangnya Misa dari belakang, mengecupi tengkuk si manis.

"Ndak, Markli keluar aja. Aku mau mandi." Misa balik badannya terus dia dorong Mark buat jalan ke pintu kamar hotelnya, si manis membukanya, Mark baru aja mau ngomong lagi tapi pintu kamar hotel itu udah lebih dulu di tutup.

Misa benar - benar marah sepertinya.

Mark menghela nafasnya, setelah ini, dia akan berusaha membuat si manis kembali manja padanya. Mark ngga akan ngulangin kesalahan yang sama.

Dan kaki panjang itu melangkah buat balik ke kamarnya, memilih membersihkan diri sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan agar si manis tidak merajuk padanya lagi.




🌻🌻🌻




Udah seharian ini, Misa nyuekin Mark. Bahkan ketika Mark berada di sampingnya pun, Misa bersikap acuh. Apa membangunkan si manis ketika ia sedang benar - benar mengantuk itu yang membuat moodnya buruk?

Mark daritadi berusaha buat genggam tangannya Misa, bahkan berkali - kalipun Misa melepasnya, berkali - kali juga pun Mark ngambil tangan Misa lagi, dan dia genggam di tangannya.

Mark bertanggung jawab atas Misa saat study tour ini, dia gak akan lepasin tanggung jawab itu hanya karena Misa merajuk padanya.

Sekarang, setelah seharian berada di jalanan, sekolah Misa kembali ke hotel untuk beristirahat. Misa udah jalan ke kamarnya, tapi lagi - lagi tangannya di tahan oleh Mark.

Si manis menoleh, tatapannya masih sedatar pagi tadi.

Mark menatap Misa sendu, dia merindukan gadisnya. "Kamu marah karena apa? Tolong kasi tau aku." Suara Mark memelan, tidak ingin emosinya meluap dan membuat si manis semakin marah padanya.

Misa menggeleng, masih tidak ingin menjawab pertanyaan Mark yang udah dia lontarkan berkali - kali sejak pagi tadi.

Mark narik Misa lebih dekat dengan tubuhnya, dia bawa Misa masuk ke dalam pelukannya. Memeluk pinggang Misa erat, mengecup perlahan kening si manis, "ayo kasi tau aku."

Misa akhirnya mencebikkan bibirnya setelah seharian berekspresi datar, "ngga tau, aku ngerasa buruk aja seharian ini. Jadi kena kamunya, maaf." Bisik Misa. Akhirnya dia malah meluk tubuh Mark balik, terisak perlahan karena merasa jahat pada Mark.

"Hey, apa yang kamu pikirin sampai ngerasa buruk gitu? Cerita semuanya ke aku." Misa masih aja nyembunyiin mukanya di dadanya Mark, ngga ada niatan buat bales pertanyaan lelaki itu.

Mark reflek gendong Misa ala baby koala, dia bawa si manis keluar dari hotel untuk mencari makan sekaligus angin malam. Berharap gadisnya cepat kembali ceria seperti biasanya.

Di perjalanan Misa cuma nyembunyiin wajahnya di lehernya Mark, ngga ada niatan buat buka pembicaraan sedikitpun dengan lelaki itu.

Kalo Mark sih dia ngusapin punggung Misa, sesekali dia memperbaiki gendongan si manis agar dia tidak jatuh.

Mereka udah sampai di mini market, Mark turunin Misa terus gandeng tangannya, dia bawa masuk ke dalam dan membiarkan si manis memilih makanan yang ia inginkan.

"Ayo sayang, pilih aja." Mark ngusap rambutnya Misa, gadis itu mendongak, menatap Mark kemudian memeluk lengannya erat, "mau ecim."

Mark reflek bawa Misa ke kulkas besar yang berisi eskrim. Mark ngebiarin Misa milih eskrim mana yang ingin si manis makan malam itu.

"Mau ini cookies and cream, Markli mau apa?" Tanya Misa, dia udah ambil eskrim yang ia pilih dan sekarang kembali mendongak menatap Mark.

"Mau yang sisa di bibir kamu aja."

Misa bersemu, setelahnya segera menutup pintu geser kulkas itu dan berlari menuju kasir. Mark yang di belakangnya tersenyum, Misa manis sekali.

Habis di bayar sama Mark, keduanya jalan - jalan lagi. Sekarang mereka ke lapangan basket tempat Mark main bareng Hendery sama Lucas kemarin.

Misa liatin Mark yang lagi dribble bola sambil duduk di sampingnya. Si manis udah sibuk makanin eskrim yang dibeliin Mark tadi.

"Markli, coba main. Aku mau liat!" Habis ngomong gitu, Mark langsung berdiri. Dia liatin kemampuan main basketnya yang ga main - main secara dia adalah ketua tim basket di sekolahnya.

Misa menepuk kedua tangannya, selain keren, Mark juga terlihat tampan dan sexy disaat yang bersamaan.

Tolong jangan lupain kalo Mark cuma pake celana jeans hitam sama kemeja putih. Misa lemes banget ngeliatnya, terlalu sempurna.

Mark balik lagi setelah berhasil masukin bola ke ring sebanyak 7 kali. Tubuhnya sedikit berkeringat. Dia bawa rambutnya kebelakang dan ngebiarin rambut lelaki itu sedikit berantakan.

Mark lari ke arah Misa terus duduk di samping si manis, "udah puas liatnya?" Misa balik natep Mark terus ngangguk, "udah, makasih ya Mark!"

Mark majuin wajahnya, dia kecup bibir Misa yang berisi sedikit sisa eskrim yang ia makan, setelahnya tersenyum menatap si manis kembali, "apapun buat kamu, Misa."

Misa arahin eskrimnya ke bibirnya Mark, "ayo ini di makan juga!" Ajak Misa, Mark menggeleng, dia dorong eskrim itu biar balik lagi ke deketnya Misa, "gak mau yang itu."

"Lho teruus?"

Mark nangkup pipinya Misa, jempolnya mengusap ujung bibir si manis, "yang ini, i want ur lips."

Misa awalnya mengerjapkan kedua matanya, sampai akhirnya bibir keduanya bertemu dan mata si manis mulai tertutup. Menikmati ciuman itu.

Jadi di malam kelima study tour mereka, keduanya milih buat ngabisin waktu bersama di lapangan basket itu.

Berbagi cinta.

Sisa day 6 sama day 7, sabar ya! Habis itu nanti Mas Doyi balik lagi👉😜👈

Dear Dream [✔]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن