ᴍᴀɴsᴀᴇ

4.1K 590 186
                                    

40% DoyMi : 60% MarkMisa

                         💟💞💝💗 : 💣🔪🔫🛢☡🔞

Hari keempat, malam, mereka udah sampai di kota selanjutnya. Murid - murid sekolah itu udah tiba di hotel dan sekarang mereka dapet waktu bebas.

Teman sekamar Misa tidak mendapat perubahan apapun, dan Misa tidak keberatan dengan hal itu. Toh, Yena dan Yujin selalu menjaga dirinya.

Kalo sekarang, si manis lagi ngabisin waktunya buat berguling - guling di atas kasurnya. Tidak berniat pergi keluar bersama Yujin dan Yena untuk shopping di mall dekat hotel.

Misa yang ngerasa bosen banget akhirnya milih buat ngehubungin Doyoung dan memulai panggilan video. Oh, tentu saja dia merindukan lelaki tampan itu.

Panggilan video itu terhubung dan nampilin Doyoung yang lagi senyum ke arah kamera. Kelihatan sekali kalau dia senang si manis menelponnya.

"Mas Doy!" Sapa Misa penuh keceriaan, dia berhenti berguling dan mengubah posisi tubuhnya yang awalnya tiduran menjadi duduk.

Si manis menatap wajah lelaki itu, merasa rindu karena hampir empat hari tidak bertemu. Misa sedikit mendekatkan ponselnya pada wajahnya, "Mas Doy ayo deketin ponselnya."

Doyoung ikutan dan dia liat Misa memberi kecupan di kamera ponselnya, "muAH! Itu cium buat Mas Doyi, Mas ngga kangen aku?"

'Kangen. .' Akhirnya Doyoung ngomong juga setelah diam cukup lama. Misa reflek mengembangkan senyumannya. Merasa sangat gembira mendengarnya.

"Aku juga kangen Mas! Gimana disana? Sarapan kan? Makannya lancar?"

Doyoung ngangguk, tapi tatapannya berubah sedih, 'lancar, tapi saya ngga selahap kalo kamu yang masak, Misa.'

"Ey, emang siapa yang masakin Mas setiap hari?" Tanya Misa penasaran, dia mengerjapkan matanya cukup bikin Doyoung mengulum bibirnya sendiri menahan gemas.

'Kun.'

"Oh, temennya Mas? Syukur deh, aku kan ngga khawatir banget jadinya kalo tau Mas tinggal sama temen - temen Mas." Misa senyum, pipi gembilnya bergerak seirama dengan bagaimana ia menarik bibirnya.

'Saya mau kamu selalu khawatir sama saya.'

Misa semakin melebarkan senyumannya, "iya, Mas sayang. Aku selalu khawatir sama kamu kok." Doyoung ngangguk, setelahnya menyadari kalau jam telah sangat larut untuk si manis.

'Kamu tidur, jangan ngalong.'

"Iya, sekarang bubu kok!" Misa menunjukan dirinya yang telah terbalut baju piyama. Siap tidur malam ini. Tentu saja dia lelah setelah berpindah kota tadi.

'Selamat tidur, Misa.' Suara Doyoung halus banget, dia pengen Misa merasa mengantuk setelah mendengar suaranya tadi.

"Selamat tidur juga, Mas Doyi!"

Doyoung baru aja mau matiin sambungan itu tapi lebih dulu di tahan oleh si manis, "Mas MAS MAs!"

'Kenapa sayang?'

"Aku cinta Mas!"

Doyoung reflek tersenyum, 'saya juga cinta kamu, Misa. Cinta sekali.'

Setelah ngucapin itu, sambungan video itu terputus. Misa harus segera tidur, ini sudah malam dan dia tidak boleh menjadi anak nakal.

Misa udah naruh ponselnya di nakas, bersiap untuk tidur sebelum mendengar pintunya di bel dari luar. Siapa? Kalau Yena dan Yujin, bukankah mereka harusnya langsung masuk saja?

Gadis itu turun dari kasurnya, melihat dari lubang intip di pintu hotel itu. Hal pertama yang ia lihat adalah Mark yang kini tengah tersenyum di depan.

Misa reflek tersenyum, membukakan pintu itu kemudian tersenyum lebih lebar di hadapan lelaki tampan itu. Mark juga ikut melebarkan senyumnya, bahkan gigi rapinya sudah terlihat pula.

Lelaki itu membuka kedua tangannya, ingin si manis masuk ke dalam pelukan. Misa ngga pakai mikir lagi, dia langsung hamburin tubuhnya ke dalam pelukan lelaki itu.

"Kok kamu keringetan?" Tanya Misa setelah sadar kalau tubuh lelaki itu sedikit basah, "tadi diajak Lucas sama Hendery main basket di lapangan deket sini."

"Oh gitu? Kok aku ngga di ajak?" Misa mainin jarinya di dada bidangnya Mark, lelaki itu memeluk semakin erat pinggang si manis, "ngga ah, udah malem, nanti kamu masuk angin."

"Padahal kan aku pengen liat kamu main." Misa tampak merajuk, bahkan tatapannya menyendu saking merajuknya.

Mark reflek dorong si manis bersamaan dengan tubuhnya untuk memasuki kamar hotel itu. Kakinya ia gunakan untuk menutup pintunya dan menjatuhkan si manis ke atas kasur.

Mark ikut naik, lelaki tampan itu memilih untuk mengukung gadis itu di bawahnya, menatap betapa cantiknya wajah Misa bahkan ketika tanpa polesan make up.

Misa menutup kedua matanya ketika ngerasain bibirnya Mark udah nyapu bibirnya dia. Hanya kecupan ringan, ngga ada lumatan tapi udah bikin Misa nyaman banget.

Lelaki itu berhenti setelah beberapa saat, Misa membuka kedua matanya dan tatapan keduanya bertemu. Misa memperhatikan betapa tampannya Mark sampai lelaki itu kembali mendekatkan wajahnya dan di tahan oleh si manis.

Mark memandang Misa dengan tatapan bertanya, kenapa gadis itu menahannya?

"Kacamatamu." Abis ngomong gitu, Misa lepasin kacamatanya Mark dari hidung mancung lelaki itu terus dia taruh di nakas samping kasurnya.

Misa ngalungin tangannya di lehernya Mark, siap kalo Mark mau menyerang bibirnya kembali malam ini.

Dan emang bener, kayaknya tujuan Mark dateng ke kamar Misa malam - malam itu buat menuhin keinginannya buat ciumin bibir gadis itu.

Kayak sekarang, Mark lagi coba perang lidah sama Misa. Ini pertama kalinya dan Misa kalah, dia ngebiarin Mark ngeksplor seluruh isi mulutnya dengan lidah lelaki itu.

Lelaki itu pindah menuju telinga si manis, mengigit pelan bagian itu, ingin mengatakan bahwa Misa adalah miliknya.

Ciumannya perlahan turun, dari dagu si manis sampai menuju lehernya. Entah udah keberapa kalinya Mark bikinin bercak merah di leher gadisnya. Bahkan dia sudah tau spot mana yang paling Misa sukai.

Mark buka dua kancing piyama teratas milik Misa, sedikit ia turunkan untuk memulai kegiatannya kembali di tulang selangka dan bahu sempitnya.

Sepertinya si manis telah lupa dengan tujuan awalnya tadi yaitu tidur.

Mark yang ngerasa gerah banget akhirnya milih buka kaos hitam yang tadi ia pakai, nyisain celana training hitam dan topi yang segera di singkirkan oleh si manis.

"Mark," panggil Misa, dia sedikit meremas bisep lelaki itu bikin Mark menghentikan kegiatannya. Kini matanya menatap betapa indahnya Misa dari atas.

"Jangan sampai kebablasan." Ingat Misa bikin lelaki itu tersadar dari acara 'memujanya'. Dia sadar dengan realita kalau dia sudah mulai terlalu jauh dengan si manis.

"Maaf. ." Bisiknya, Mark duduk, berhenti mengukung si manis di bawahnya. Misa ikut duduk, ia perbaiki pakaiannya setelah itu memilih memeluk tubuh topless milik lelaki itu.

"Ngapapa, makasih ya udah nahan diri kamu" Misa ngecup hidung mancung lelaki itu. Mark sedikit mengangkat tubuh Misa agar duduk di atas pangkuannya.

Si manis mengalungkan tangannya di leher Mark, "niatku tidur, tapi kok ngga jadi. Kamu sih."

"Mau tidur? Sama aku ya?" Ajak Mark, lelaki itu mengambil baju kaosnya kemudiam mengenakannya kembali. Dia kan juga ngga mau masuk angin.

"Iya, ayo." Misa ngebiarin tubuhnya di tarik, Mark udah tiduran lebih dahulu terus Misa ada di atasnya. Si manis menutup kedua matanya, merasa nyaman.

Tangannya Mark narik selimut, dia tutupin tubuh Misa yang berada di atas tubuhnya itu. Setelahnya keduanya memasuki alam mimpi, berharap kembali bertemu di dalamnya.

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now