sᴡɪᴍᴍɪɴɢ ғᴏᴏʟ

6.5K 1K 212
                                    

Hari ini Misa udah masuk sekolah lagi. Setelah mengecup tangan Mas Doy dan menyatakan cintanya, Misa keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada lelaki itu.

Doyoung liatin Misa dari dalam mobil, kaca jendelanya udah dia buka daritadi supaya si manis bisa melihat wajahnya. Doyoung melambaikan tangannya pada Misa.

Setelah memastikan gadis itu masuk ke dalam sekolah, Doyoung memutuskan untuk melajukan mobilnya ke kantor untuk berkerja tentunya.

Doyoung markirin mobilnya di tempat biasa dia parkir. Ngga ada yang berani parkir disini karena Doyounglah pemilik parkirannya.

Lelaki itu keluar dari dalam mobil, setelahnya memasuki gedung kantor. Hal yang sangat berbeda sejak hari dimana Doyoung memimpikan Misa meninggalkannya, Doyoung selalu menyapa karyawan-karyawan di kantornya.

Misa membawa efek sebesar ini untuk kehidupan Doyoung.

"Doy!" Panggil Sejeong mendekati Doyoung sambil tersenyum kearahnya. Doyoung ngangguk, "pagi Sejeong."

"Ini belum jam masuk, ke cafetaria yuk? Kita sarapan bareng" Sejeong masih dengan senyumannya di hadapan Doyoung. Doyoung cuma senyum sebelum akhirnya menggeleng, dia ngga akan ngulang kesalahan yang sama.

"Maaf ya Sejeong, saya udah sarapan di rumah. Kekasih saya sudah membuatkan saya sarapan tadi."

"Kalo gitu gimana kalau makan siang? Aku denger ada restoran yang baru buka di deket kantor ini Doy," Sejeong masih bersemangat mengajak lelaki itu keluar.

Doyoung menggeleng, "kekasih saya sudah membuatkan saya bekal makan siang, jadi saya akan makan bekal itu nanti."

"Pacarmu terus, siapa sih pacarmu?" Sejeong keliatan bingung, iya, dia tau betul kalau Doyoung tidak dekat dengan wanita manapun.

"Misa, dia kekasih saya."

Iya, Doyoung udah cap Misa sebagai kekasihnya bahkan sebelum si manis mengetahuinya. Dia hanya tidak ingin Misa tau sebelum gadis itu lulus sekolah menengah atasnya.

"Anak kecil itu?"

"Misa jauh lebih manis dari seorang anak kecil." Doyoung senyum, "kalau ngga ada yang mau kamu omongin lagi, saya mau masuk ke ruangan saya."

Sejeong menghela nafasnya, setelahnya mengangguk pelan, "yaudah, kamu ke ruanganmu aja."

Doyoung kembali mengangguk kemudian meninggalkan Sejeong yang masih berdiri di tempatnya. Gadis itu menghela nafasnya, "kayaknya aku harus nyerah aja, aku ngga punya tempat di hati Doyoung lagi."



🌻🌻🌻



Jam udah nunjukin pukul tiga, itu artinya setengah jam lagi Misa memasuki waktu pulang sekolahnya. Gadis itu sejak tadi memperhatikan jam, tidak sabar untuk pulang.

Sore ini tidak ada guru yang masuk di jam terakhir pelajaran sekolah mereka. Jadi para murid bebas ngapain aja di kelas.

Ada yang dengerin lagu, mukul-mukul meja, ngegosip, pacaran, banyak banget deh. Kalo Misa lebih milih diem di tempat duduknya sambil tidurin kepalanya di meja sekarang.

Ngantuk.

Misa terkejut dan langsung menegak-kan tubuhnya ketika merasakan berat di pahanya. Hal pertama yang ia lihat ketika menunduk adalah Mark, sahabatnya.

Lelaki itu memejamkan matanya, kedua tangannya ia lipat di depan dada. Misa mengerjapkan kedua matanya sebelum memberi usapan di surai hitam Mark.

"Kok bubu disini?" Misa sedikit kasihan dengan lelaki itu karena yang mendapat tempat untuk tidur hanya kepala sampai pinggangnya, kakinya menapak di lantai kelas.

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now