ʜᴏʟɪᴅᴀʏ (𝟺)

3.9K 646 96
                                    

Setelah membayar tiket dan mendapat gelang, merekapun memasuki area bermain di taman hiburan itu.

Senyum Misa tidak luntur sejak tadi, ini tempat yang sangat ingin ia kunjungi. Hari itu, ketika bersama Mark dia hanya bermain satu permainan dan menghabiskan waktu dengan 'berciuman' dengan lelaki itu.

Dan sekarang Misa disini, bersama Doyoung. Dia yakin akan terasa sangat berbeda sekarang.

Misa memperhatikan tangan mereka yang masih bertautan. Dulu, empat tahun terakhir, Doyoung sangat jarang melakukan ini. Bahkan hanya sekedar bergandengan tangan, harus dirinya yang lebih dulu meminta.

Tapi sekarang, rasanya semuanya udah berubah. Dari Doyoung yang setiap hari menggenggam tangannya, sampai Doyoung yang selalu berkata bahwa dia sangat mencintai dirinya.

Doyoung noleh karena sejak tadi memanggil Misa, si manis sama sekali tidak menjawab. Senyum lelaki itu ikut mengembang, Doyoung tahu betul apa yang Misa pikirkan dan itu membuatnya merasa hangat pula.

Mereka bersama sekarang, bukan sebagai bodyguard dan anak atasan, melainkan sebagai pasangan kekasih, begitu menurut Doyoung di dalam hatinya. Walaupun dia sama sekali belum mengatakan hal itu pada si manis.

Doyoung menggoyangkan genggaman tangan mereka bikin Misa sadar dari lamunannya. Misa mendongak, kembali tersenyum ke arah Doyoung, "mau main yang mana dulu, hm?"

"Yang itu, roller coaster!" Misa tampak bersemangat, dia bahkan menarik Doyoung agar berjalan lebih cepat menuju antrian roller coaster itu sebelum menjadi semakin panjang.

"Yakin emang dikasi masuk? Kamu pendek gini."

"Mas, aku tinggi ya." Misa ngga terima di bilang pendek, apalagi dia kan memang benar - benar ingin naik wahana ini. Ucapan Doyoung membuatnya patah semangat. Bibirnya ia majukan, tampak merajuk.

Doyoung menggeleng, mengusap pipi gembil itu sayang, "tidak, tidak. Saya bercanda, Misa. Kamu tinggi!"

"Yeay!" Bahkan dengan satu kalimat itu, senyum di bibir gadis itu kembali mengembang. Memang, cuma Doyoung yang bisa melakukan itu padanya.

Sekarang mereka udah duduk di atas roller coaster itu, menunggu wahana itu berjalan. Tangan keduanya udah kembali bertautan setelah beberapa saat terlepas.

Misa memang sedikit ketakutan, tapi dia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menaiki wahana ini. Jadi daripada menyesal, Misa memilih untuk membunuh ketakutannya dan menjadi berani.

Apalagi disisinya ada Doyoung.

"AAAAAAAAAAKKKK MAS DOYY MISA TAKUT NGA MAU NGA MAU AAAAAAAAAAAA!!!!!" Berisik, Doyoung sampe ngerasa gendang telinganya hampir pecah.

Teriakan Misa sangat kencang, mungkin karena terlalu cepat dan tinggi membuat Misa ketakutan seperti ini.

Dan wahana itu di penuhi dengan teriakan - teriakan dari penumpang lain pula. Tapi tetap saja, teriakan Misa yang paling nyaring.

Iya, gadis manis kesayangan Doyoung setakut itu.




🌻🌻🌻




"Misa mau muntah." Misa udah terhuyung - huyung, ingin memuntahkan isi perutnya akibat wahana yang ia naiki tadi.

Doyoung dengan sigap membawa si manis ke toilet disana, membiarkan gadisnya mengeluarkan isi perutnya, sedikit merasa bersalah karena tidak melarang Misa menaiki wahana itu.

Misa keluar dari toilet, dia peluk erat tubuhnya Doyoung, "Mas, huu"

"Yaampun, harusnya saya larang kamu aja ya. Lihat sekarang, kamu muntah. Kita cari makan, saya mau kamu isi perut kamu dulu," Doyoung lepasin pelukan mereka, kembali menggenggam tangan si manis dan membawanya kembali berjalan.

Dear Dream [✔]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ