ᴄʀᴀᴢʏ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ

7.6K 1.1K 154
                                    

Pagi ini Doyoung bangun jauh lebih pagi dari Misa. Dia bahkan sudah di dapur dengan celemek yang terikat di tubuhnya. Tangannya sejak tadi sibuk membuat sarapan, apapun untuk Misa agar gadis itu tidak kelelahan pagi ini.

Misa udah selesai mandi, dia udah pakai baju pramukanya dan rambutnya udah ia ikat satu. Gadis manis itu berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan dan terkejut dengan keberadaan Doyoung.

"Mas, ngapain?" Misa deketin Doyoung, lelaki itu sedang menempatkan sarapannya di atas piring, "kamu liatnya ngapain?"

"Maksudku, tumben Mas udah bangun jam segini," Misa ngekorin Doyoung yang udah jalan duluan ke meja makan dengan dua piring nasi goreng di tangannya.

"Saya sengaja bangun lebih awal buat masakin kamu sarapan. Saya ngga mau kamu capek duluan karena harus buatin saya sarapan." Doyoung naruh nasi goreng itu di hadapan Misa, "ayo makan."

Keduanya duduk dan mulai menikmati makanan yang di hidangkan. Misa menepuk kedua tangannya ketika di rasa masakan Doyoung sangatlah enak, "enak banget, Mas!"

"Kamu kira saya ngga bisa masak?"

"Bukan gitu, Mas kan jarang masakin aku." Misa lanjut makanin nasi goreng itu, Doyoung ngunyah sambil perhatiin Misa. Bukankah Misa semakin bertambah dewasa dari hari ke hari?

Wajahnya semakin cantik, rambutnya semakin panjang, dan tubuhnya juga semakin tinggi. Sangat berbeda dengan ketika pertama kali Doyoung bertemu dengan si manis.

"Mas Doy pikirin apa?"

"Kamu,"

Misa mengerjapkan kedua matanya, "aku?"

"Saya ngga nyangka kamu udah sebesar ini. Dulu waktu pertama kali ketemu kamu, kamu masih kecil. Nangis terus kerjaannya, sampe saya pernah bungkem mulut kamu pake tangan saya."

"Sumpah? Ngga nyangka Mas Doy pernah mau bunuh aku." Misa nepuk dadanya pelan, ekspresi wajahnya ia ubah seolah ingin menangis.

"Lagian, siapa sih yang ngga marah lagi ngantuk-ngantuknya di ganggu? Mana suara nangisnya kenceng banget lagi." Ucapan Doyoung mendapat kekehan dari si manis.

"Sekarang aku ngga secengeng dulu lho."

"Manjanya masih sama tapi."

"Kan manjanya sama Mas Doyi aja~"

"Habisin makananmu, habis ini langsung saya antar ke sekolah." Misa ngangguk, tidak membantah Doyoung dan memilih untuk melanjutkan makannnya.

Setelah makan, Misa merapikan sedikit bajunya dan memasukan barang-barangnya ke dalam mobil di bantu oleh Doyoung. Selanjutnya, keduanya berlalu menuju sekolah dengan mobil itu.

"Nanti Mas Doy jangan lupa sarapan, makan siang juga jangan di lewatin, malamnya inget makan, kalau capek tidur jangan lembur terus" kalimat pertama yang Misa ucapin waktu mereka udah ada di sekolah.

Dia ngusap pipinya Doyoung ketika dirinya dan Doyoung akan berpisah karena Misa yang sebentar lagi bakal berangkat ke perkemahan.

Doyoung ngangguk, sama sekali ngga ngebantah omongan gadis di hadapannya itu, "kamu sendiri jaga diri, saya ngga ada di samping kamu buat jagain kamu."

Misa senyum, "ada yang lain, Mas. Ngga perlu khawatir."

Barang-barangnya Misa udah masuk semua ke bus. Jadi mereka berangkatnya naik bus tapi perkelas, nanti kalo udah di perkemahan baru deh per-regu.

Doyoung sama Misa pelukan, erat banget. Misa beberapa kali mengusak wajahnya di dada bidang lelaki itu. Mencari kenyamanan yang tidak akan ia dapatkan selama hampir dua hari itu.

Dear Dream [✔]Where stories live. Discover now