ɴᴏ ᴀɪʀ

3.9K 632 75
                                    

Misa dan Doyoung baru saja menginjakkan kaki mereka di bandara, tepatnya di kota kelahiran mereka.

Si manis tersenyum sumringah, terasa sudah lama sekali ia tidak mengunjungi tempat ini walaupun sebenarnya dia hanya meninggalkan kota ini selama tiga hari.

Doyoung merangkul Misa, menarik si manis lebih dekat dengan tubuhnya, "ingat, jangan kemana - mana. Diam di dekat saya saja." Doyoung bicara tepat di telinganya Misa bikin si manis kegelian.

Misa mengangguk setelah terkikik tadi, "iya Mas, Misa disini aja sama Mas." Habis itu dia ngambil tangannya Doyoung yang di pake buat rangkul dia tadi dan ia genggam. Memberi kecupan di genggaman tangan mereka.

"Kita ambil koper dulu ya."

Misa ngangguk, setelahnya dia sendiri tidak tau apa yang terjadi. Yang jelas Doyoung ngambil koper mereka yang baru saja muncul tadi dan ia bawa menggunakan troli. Persis sama seperti yang ia lakukan tiga hari yang lalu.

"Mas," panggil Misa waktu Doyoung baru aja mau jalan. Lelaki itu berhenti, menoleh kemudian berdeham pada si manis. Bertanya kenapa.

"Aku mau dorong trolinya!"

"Emang bisa?"

"Bisa!" Misa dengan penuh semangat mencoba mendorong troli itu. Dan ya, seperti yang Doyoung duga, Misa gagal. Bibir si manis ia cebikkan merasa kesal karena tenaganya selemah itu.

Doyoung milih buat berdiri di belakangnya Misa, menggenggam tangan gadis itu dari belakang dan menbantunya mendorong. Kalau tidak ada bayangan, intinya mereka backhug, tapi tidak memeluk.

"Wow, bayi saya kuat sekali."

Misa terkikik kembali, sesekali menoleh ke arah Doyoung dan kemudian mulai fokus mendorong troli menuju tempat keluarnya 'kedatangan' dimana Misa dan Doyoung yakin orang tua mereka telah menunggu.

Dan udah seperti yang Misa dan Doyoung duga, ayah sama bundanya Misa udah lambaiin tangan mereka waktu liat Misa sama Doyoung keluar barengan dari dalem.

Misa reflek berlari menuju mereka kemudian memeluknya. Sangat merindukan mereka walaupun hanya tiga hari tidaj bertemu.

Bunda mengusap rambut anaknya sayang, "gimana liburannya?" Tanya bunda yang dibales anggukan cepat oleh Misa, "seru, Mas Doyi ajak aku jalan - jalan terus, Mas Doyi juga jagain aku disana."

"Bun," panggil ayah bikin bunda sama Misa noleh samaan. Mereka udah liat Doyoung sama ayah jalan lebih depan bersiap untuk pulang, "ayo, ceritanya nanti saja di rumah."

Bunda ngangguk, setelahnya menggenggam tangan putri kecilnya erat dan membiarkan para lelaki berjalan lebih di depan sedangkan keduanya berada di belakang.

Kayak udah di rencanain gitu.

"Misa," panggil bunda, si manis berdeham sebagai jawaban karena masih sedikit kelelahan karena perjalanan super panjang yang baru saja ia lewati itu.

"Doyoung ganas ya."

"Ng?" Misa noleh ke bundanya, kakinya reflek berhenti bergerak waktu bundanya ngomong gitu. Apa maksud bunda bicara seperti itu, batinnya.

Bunda terkekeh, beliau perbaiki syal yang Misa pakai di lehernya itu, "tanda merah, banyak sekali." Tangan bunda menepuk bahu putri kecilnya itu, "kamu beri semua kepercayaanmu ke dia, kan?" Tangan bunda narik Misa lagi dan keduanya melanjutkan perjalanan.

Misa menunduk dengan pipi gembil yang merona sempurna. Sial, bahkan bundanya sendiri telah melihat bercak merah yang super banyak di lehernya itu.

Masdoyi nakal!

"Iya bunda, Misa percaya sama Masdoyi."

"Ya bunda sih ngga masalah, toh Doyoung bener - bener bertanggung jawab atas kamu." Bunda senyum, menepuk kembali bahu putrinya, "kalian boleh seperti itu, tapi tolong jangan kelepasan dulu ya? Kamu masih SMA, masih kecil. Tunggu umurmu matang, dan selesaikan dulu pendidikanmu."

Misa ngangguk, mengerti dengan nasehat yang di berikan wanita yang telah melahirkannya itu.

Setelahnya, ibu dan anak itu memilih untuk mengobrolkan hal - hal menyenangkan yang terjadi di tempat liburan mereka sampai keduanya tiba di parkiran mobil dan pulang.




🌻🌻🌻




"Masdoy, piyama kamu yang biasa aku pakai manaaa?" Misa berteriak dari dalam kamar lelaki tampan itu. Sedangkan Doyoung sendiri ada di dapur, bantu bunda masak.

Doyoung yang denger Misa teriak manggil dia langsung minta ijin sebentar ke bunda dan milih buat datengin Misa di kamarnya.

"Kenapa?"

"Piyama kamu, yang biru. Aku mau pakai malem ini," rengek Misa dia meluk tubuhnya Doyoung erat karena merasa frustasi tidak mendapat apa yang ia inginkan.

"Piyama yang biru? Sebentar, saya cariin ya." Doyoung ngusap pinggangnya Misa terus dia jalan deketin lemarinya dan mulai nyari piyama tidur kesukaan si manis itu.

"Nah ini apa?" Tanya Doyoung, dia nyerahin piyama birunya ke si manis dan ngebiarin Misa mengenakannya langsung di hadapannya. Emang ya Misa ni santuy banget.

"Hehe, makasih ya Mas!"

Misa udah senyum dengan pipi gembilnya yang merona. Dia gerak - gerakin badannya, memamerkan baju yang ia pakai. Baju piyama kebesaran milik Doyoung benar - benar membuat dirinya tenggelam di dalamnya. Bahkan baju lelaki itu telah menutupi si manis sampai bagian pahanya.

"Nanti tidur pakai celana lagi?" Tanya Doyoung yang di balas gelengan oleh Misa, "udah panjang, nanti celananya aku lepas."

"Malam ini jangan tidur sama saya ya, takut kelepasan."

"Hehe, Masdoyi lucu!" Misa membelai pipi lelaki itu penuh sayang, nunjukin betapa cintanya dia ke Doyoung lewat sentuhannya itu.

"Saya serius, Misa."

"Ih Masdoyinya aku seyeeem!"

"Ck." Doyoung berdecih, merasa gemas dengan Misa yang ngga ada takut - takutnya sama sekali ke dia.




🌻🌻🌻




"Selamat mamam!" Misa tampak bersemangat, tatapannya berbinar melihat makanan yang tersajikan di meja makan itu.

Jadi sekarang waktunya makan malem. Semuanya udah kumpul di meja makan buat melahap masakan yang udah di buat oleh Doyoung dan bunda.

Doyoung liatin Misa yang duduk disampingnya yang sekarang juga ngeliatin dia. Keduanya bertatapan, setelahnya terkekeh padahal tidak ada yang lucu.

"Kalian kenapa sih? Ketawa - ketiwi," bunda buka pembicaraan di meja makan sambil nyendokin nasi ke piring masing - masing orang di meja makan itu.

"Yah namanya juga lagi kasmaran," timpal ayah bikin Misa malu. Bener, dia sekarang lagi jatuh sejatuh jatuhnya sama Mas Doy.

"Ih nda ya ayah!" Dan sekarang, si manis mengelak. Dia tidak ingin di goda habis - habisan oleh orang tuanya itu.

"Bener ayah," yang ini Doyoung yang bales, bikin Misa nyubit perutnya Doyoung. Apa - apaan? Misa kan ingin berhenti di goda, kenapa malah bikin makin di goda?

"Bohoㅡ"

Misa baru aja mau ngelak lagi tapi bel pintu rumahnya di bunyikan bikin semuanya berhenti bicara.

Ini pukul delapan malam, jadi siapa orang yang akan bertamu malam - malam begini kerumah?

"Misa buka dulu." Si manis berjalan dengan cepat menuju pintu, tidak ingin membuat tamu itu menunggu lama dan hal mengejutkanpun terjadi,

Tubuh kecilnya oleng kebelakang bersamaan dengan tubuh tinggi orang yang menekan bel rumahnya tadi ambruk di atasnya.

Misa menyentuh wajah orang itu, tampak sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat, "M - Markli?"

Itu Mark, dengan wajah babak belurnya.

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang