ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ

7K 696 181
                                    

"Doyoung," ayah menepuk pundak lelaki yang kini tengah memperbaiki dasi yang tengah ia kenakan itu. Doyoung membalikan badannya, menatap ayahnya yang sekarang akan menjadi ayah mertuanya.

"Iya, yah?"

". . . Tolong jaga Misa, ya?" Suara ayah bergetar. Entah kenapa, rasanya baru saja dulu Misa menyentuh tangannya menggunakan jemari kecilnya yang masih memerah dan sekarang anak perempuan semata wayangnya akan menikah.

"Ayah. ."

"Tolong jangan buat dia menangis. Kalau kamu sudah tidak mencintainya lagi, pulangkan pada saya. Saya yang akan merangkul Misa kembali. Saya tidak mau anak perempuan saya ngerasain rasa sakit lainnya lagi. Sudah cukup dulu ketika saya dan ibunya bertengkar, tidak lagi. Dia layak mendapatkan kebahagiaan." Mata sang ayah memerah dan pada akhirnya tidak mampu menampung air matanya lagi.

Air itu mengalir menuruni pipinya.

Doyoung memeluk tubuh ayahnya itu, menepuk punggungnya berusaha menenangkan tangisannya, "yah, hari ini saya bakal bersumpah di depan tuhan sama keluarga kita, dan saya ngga akan pernah ngingkarin sumpah yang bakal saya ucapin hari ini. Sadar kalau saya mencintai Misa bukan hal yang mudah, dan karena itu saya ngga akan melepaskan Misa dengan mudahnya. Saya bakal cintain Misa seumur hidup saya. Bahkan kalau saya harus, saya akan memberikan hidup saya padanya.

Jadi tolong, percaya sama saya yah."

Ayah mengangguk, memeluk tubuh tinggi Doyoung balik. Sekarang dia mempercayakan Doyoung segalanya. Dia akan menyerahkan putri kecilnya, dia akan membiarkan putri kecilnya untuk membangun rumah tangganya sekarang.

Ya, ayah harus rela.



🌻🌻🌻



Bibir keduanya baru saja berpisah.

Hari ini, Doyoung dan Misa resmi menjadi sepasang suami istri. Misa memang masih muda, tapi Doyoung yakin si manis bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik bagi anak - anaknya nanti.

Sorakan meriah terdengar di mana - mana. Disana ada ayah, bunda, Kara, Jaemin, teman - teman sekelas Misa yang lain, Kak Jaehyun, dan . . Mark. Iya, Kak Jaehyun dan Mark - pun pada akhirnya menyerah.

Karena memang benar, mereka salah telah memperebutkan sesuatu yang bahkan ngga akan jadi milik salah satu dari mereka.

Selain mereka, ada anak - anak panti asuhan Neo yang Misa undang pula. Renjun, Jeno, Haechan, Chenle, dan Jisung duduk berderet penuh kebahagiaan. Yah, walaupun Misa tidak berakhir dengan Mark, mereka tetap ikut bahagia.

Upacara sakral itu baru saja selesai dan sekarang semua tamu undangan di perbolehkan untuk menyantap sajian yang telah Misa dan Doyoung pilih untuk hari pernikahan mereka.

Kalo Misa dan Doyoung si duduk di kursi mereka. Doyoung kasian sama Misa, kaki si manis sampai kesakitan karena harus berdiri sejak tadi. Apalagi gaun yang ia kenakan sangat berat.

Sesekali ia mengusap jemari istrinya, mengecupnya penuh cinta, "mau saya ambilin makanan hm? Kamu belum makan dari pagi kan, saya ngga mau kalo sampai maag kamu kambuh ya."

Misa terkekeh, mengecup pipi Doyoung sayang, "sampai kapan Mas mau saya - kamu sama aku? Ayo diubah, kita udah nikah sekarang."

". . .di ubah jadi apa?"

"Bingung. ." Misa juga bingung. Namanya juga dia kebiasaan buat aku - kamu sama Mas Doyoungnya itu.

"Dek?"

Misa langsung menatap Doyoung, matanya berbinar. Sebenarnya tidak berubah sepenuhnya. Tapi dengar? Doyoung benar - benar mau memanggilnya dengan panggilan menggemaskan begitu?

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang