BAB 2 🌿

6.9K 302 3
                                    

"Mami dingin," teriak Arvin.

"Ini hangat sayang airnya," kata Delisa sambil memberi sabun keseluruh badan Arvin.

"Dingin Mami!"

"Sayang harus kuat, ngga boleh lemah."

"Arvin ngga mau kuat. Arvin mau lemah saja, supaya dimanja Mami."

"Kamu harus mandiri sayang. Ngga boleh manja seperti ini, nanti perempuan diluar sana ngga mau sama kamu," kata Delisa memberi pengertian.

"Arvin ngga mau sama perempuan diluar sana. Arvin cuma mau dimanja sama Mami dan rasa sayang Arvin  untuk Mami seorang."

"Usss, ngga boleh punya pikiran seperti itu. Anak Mami harus nikah."

"Arvin ngga mau Mami!" Tegas Arvin.

"Tapi sayang__"

"Arvin ngga mau dengar kata-kata perempuan dari Mami, Arvin benci itu Mami."

"Iya sayang." Saat ini Delisa ngga bisa memaksa Arvin untuk berubah seperti yang ia mau. Tapi suatu saat Delisa yakin Arvin akan berubah menjadi pria tegas.

"Mami gendong," kata Arvin dengan manja sambil mengangkat kedua tangannya.

"Sayang, kamu bisa jalan sendiri, kenapa minta gendong sama Mami?" Tanya Delisa sambil mengeringkan badan Arvin dengan handuk kecil.

"Mami ngga sayang sama Arvin, biasanya Mami selalu ikutin apa mau Arvin, sekarang Mami berbubah," kata Arvin dengan mata berkaca-kaca.

Selain anak Mami, Arvin juga anak yang mudah menangis.

"Kami sayang banget sama kamu, tapi Mami ngga bisa ngendong kamu."

"Apa salah Arvin minta gendong? Arvin sudah lama ngga digendong sama Mami, Arvin pengen mengulang masa kecil yang selalu digendong Mami, Arvin kangen kanangan itu Mi."

Apa Arvin ngga sadar kalo badannya sekarang seperti gajah bukan seperti semut waktu zaman kecil, Delisa ngga mungkin kuat.

"Anak Mami ngga salah. Sekarang kamu sudah besar bisa jalan sendiri."

"Mami ngga sayang Arvin."

"Sayang dengarkan Mami__"

"Arvin ngga mau dengar apa kata Mami sebelum Arvin digendong sama Mami, Arvin akan mogok makan selama seminggu jika Mami belum gendong Arvin seperti waktu kecil dahulu."

"Baiklah Mami akan gendong kamu, tapi dari sini ke kamar kamu saja." Putus Delisa, kalo dilanjut akan selesai besok pagi. Karena Arvin bicara A ia akan tetap kekeh di A ngga bisa diubah-ubah.

"Yeeee digendong sama Mami," jawab Arvin dengan bahagia.

Dengan susah payah Delisa mengendong Arvin, langkah demi langkah terus Delisa lakukan demi membahagiakan bayi besarnya.

"Makasih Mami. Arvin sayang Mami," kata Arvin lalu mencium seluruh muka Delisa.

"Sama-sama sayang. Sekarang kamu pake baju sekolah baru kebawah, Mami akan tunggu di bawah," kata Delisa dengan nafas naik turun.

"Mami," panggil Arvin dengan tingkah anak kecilnya.

"Iya sayang."

"Arvin ngga mau pake baju sendiri, Arvin mau dipakaikan dengan Mami. Arvin pengen semua masa kecil Arvin terulang kembali Mi."

"Sayang itu ngga mungkin. Apa kamu ngga malu sama usia kamu? Masa sudah besar Mami gendong kemana-mana, nanti apa kata teman-teman kamu."

"Arvin ngga perduli dengan mereka Mi. Intinya Arvin di perlakukan seperti anak kecil sama Mami."

"Iya sayang." Pasrah Delisa, walaupun ia bilang seperti itu tapi ia ngga mau melakukannya bisa-bis ke tukang urut setia hari.

"Yeeeee," teriak Arvin bahagia.

___

"Permisi, kenapa Ibu memanggil saya," tanya Fhelisa tanpa basa basi.

"Fhelisaaaa!"

"Santai Bu, jangan teriak saya ngga budek," kata Fhelisa dengan santai.

"Berani kamu lawan saya?"

"Oh, berani dong Bu sama-sama makan nasi kenapa takut."

"Fhelisaaa__ jaga bicara kamu! Kasus apa lagi yang kamu lakukan tadi pagi?"

"Ibu mah lebay, cuma merokok satu batang saja dipanggil ke ruang BK, bagaimana kalo sebungkus mungkin sudah dipenjara."

"Merokok itu dilarang di sekolah, kenapa kamu malah merokok?"

"Ibu mah ketinggalan zaman, merokok itu mantap Bu. Nanti kapan-kapan saya ajak Ibu merokok."

Fhelisa adalah satu-satunya siswi yang berani melawan Bu Dewi yang terkenal kejam. Ia ngga takut dengan ancam Bu Dewi.

"Fhelisa, stop melawan saya, atau kamu saya hukum!"

"Saya tidak takut Bu. Asal Ibu tahu merokok itu kebutuhan saya, Ibu tidak berhak atur-atur hidup saya!"

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Where stories live. Discover now