BAB 35🌿

1.4K 71 0
                                    

Kecelakaan Delisa 6 tahun yang lalu terus Leo cari tahu. Tentu saja tanpa sepengetahuan Delisa karena Delisa terus bilang 'sudah ngga usah dicari tahu lagi, aku sudah baik-baik saja, lupakan masa lalu itu.' Leo ngga mudah memaafkan orang sebelum Leo balas dendam.

Keringg__

Headphone Leo berbunyi dengan nyaring.

Nama Karel tertera disana. Karel adalah orang kepercayaan Leo untuk mencari informasi tenang tabrak lari Delisa 6 tahun yang lalu, sama seperti Leo Karel ngga pernah menyerahkan. Karel terus mencari informasi di semua kota dan negara.

Tanpa buang-buang waktu Leo menjawabnya. Semoga kali ini ada berita bagus, harapan Leo.

"Hallo," jawab Leo dengan tegas.

"Bos, saya menemukan 1 informasi." Karel bahagia akhirnya usahanya ngga sia-sia.

"Kerja bagus. Apa informasinya?" Tanya Leo ngga sabaran.

Karel menarik nafas kasar," pelaku ada di Singapura. Saya belum tahu tujuan pelaku apa tapi saya janji cepat atau lambat saya menemukannya."

"Awal yang bagus. Semuanya saya percayakan sama kamu." Leo bahagia akhirnya masalah terpecahkan.

"Terima kasih Bos."

Panggilan terputus begitu saja. Leo ngga sabar mengetahui siapa pelakunya, balas dendam dengan kekeras itu ngga cukup. Leo mau secara halus, dari menghancurkan bisnisnya, keluarganya, pokonya semua yang menyangkut sama pelaku setelah itu Leo penjarakan pelaku seumur hidup.

Leo ngga sabar saat itu tiba.

"Sudah cukup 6 tahun kamu bersenang-senang, tunggu pembalasan saya!" Gumam Leo dalam hati sambil tersenyum jahat.

___

Hari ini Leo memutuskan pulang cepat. Sekalian memberi kejuatan untuk Delisa, sudah lama Leo ngga bersikap romantis ke istri kecilnya. Leo mambeli bunga mawar ke pendagang kaki 5. Mawar putih adalah bunga kesukaan Delisa sejak SMP. Katanya selain warnanya yang bagus, bentuknya sangat indah.

Sampailah Leo di rumah megah tempat keluarga kecilnya berlindung. Leo ngga sabar memberikan bunga ini ke Delisa, senyum Leo terus menghiasi wajahnya tapi ingat senyuman ini cuma untuk Delisa seorang bukan orang lain.  Leo terkenal dingin dan tegasnya jangan heran di luar sana banyak yang menyukainya walaupun sudah memiliki istri dan anak.

"Hai, sayang," panggil Leo lalu memeluk Delisa dari belakang.

Delisa yang sedang memasak kaget dengan serangan tiba-tiba siapa lagi pelakunya kalo bukan Leo.

"Bunga cantik untuk wanita tercantik sedunia." Bunga yang Leo bawa dari tadi sudah berada di depan mata Delisa jangan lupakan posisi Leo yang memeluk Delisa dari belakang.

Delisa bahagia, walaupun Leo selalu sibuk di kantor tapi Leo selalu ada waktu untuk keluarga kecilnya. Ada saja hal romantis yang Leo lakukan untuk membuat Delisa bahagia.

"Bagus banget," puji Delisa sambil mencium aroma bunga mawar. Aroma yang selalu membuat Delisa tenang.

"Seperti kamu."

"Mas, tumben pulang cepat?" Delisa heran bukannya Leo selalu sibuk di kantor, kenapa sekarang pulang cepat dan memberikan bunga untuknya.

"Khusus untuk kamu sayang," kata Leo semakin meluk Delisa dengan erat. Wangi vanilla yang membuat Leo ingin terus di dekat Delisa.

"Mas, menjauh dulu aku lagi masak!" Sebentar lagi masaknya selesai kalo terus di dekat Leo yang ada masakannya ngga selesai-selesai.

"Sudah ngga usah masak, nanti kita pesan saja. Aku mau di dekat kamu terus." Bukannya menjauh Leo malah mematikan kompornya lalu membawa Delisa ke ruang tamu. Tanpa buang waktu Leo membaringkan kepalanya di paha Delisa dengan wajah yang menatap perut rata Delisa.

"Mulai manjanya," sindir Delisa.

"Pantasan anaknya manja kalo Papinya seperti ini."

"Aku bukan Arvin!" Itulah Leo ngga mau di samakan dengan apapun termaksud anaknya sendiri, padahal itu faktanya.

"Iya kamu bukan Arvin, tapi kamu yang membuatnya." Perlahan tangan Delisa mengelus rambut Leo.

"Ciee__ pipinya merah." Mengoda Leo memang hobi Delisa dari dulu. Leo kalo digoda cuma diam tapi pipinya kaya kepiting rebus, siapa yang ngga gemas?

"Auuu," jerit Leo ketika Delisa mengigit pipinya dengan kuat.

"Sayang bebekas." Panik Delisa.

"Tanggung jawab!" Tegas Leo dengan senyum licik.

"Caranya?" Bingung Delisa, biasanya Leo ngga pernah minta pertanggung jawaban.

"Bikin dedek 10 ronde," katanya tanpa dosa.

"Bikin sana pake tepung!"

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Where stories live. Discover now