BAB 44🌿

1.2K 56 1
                                    

Vanessa ngga menyangka anak yang selama ini menjadi kebanggaan dan harapan besar untuk sukses berpelukkan sama cowok.

Ternyata mata-mata Vanessa selama ini gagal untuk mengawasi anaknya. Sebab kelalaiannya anaknya berbuat mesum di rumahnya sendiri.

Dengan tarikan paksa akhirnya Vanessa berhasil menarik Fhelisa ke dalam mobil, tujuan utamanya ke bendara melakukan penerbangan ke Singapura saat ini juga.

"Lepaskan saya!"

"Saya ngga sudi semobil dengan anda. Turunkan saya!" Fhelisa terus memberontak tapi Vanessa ngga peduli karena rasa kecewa.

"Anda ngga perlu ikut cambur dengan urusan saya. Mau saya buat mesum atau jadi jalangpun bukan urusan anda karena anda bukan orang tua saya!" Hal ini yang Fhelisa ngga suka, menggambil keputusan tanpa mau mendengarkan penjelasan.

Plak.

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Fhelisa.

Pertama kali Vanessa menampar anaknya sendiri. Air mata Vanessa turun begitu saja. Vanessa benar-benar merasa bersalah.

"Bagus, tampar lagi saya sepuas anda. Kalo perlu bunuh saya sekalian!" Bentak Fhelisa.

Padahal di lubuk hati Fhelisa yang paling dalam Fhelisa berniat memaafkan Vanessa tapi sebab kejadian berapa menit yang lalu membuat Fhelisa yakin jika orang tua munafik ini ngga patut untuk dimaafkan.

"Maafkan, Mama sayang," kata Vanessa disela-sela nangisnya sambil meraih kedua tangan Fhelisa baru saja Vanessa menggenggamnya sudah dihempas kasar oleh Fhelisa.

"Maaf anda ngga berguna. Belum cukup selama ini anda nyakitin saya? Bunuh saya sekarang agar anda puas!"

"Maafkan Mama sayang. Mama ngga sengaja." Vanessa berusaha mengontrol emosinya, harusnya di sini Vanessa yang marah sebab anaknya melakukan hal senonoh di dalam kamar tapi sekarang kenapa jadi Fhelisa yang marah.

"Turunkan saya sekarang!"

"Turunkan saya atau saya nekat keluar!"

"Anjing, turunkan saya!"

Ancaman demi ancaman Fhelisa kataan tapi Vanessa tetap memegang tujuan awalnya membawa Fhelisa ke Singapura.

"Anjing, buka pintunya!"

"Nikmatin perjalan kita sebentar lagi kita sampai di bendara dan memulai hidup barumu di Singapura." Vanessa berterima kasih sama hal senonoh yang baru terjadi. Vanessa ngga peduli anaknya melakukan atau ngga, yang terpenting Vanessa punya alasan membawa anaknya ke Singapura.

Akhirnya tujuan Vanessa tercapai dengan cara kasar.

"Saya ngga mau tinggal di Singapura. Saya sudah bahagia hidup sendiri tanpa orang tua. Saya ngga sudi tinggal sama orang munafik seperti anda!"

"Terus saja kamu berteriak ngga akan ada yang membukakan pintu untukmu." Vanessa manambah kecepatan mobilnya.

Sekarang mereka sampai di bandara tanpa buang-buang waktu lagi Vanessa menarik Fhelisa menuju pesawat yang sudah dipesankan sama anak buahnya.

"Selamat sore Bu, ini saya bawakan minum untuk Ibu, sepertinya Ibu kehausan," kata orang tiba-tiba sambil memberikan dua botol aqua. Tanpa curiga Vanessa dan Fhelisa meminum air tersebut sampai habis.

Mumpung gratis siapa yang ngga mau:)

"Habiskan sayang," gumam Vanessa dalam hati sambil tersenyum licik.

1.

2.

3.

Dalam hitungan ketiga Fhelisa ngga sadarkan diri.

"Kerja yang bagus." Bangga Vanessa kepada anak buahnya.

"Terima kasih Bu. Mari saya bantu angkat Non Fhelisa," katanya menawarkan bantuan Vanessa mengganggukan kepalanya pertanda setuju.

Senyum licik terus terpancar di wajah Vanessa sampai akhirnya pesawat terbang dengan sempurna. Sudah ngga ada teriak-teriak dari Fhelisa sekarang Fhelisa tidur dengan nyenyak.

"Tidurlah sayang, kamu pasti capek. Bersabarlah sayang kita akan sampai di Singapura dengan selamat." Vanessa mengecup kepala Fhelisa.

___

Pas lampu merah Vanessa meminta bantuan anak buahnya untuk mencampurkan obat tidur di aqua yang akan mereka berikan ke Vanessa dan Fhelisa. Vanessa ngga peduli dengan teriakan anaknya Vanessa fokus ke rencana mereka. Awalnya Vanessa ngga mau menggunakan cara licik tapi kalo ngga seperti ini yang ada anaknya terus menolak untuk ke Singapura.

Rencana mereka berhasil sekarang Fhelisa tertidur dengan nyenyak.

"Maafkan Mama sayang. Mama pengen yang terbaik untukmu. Masalah ngga senonoh tadi sore Mama cari tahu ternyata dia pacarmu dan lebih parahnya kalian sering tidur sekamar, Mama ngga nyangka sama kamu, untung Mama cepat bawa kamu pergi sebelum kamu diperkosa sama orang yang ngga pertanggung jawab."

"Mama sayang kamu."

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Where stories live. Discover now