BAB 8🌿

4.3K 185 2
                                    

"Gila mimpi apaan gua?" tanya Fhelisa pertama kali membuka mata.

"Jijik, siapa dia?"

"Tobat gua punya pacar begitu."

"Awas aja sampai ketemu gua bunuh tu orang." Ancam Fhelisa seperti orang gila.

"Bangun tidur langsung gila. Lupa minum obat lo?" Tanya Nisa yang heran dengan perubahan Fhelisa.

"Gua mimpi jorok woy." Hebohnya ketika sadar ada Nisa.

"Jangan bilang lo mimpi__"

"Pikiran lo ngga usah jorok. Makna jorok itu banyak, asal lo tau!"

"Lo sendiri yang bilang mimpi jorok itu tandanya lo mimpi anu. Makanya kalo bicara jangan setengah-setengah, sudah tahu punya sahabat otak kecil," omel Nisa.

"Oke gua salah. Lo tahu gua mimpi pacaran sama anak mami, manja, ih pokoknya amit-amit. Awas aja sampai ketemu di dunia nyata gua bunuh itu orang!"

"Haha__ makanya kalem. Nah dikasih petunjuk dari Allah, jodoh lo anak mami," kata Nisa sambil tertawa ngakak.

Jangan ditanya bagaimana wajah Fhelisa sekarang, sudah pasti merah menahan marah.

"Ngga ada hubungannya anjir. Pokoknya gua benci sama itu orang. Kenapa harus dia yang hadir dimimpi gua? Kenapa ngga oppa-oppa Korea?" Tanyanya ngga masuk akal.

"Gila lo. Minum obat sana," usir Nisa dengan halus.

"Kalo lo ketemu dengan itu orang bilang gua!"

"Lo pikir gua tahu orang yang Lo maksut siapa? Gua ngga bisa baca mimpi orang, woyy!"

"Santai dong bos ngga usah emosi."

"Auah, pusing gua. Mending ke kelub sekarang!"

Nisa pemenang taruhan tadi, berselihan mereka cuma sedikit. Andai Fhelisa ngga batuk mungkin ia menang.

Setiap saat mereka meroko, masalah kecil untuk menghabiskan rokok 1 bungkus dalam 1 jam.

Mereka nakal, mereka babar, tapi mereka ngga pernah berbuat kotor ataupun keluar masuk hotel, mereka ingat batasan.

"Kuyyy." Semangat Fhelisa.

_____

Setelah lama menunggu akhirnya Arvin ke mobil dengan muka kesal. Ngga ada pembicaraan diantara mereka, sampai di tempat tujuan.

"Ayo sayang turun," ajak Delisa sambil membukakan pintu untuk Arvin.

"Arvin ngga mau turun, Arvin mau pulang!" Tegasnya pertama kali.

"Kenapa pulang? Kita sudah sampai sayang."

"Pokoknya Arvin mau pulang, Arvin ngga mau sekolah disini!" Tegasnya.

"Anak Mami harus sekolah."

"Arvin mau sekolah asalkan ngga di sini. Apa Mami ngga tahu SMA ini banyak siswa-siswi nakalnya? Nanti kalo Arvin dibully bagaiman? Pokoknya Arvin mau pulang!"

SMA Pancasila memang terkenal dengan siswa-siswi nakalnya tapi berprestasi. Kabar itu tersebar luas ke sekolah-sekolah lain termaksut SMA lama Arvin. Delisa juga tahu, tapi Leo nekat memasukan Arvin disana supaya ia mandiri dan tegas.

"Arvin ngga akan dibully, asalkan Arvin bisa jaga diri baik-baik."

"Arvin takut Mami."

"Ayo kita ke ruangan kepala sekolah. Ngga usah banyak alasan!" kesal Leo.

"Arvin mau pulang!"

Ngga ada cara lain, Leo menarik paksa tangan Arvin.

"Mami tolong Arvin," pintanya dengan mata berkaca-kaca.

Delisa cuma tersenyum, ia ngga bisa berbuat apa-apa.

Cukup lama berbincang-bincang dengan kepala sekolah akhirnya Arvin bisa bersekolah hari ini juga, untung Delisa ngga lupa membawa seragam sekolah Arvin.

"Mami Arvin ngga mau sekolah. Arvin takut," katanya dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk lengan Delisa dengan erat.

"Jangan takut sayang," kata Delisa menengkan Arvin.

"Arvin mau ditemani Mami setiap hari," pinta Arvin ngga masuk akal lagi.

Seperti anak TK ditemani orang tua:v

"Arvin, sudah SMA bukan anak kecil lagi yang harus ditemani dengan orang tua. Nanti apa kata teman-teman baru Arvin?"

"Arvin ngga peduli Mami. Pokoknya Arvin mau ditemani sama Mami kalo Mami ngga mau, Arvin ngga akan sekolah!"

"No, sayang."

"Arvin benci sama Mami, semua yang Arvin mau Mami abaikan, mungkin Arvin bukan anak Mami dan Papi," katanya lagi.

Bukan Delisa dan Leo yang mengabaikan Arvin tapi permintaan Arvin yang ngga masuk akal  membuat mereka bodo amat.

"Jaga bicaramu!" Tegas Delisa ngga terima.

"Mami ngga perlu marah, Arvin tahu kalo Arvin bukan anak Mami."

"Kamu salah, kita orang tuamu yang membesarkanmu sampai sekarang!"

"Arvin benci sama kalian!" Katanya lalu berlari sejauh-jauhnya.

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang