BAB 49🌿

1.1K 49 6
                                    

Kejadian di kelas Nisa tadi membuat Arvin berpikir keras. Kenapa anak mami dibenci? Kenapa anak mami dibully? Kenapa mereka ngga suka sama anak mami? Padahal Arvin ngga merepotkan mereka, Arvin juga ngga ada masalah sama mereka, yang terpenting Arvin ngga minta makan sama mereka.

Apa Arvin pernah berbuat salah sama mereka? Apa Arvin minta maaf saja? Ah, memikirkan semuanya membuat kepala Arvin pusing.

"Arvin Delvin Arion!" Panggil Maya dengan suara nyaring.

"Arvin Delvin Arion, dengarkan saya!"

"Astaga." Arvin tersadar dari lamunannya.

Maya sebagai guru BK dan IPA ngga suka dengan siswa-siswi yang melanggar peraturan yang Maya tentukan. Peraturan yang paling penting adalah dilarang melamun ketika jam pelajaran berlangsung.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Maya dengan mata melotot.

"Maafkan saya Bu." Arvin merasa bersalah.

"Enak yah malamun dipelajaran saya. Saya selalu ingatkan kalian jangan melamun ketika jam pelajaran berlangsung. Kenapa kamu melamun?"

"Saya ngga sadar Bu."

"Alasan yang ngga masuk akal. Lari sepuluh putaran sekarang!"

"Bukannya Arvin ngga mau Bu, Arvin lagi capek Bu. Males lari sepuluh putaran di siang-siang bolong. Ganti deh Bu hukumannya," pinta Arvin seenaknnya.

Sifat melawan guru dari Fhelisa tertular sama Arvin:)

"Berani kamu lawan saya!"

"Kata Fhelisa, jangan takut melawan guru karena kita sama-sama makan nasi." Sebab kangen sama Fhelisa membuat Arvin mengikuti sifat barbar Fhelisa setidaknya Arvin merasa Fhelisa dekat sama dirinya.

"Jangan ikutin ajaran sesat dari dia!"

"Ibu yang cantik dan manis. Ajaran Fhelisa ngga sesat Bu, ajaran Fhelisa yang terbaik. Buktinya Fhelisa selalu memberikan Ibu perkerjaan."

"Arvin Delvin Arion dengarkan saya! Jadilah dirimu sendiri jangan ikutin apa kata orang lain. Ibu tahu kamu punya hubungan sama dia, cukup dia yang barbar kamu jangan." Maya memberikan Arvin pencerahan sebelum semakin dalam masuk ke lubang yang sama.

"Saya ngga peduli. Saya mau barbar kaya Fhelisa!"

"Mampus, Bu Maya semakin pusing."

"Satu saja buat kepala pecah, apa lagi dua."

"Hajar Bu Maya, anda pasti bisa."

"Penerus Fhelisa."

"Arvin dengarkan saya. Kamu adalah anak baik-baik, jangan berbuat yang ngga-ngga!" Maya ngga mau ada generasi penerus Fhelisa. Maya yakin sifat barbar Arvin untuk bersenang-senang nanti bakal berubah lagi menjadi anak mami.

"Arvin berbuat baik Bu. Arvin cuma lagi capek ngga mau lari sepuluh putaran. Arvin mau ganti hukuman yang enak tanpa mengeluarkan keringat," pinta Arvin seenaknya.

Arvin pikir beli sayur di pasar bisa pilih-pilih.

"Hukuman kamu ngga akan saya ganti! Lakukan sekarang!" Tegas Bu Maya, dikasih hati minta jantung.

"Arvin mohon Bu. Ibu tahu ngga, tadi malam Arvin baru perawatan masa harus kena sinar matahari sama keringatan, percuma dong Bu saya perawatan." Kata Arvin panjang kali lebar membuat penghuni kelas tertawa ngakak.

"Anjir, ngakak."

"Sumpah sakit perut gua. Anak siapa sih itu bawa pulang sana!"

"Anjir, zaman apaan ini cowok perawatan."

"Babi, cowok zaman sekarang ngga mau kalah."

"Cowok juga mau gelowing."

Itulah tanggapan penghuni kelas.

"Ibu ngga tanya kamu perawatan atau ngga. Yang saya tahu lakukan hukumannya sekarang!" Jujur Maya menahan ketawa di dalam hati.

"Ibu Arvin mohon. Ibu ngga kesihan sama Arvin?" Arvin mendrama supaya gagal mendapatkan hukuman.

"Sekarang Arvin!"

"Arvin ngga mau Bu, nanti Arvin hitam Ibu mau tanggung jawab?"

Apa Arvin bilang tangung jawab? Untuk beli skincare saja Maya harus sisihkan uang dari honornya mengajar sedangkan Arvin minta pertanggung jawaban seenaknya.

"Saya ngga akan tanggung jawab karena itu urusan kamu bukan urusan saya. Mau kamu hitam atau putih bukan urusan saya. Lakukan hukumannya sekarang!" Menghukum siswa yang melakukan kesalahan saja harus ada drama dulu. Kapan Maya mendapatkan siswa-siswi yang langsung melakukan perintahnya?

"Ibu, Arvin mohon ganti hukumannya!"

"Oke, saya ganti hukuman kamu." Finis Maya pada akhirnya dari pada masalah ini ngga selesai-selesai yang ada jam istirahat keburu berbunyi dan materi belum selesai.

"Yes, hukuman apa Bu?" Tanya Arvin dengan perasaan bahagia.

"Bersihkan gudang sekarang! Jangan sampai ada debu satupun, jam istirahat saya cek ke gudang. Lakukan sekarang!

"Itu lebih capek Bu!"



Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang