BAB 50🌿

1.3K 50 4
                                    

Seorang pria paruh bayah sedang tertawa bahagia. Cerahnya kota A mewakili perasaannya sekarang, alam semesta seakan mendukung perasaannya sekarang.

"Satu persatu keluargamu akan hancur!" Katanya dengan suara kecil.

"Misi hari ini pasti berhasil."

Siapa yang ngga senang misi yang disusun serapi mungkin akan selesai dalam hitungan menit. Tinggal menunggu pihak polisi yang menangkap anda. Semua bukti satu persatu telah terkumpul. Selamat bersenang-senang.

Kringgg ... (suara headphone berbunyi dengan nyaring).

"Tebakan yang tepat," katanya sambil tersenyum bahagia.

"Bos, misi kita berhasil." Kata simpel yang membuat Leo terbang ke langit ke tujuh.

"Kerja yang bagus Karel, ngga sia-sia semua tugas saya percayakan sama kamu. Pastikan keluarganya gulung tikar dalam bulan ini!" Tegas Leo tersenyum licik.

"Pasti Bos." Tanpa berkata panjang sambungan telepon terputus.

Akhirnya keberhasilan menanti di depan mata. Leo ngga sabar melihat keluarga mereka menjadi gembel. Orang kaya nomor satu di kota A jatuh meskin, berita sangat menakjubkan.

____

Lagi dan lagi bukan berita bahagia yang Vanessa dapatkan. Kenapa selalu berita sedih yang Vanesa dapatkan. Semua proposal yang di tata dengan rapi di tolak mentah-mentah disemua perusahaan, seakan-akan ada orang yang menghancurkan bisnisnya secara perlahan. Vanessa berpikir jauh tentang masalah ini. Vanessa ngga rela bisnis yang ia bangun dari nol tanpa bantuan siapa-siapa gulung tikar begitu saja, Vanessa pasti bisa mempertahankan perusahaan ini.

"Saya mau kalian semua cari tahu siapa dalang dari semua ini!" Tegas Vanessa.

Vanessa marah tapi berusaha berpikir dingin supaya masalah yang menimpa perusahaannya cepat selesai.

"Baik Bu, kita akan berusaha semaksimal mungkin."

"Empat tahun kita berdiri disini ngga ada masalah sedikitpun, kenapa masalah datang tanpa tahu siapa dalangnya?"

"Saya sudah berusaha melacaknya tapi identitas perusahaan tersembunyi Bu."

"Saya yakin kita pasti menemukan jalan keluarnya. Intinya gunakan kepala dingin untuk mencari jalan keluar." Vanessa sosok cewek yang selalu bisa mengendalikan dirinya dalam situasi apapun itu, kecuali fatal Vanessa ngga segan-segan bersikap keras.

"Saya menemukan satu titik Bu," kata cewek yang pintar dalam melacak keberadaan orang tanpa diketahui.

"Bagus, dimana titik tersebut." Vanessa memperdekat ke arah cewek tersebut memperhatikan komputer di depan matanya. Di komputer terlihat jelas lingkaran merah, pertanda pelaku di titik tersebut.

"Di Jakarta Bu," kata cewek tersebut setelah mengetahui letak lingkaran merah tersebut.

"Jakarta? Saya ngga pernah punya masalah sama mereka, bisnispun berjalan dengan lancar." Vanessa kembali mengingat masalah apa yang ia perbuat.

"Saran saya Ibu temui pihak Jakarta bicarakan masalah ini baik-baik. Siapa tahu masalah bukan dari Ibu melainkan dari mantan suami Ibu." Cewek dua memberikan arahan.

Vanessa pikir saran tersebut ada benarnya juga. Selama mereka bersama, Vanessa ngga tahu Arga punya masalah apa saja. Mungkin saja Arga punya masalah sama mereka tapi Vanessa yang kena imbasnya. Memang empat tahun kemarin identitas Vanessa tertutup dengan rapat baru-baru saja identitasnya terbuka, secara logika orang tersebut memang mencari-cari Vanessa. Apa lagi Arga masih menutup rapat identitasnya.

"Bisa saya pikirkan nanti. Apakah ada informasi lainnya?" Tanya Vanessa sebelum melangkah pulang.

"Ada satu informasi penting lagi Bu." Cewek di depan komputer kambali membuka suara.

"Informasi apa?"

"Pak Arga ada di dekat sini Bu." Kata singkat yang membuat Vanessa melotot.

"Apa? Berarti selama ini kita dekat sama dia? Kenapa keberadaannya susah dilacak padahal kita tinggal di kota yang sama." Vanessa ngga habis pikir padahal mereka dekat kenapa harus menyembunyikan identitas segala.

"Saya mau kamu cari tahu pak Arga dimana, jika sudah menumukannya atur jadwal saya ketemu pak Arga." Memikirkan masalah kantor, masalah mantan suami membuat kepala Vanessa pusing tujuh keliling.

"Siap Bu."

____

Arga menikmati secangkir kopi panas yang di buatkan oleh asisten pribadinya. Minum kopi di malam hari di temani dengan angin malam membuat Arga semakin tenang.

"Saya dari perusahaan C ingin memberi tahu bapak, jika Bu Vanessa ingin pertemu bapak di kedal E waktu makan siang besok."

Satu pesan yang membuat Arga ngga percaya ini mimpi atau nyata. Sekian lama ngga bertemu, Vanessa meminta bertemu kembali. Arga harus bagaimana?







Terima kasih pembaca setia author yang setia menunggu Author up.

Dalam berapa BAB kedepan cerita akan selesai.

Jangan sampai ketinggal karena Author memiliki kejutan untuk kalian semua.

Salam manis dari Author:)

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Where stories live. Discover now