BAB 18🌿

2K 89 0
                                    

Dunia sempit mempertemukan Fhelisa sama anak mami lagi. Entah kebetulan atau apa, bertemu sama anak mami membuat Fhelisa sial.

"Sehari lo menghilang dari muka bumi bisa ngga sih? Bosen gua lihat muka lo setiap saat. Pergi dari hadapan gua!" Ancam Fhelisa dengan tegas.

Entah kenapa melihat wajah Arvin membuat darah tinggi Fhelisa naik. Nisa berusaha menenangkan Fhelisa, tapi ia gagal.

Bukannya takut Arvin malah memperdekat jarak diantara mereka," kenapa Arvin harus pergi? Apa jangan-jangan kamu ngga kuat melihat kegantengan Arvin? Seperti cewek-cewek disana?" Katanya sambil menunjuk ke kumpulan orang-orang yang memujinya.

"Ganteng? Ganteng dari lobang sedotan."

"Arvin tahu Arvin ganteng tapi kamu ngga mau mengakuinya. Arvin paham, tenang walaupun kamu malu-malu kucing Arvin tetap mau temanan sama kamu."

"Siapa yang mau berteman sama lo? Mentang-mentang anak baru jangan sok berani lawan gua!" Teriak Fhelisa dengan mata melotot.

Selama Fhelisa di SMA baru ini ada siswa yang berani melawan perkataannya. Kesal, tentu saja.

Rasanya Fhelisa mau meleyapkan orang yang cari masalah dengan dirinya dari muka bumi, andai saja ngga masuk penjara.

"Gila berani banget tu anak."

"Belum tahu singa betina ngamuk."

"Selesai lo di tangan Fhelisa."

"Dua pilihan menunggumu di depan mata."

"Ayo semangat, lawan terus jangan sampai masuk rumah sakit apa lagi kuburan. Gua mendukung lo," teriak Vero dari kejauhan.

Arvin heran, kenapa mereka bilang seperti itu? Apa cewek ini seseram itu? Tapi untuk Arvin ia gadis yang manis walaupun mudah emosi, tapi tenang Arvin akan selalu sabar.

"Arvin sudah sering bilang sama kamu, kalo Arvin ngga takut dengan siapapun. Arvin cuma takut sama maha pencipta. Sudah jangan marah-marah lagi nanti cepat tua," katanya sambil tersenyum manis.

Fhelisa mengartikan senyuman tersebut adalah senyuman bendera perang. Fhelisa ngga peduli lawannya anak mami, walaupun berakhir di penjara Fhelisa menerimanya.

Fhelisa mengangkat tangannya ke udara bersiap menonjok Arvin.

"Kamu mau mengusap rambut Arvin? Baik banget kamu. Arvin akan bahagia jika diusap sama kamu. Kamu tahu ngga tadi pagi Arvin sama mami marahan dan mami ngga mau mengusap rambut Arvin dengan lembut seperti biasanya. Kamu baik deh mau menggantikan posisi Mami," katanya sambil mengarahkan tangan Fhelisa ke rambut tebal miliknya.

"Usapin? Ngga ada yang mau usapin rambut lo anjing!" Bentak Fhelisa dengan nyaring.

Mereka berdua menjadi tontonan gratis semua siswa, jarang-jarang momen langka seperti ini terjadi.

Cup.

Arvin mencium pipi Fhelisa.

"Gila, ratu singa dicium."

"Wow-wow, gua ngga salah lihat 'kan?"

"Mantap, boy teruskan bakatmu."

Fhelisa semakin marah. Seenaknya anak mami ini mencium pipi mulusnya tanpa izin. Ia pikir Fhelisa wanita murahan.

"Apa yang Arvin lakukan?" Gumam Arvin dalam hati.

"Lo cium gua? Dasar cowok berengsek!"

Cup.

"Ngga boleh bilang kasar, masa cantik-cantik mulutnya kotor. Kalo aku dengar kamu bilang kasar aku cium kamu lagi. Arvin pergi dulu, bye sayang," kata Arvin sambil melangkah pergi.

"Anjing ..."

___

Masalah Arvin sama Fhelisa tadi pagi tersebar keseluruh sekolah. Banyak bisikan-bisikan ngga enak terdengar di telinga Fhelisa.

"Berani ngomong di depan jangan di belakang. Kalian berani gosipin gua? Bersiaplah nyawa kalian melayang satu persatu, gua akan ingatin muka kalian satu persatu. Tunggu giliran kalian," teriak Fhelisa lalu pergi begitu saja.

Ia bukannya ngga mau melawan, mood Fhelisa ngga bagus saat ini. Jika Fhelisa melawan takut ngga terkontrol.

Arvin sudah mendapatkan 1 teman baru, wajahnya lumayan ganteng tapi bedanya dia dewasa dan bersifat konyol untuk menghibur.

"Gua saranin jangan macam-macam sama dia. Fhelisa cewek yang berbeda sekali lo buat masalah sama dia nyawa lo akan melayang."

"Kenapa begitu?"

"Fhelisa terkenal sifat barbarnya, keluar masuk ruang BK buat dia sudah biasa. Lo tahu sudah banyak korban di SMA ini yang patah tulang bahkan langsung meninggal. Wujudnya memang cewek tapi berisi iblis. Gua ngga mau lo jadi korban berikutnya jika mau cari musuh jangan Fhelisa."

Arvin___

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Where stories live. Discover now