BAB 38🌿

1.2K 65 0
                                    

Bukan kata manis yang keluar dari mulut putrinya. Sekian lama ngga berjumpa bukan rasa kangen yang ditunjukan putrinya melainkan rasa benci yang mendalam. Bukan kaya di film-film yang langsung dipeluk, melainkan kata tamparan yang Venessa dapatkan.

"Kamu ngga kangen sama Mama sayang?" Tanya Vanessa menahan rasa sakit di hatinya.

"Saya ngga sudi kangen sama anda. Buat apa saya kangen sama wanita yang sudah bercerai tanpa pengetahuan saya. Wanita yang saya anggap ngga pernah nyakitin hati saya, ternyata tega ngga menggap saya ada. Cara anda bercerai cukup bagus." Akhirnya unek-unek yang Fhelisa simpan selama ini keluar juga.

"Sayang, dengarkan penjelasan Mama dulu." Air mata yang Venessa tahan dari tadi akhirnya jatuh.

Vanessa juga ngga tahu apa alasan Arga menceraikannya begitu saja. Arga ngga perkata apa-apa, tiba-tiba surat cerai ada di depan rumah mereka. Saat itu juga Arga menghilang sampai sekarang Vanessa belum menemukannya. Tapi satu pesan yang Vanessa ingat 'ini demi kebaikan kalian berdua, aku ngga mau kalian terlibat dalam masalahku. Jaga putri kita baik-baik, aku sangat menyayangi kalian' pesan di kertas kecil yang Vanessa temukan di dalam amplop surat perceraian mereka.

Selama menjalani hubungan rumah tangga mereka baik-baik saja, ngga pernah ada masalah besar. Entah, masalah apa yang dimaksud sama Arga, cuma Arga dan Maha Pencipta yang mengetahuinya.

"Saya ngga butuh penjelasan anda. Saya mau anda pergi sekarang juga!"

Vanessa semakin menangis, darah dagingnya sendiri tega mengusirnya.

Rasa sakit yang Fhelisa pendam 5 tahun yang lalu kembali ketika melihat Vanessa di depan matanya.

"Mama, mohon sayang dengarkan penjelasan Mama dulu!" Vanessa mau hubungannya sama Fhelisa kembali seperti dulu. Vanessa pengen hidup tenang bersama Fhelisa tanpa ada rasa benci diantara mereka. Kapan Vanessa merasakannya?

"Saya ngga butuh penjelasan anda. Semua sudah jelas, kalo anda dan dia ngga menggap saya ada. Bagus anggap saja saya seperti batu!"

"Kami bukan ngga menggap kamu tapi perceraian itu mendadak, Mama saja ngga tahu apa alasan perceraian tersebut." Vanessa mencoba menjelaskan berharap Fhelisa mendengarkannya.

"Anda ngga usah ngomong kosong untuk menutupin kesalahan kalian. Logikanya ngga mungkin perceraian dadakan, anda pikir saya bodoh?" Tentu Fhelisa ngga percaya karena semua itu mustahil walaupun kenyataannya seperti itu.

"Mama, berkata jujur sayang. Tolong, percaya sama Mama!"

"Percaya sama anda, sama saja saya percaya sama setan ngga ada guna sama sekali. Kalian berdua sama-sama anjing!" Rasa sakit yang membuat Fhelisa berani ngomong seperti itu. Sudah cukup Fhelisa menahan sakit sebab perceraian mereka.

"Jaga bicara kamu!"

"Buat apa saya jaga bicara saya dengan anda. Anda saja ngga pernah menggap saya ada. Saya ngga masalah kalian bercerai tapi setidaknya kasih tahu saya. Kenapa saya tahu dari orang lain?"

"Mama, ngga mau mengganggu pikiran kamu!"

"Ngga mau mengganggu? Haha ... jalan pikiran anda bagus sekali."

"Waktu itu Mama mau bilang sejujurnya sama kamu tapi kamu lebih dulu tahu dari tantemu. Ketika Mama meneleponmu mau menjelaskan semuanya tapi kamu menolak panggilan Mama. Bagaimana Mama mau menjelaskannya?"

"Saya ngga perduli penjelasan dari anda. Semua sudah jelas, kalo saya ngga pernah dianggap sama kalian."

"Saya pikir, urusan kita sudah selesai. Silahkan anda pergi dari sini!" Usir Fhelisa.

"Kamu tega mengusir Mama." Vanessa ngga percaya, selama ini anak yang ia manjakan dengan harta yang Vanessa dapatkan tega mengusirnya.

"Buat apa saya takut. Saya saja ngga pernah dianggap sama anda. Pergi sekarang atau saya menggunakan cara kasar!"

Entah berapa banyak Fhelisa berkata, 'saya ngga pernah dianggap' tapi kata tersebut yang mewakili perasaan Fhelisa dari dulu sampai sekarang.

"Sayang, kamu selalu di hati Mama!"

"Saya ngga peduli!"

"Silahkan anda pergi dari sini, jangan pernah hadir di hidup saya lagi. Saya muak melihat anda!"

"Dan satu lagi, anda ngga perlu menangis untuk berpura-pura membujuk saya karena semua itu percuma. Saya ngga akan pernah percaya sama anda sampai kapanpun!"

"Masalah kita selesai. Silahkan anda pergi!"

Brukkk.

Cewek Barbar Vs Cowok Manja (END)Where stories live. Discover now