2. Duke Monster

28.3K 3.3K 96
                                    

"Kyree!!!"

Sheri berteriak keras. Dia mengabaikan semua hal dan langsung melemparkan tubuhnya, melilitkan tangan dan kakinya, memeluk sosok berjubah hitam tersebut seperti koala. Sosok itu seperti papan kayu yang berdiri di bawah hujan, keras dan kokoh.

Dekapan Sheri sangat kuat, dia berteriak sekeras-kerasnya. "Hentikan! Sadarlah! Aku masih ingin hidup! Jika kau ingin meledak, cari tempat yang sepi saja dasar sialan!"

Dekapan itu sangat erat, se-erat yang ia bisa. Mencengkeram seperti bayi koala yang tak ingin berpisah dari ibunya. Dia menggenggam sangat erat dengan angan-angan reaksi seperti apa yang akan Kyree keluarkan. Namun menunggu cukup lama, rupanya tidak ada yang terjadi.

Tidak ada reaksi apapun dari orang yang didekapnya! Sel otak akhirnya sampai di kepala Sheri, dan dia pun seketika sadar.

Mati aku!

Sheri kau bodoh!

Mengingat apa yang baru saja ia ucapkan, Sheri serasa ingin mati ditempat. Dia secara langsung memaki Kyree yang ada di dekapannya!
Dia bahkan tanpa berpikir panjang mendekap laki-laki ini tanpa seizin darinya! Sungguh perbuatan nekad yang akan mengantarkan nyawanya lebih cepat dari berkedip!

Shari hampir menangis karena kebodohannya. Dia bergetar ketakutan dan mungkin saja dia akan mengompol saat itu juga.

Argh... Tamatlah riwayatku...

Orang waras mana yang dengan cerobohnya memeluk bom yang sedang aktif.
Dia akan mendapatkan nominasi nasional sebagai orang yang mencari kematian dengan cara paling bodoh sedunia. Dia akan menjadi bahan tertawaan satu benua untuk satu abad kedepan.

Mati aku... Inilah akhir hidupku. (⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

Meski tahu yang ia dekap adalah bom waktu, Sheri tetap tidak melepaskannya. Bukannya tidak ingin melepaskan, namun ia tidak bisa. Dia tidak punya wajah untuk menghadapi Kyree sekarang. Dia tidak akan berani menatap Duke Monster yang kekejamannya sudah terkenal seantero negeri. Yang ada mungkin ia akan jatuh pingsan saat itu juga.

Alasan mengapa Sheri melemparkan dirinya kepada Kyree adalah karena dia ingat bagaimana ia menggambarkan tentang Calamity. Dia bertaruh dengan hidupnya sendiri apakah cara ini berhasil atau tidak.

Calamity menjadi kuat dengan mengonsumsi energi negatif, dimana hal tersebut menjadikan energi positif adalah kelemahannya.

Pelukan yang tulus mengandung banyak energi positif. Pelukan dapat menenangkan kegundahan dan kegelisahan seseorang. Sebuah pelukan saja bahkan mampu membuat jiwa yang mati hidup kembali.

Dan setelah ini, Sheri tahu bahwa ia tidak akan kembali lagi. Dia tahu bahwa jalan cerita akan berubah total. Apa yang ia lakukan jelas menimbulkan Butterfly Effect, yang mana kedepannya, ia tidak akan bisa memprediksi hal-hal yang akan terjadi.

Namun sebisa mungkin, ia ingin mencegah bad ending. Dia ingin mencegah kehancuran sebanyak yang ia inginkan.

Setelah berbicara dengan Eldo, Sheri tahu bahwa semua orang di sini bukan lagi karakter fiksi yang tidak nyata. Mereka semua disini bernafas, memiliki perasaan, dan hidup. Mereka berhak mendapatkan kehidupan yang baik. Dan sebagai penulis, Sheri tidak mampu menghancurkan kehidupan mereka.

Rasanya sangat berbeda dengan khayalan. Realita dan angan-angan tidak pernah bisa bersatu. Mulai saat ini, apapun yang ia lakukan, dampaknya akan sangat berimbas pada keberlangsungan hidup orang-orang yang hidup di dalam cerita novelnya.

Bab pembukaan, dimana ia ditakdirkan mati sebagai tokoh figuran yang bahkan namanya tidak ada, kini berhasil mencegah ledakan kekuatan Kyree dan mengubah jalan cerita sepenuhnya.

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now