4. Kuil Sanctuary

24.2K 2.7K 32
                                    

Uhuk—

Sheri merasakan tubuhnya amat sakit. Dia jatuh ke lantai, berguling-guling kesakitan. Rasa sakit dari dalam tubuhnya sangat mengerikan, ia merasa seperti setiap organnya diremas dengan sangat kuat. Dia menjerit, menangis kesakitan.

Tanpa sadar bibirnya sudah berteriak meminta tolong. Dia menggeliat, darah keluar dari setiap lubang di wajahnya. Dia kesakitan, rasanya sakit. Seperti terbakar api, tetapi juga seperti ia dibekukan, kemudian rasanya setiap tulang rusuknya remuk.

Kapan... Kapan dia memasukkan darahnya?... Ugh

Darah dari wadah Calamity itu beracun. Rahasia ini hanya diketahui oleh Kyree seorang.  Saat usianya 10 tahun, Kyree kecil terluka saat berlatih pedang. Dia menyeka lukanya dengan sapu tangan biasa yang kemudian ia cuci sapu tangan tersebut di danau sebelah kastil. Keesokan harinya, Kyree dikejutkan dengan kenyataan bahwa setengah populasi ikan dan kehidupan di danau itu telah mati.

Dia pun mencoba membuktikan kebenaran darahnya. Pada hari berburu, ia mengoleskan darahnya pada anak panah. Anak panah itu sengaja ia buat melesat hanya melukai sang rusa buruan. Setelah 1 menit, rusa itu mulai lemas, dan dengan cepat rusa tersebut mati dengan mengenaskan.

Sejak saat itu Kyree sangat berhati-hati dengan darahnya. Dia mengenakan pakaian tertutup yang hanya menunjukkan wajahnya. Dia tidak ingin ada yang tahu tentang kebenaran ini.

Sheri sendiri ingat akan darah beracun Kyree sesaat setelah ia batuk darah. Tinggal menunggu waktu sampai ia mati dengan organ membusuk dan hancur.

"Aku... Aku hanya lapar... Apa salahku... Aku hanya lapar... Aku hanya ingin makan...." Sheri tercekat, matanya menangis darah.

Mungkin ini hukuman dari dewa karena dia terlalu tamak. Dia dengan rakus melahap semua makanan tanpa curiga. Ia dengan enteng menganggap perubahan Kyree terjadi karena ia juga mengubah jalan cerita. Dia sampai lupa, mana mungkin seorang Kyree Maximilian akan tiba-tiba berbuat baik pada orang asing yang mencurigakan.

Sheri mengumpat bodoh pada dirinya sendiri. Sudah terlambat baginya untuk menyesal.
Jika dia memang mati sekarang, maka ia pun tak akan menghindar dari kematian. Sejak awal, dia memang mati di bab pembukaan.

Namun... Akan sangat disayangkan bukan?
Dia mati begitu saja? Padahal ia baru saja membuka mata. Akankah semudah itu baginya menyerah?

Dari apa yang sudah terjadi, Sheri sudah melihat dengan mata kepala sendiri seberengsek apa Kyree. Dia tidak akan tertipu lagi dengan pria tampan! Persetan dengan pemeran utama! Sheri menyumpahi Kyree meskipun ia sendiri tengah sekarat.

Pantas saja Azura tidak sudi denganmu! Tempramen dan kelakuanmu ini buruk! Sangat buruk! Menyesal aku menciptakan dirimu, nak!
Hei, aku ini dewa disini! Aku seharusnya menjadi dewa di dunia ini! Aku yang menciptakan dunia ini! Heii!!! Jika memang ada dewa di dunia ini, maka bebaskan aku! Beri aku kekuatan yang sama denganmu! Aku yang menciptakan kau juga kan?!!

Momen terakhir hidupnya digunakan untuk mengumpat pada dewa. Sheri jelas manusia yang sangat berani... atau mungkin dia bodoh.
Namun sesaat setelah memaki dewa, tiba-tiba saja Sheri mendapatkan ingatan yang sangat berharga.

Dewa! Itu dia!

Dewa identik dengan tempat pemujaan, dan tempat pemujaan identik dengan kuil. Kuil terbesar di kekaisran Alexandria adalah kuil Sanctuary di ibukota!

Aku harus pergi ke sana! Tetapi... Bagaimana caranya?

Berpikir keras, mengabaikan rasa sakitnya, Sheri berpikir keras. Dia mencoba mengingat setiap karakteristik Calamity. Dia sepertinya pernah menulis bahwa Azura juga pernah coba di racun oleh Kyree, namun gagal karena di dalam tubuh Azura terdapat kekuatan suci yang mampu menetralkan energi kegelapan dari Calamity.

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now