47. Perang Suci

7.7K 1.2K 114
                                    

Sheri segera diamankan masuk ke dalam kuil. Dia diobati dan tumor dark magic diangkat oleh Azura yang berlinang air mata mengucap kata maaf terus menerus. Ia tak pernah menyangka kakaknya bersekongkol dengan kegelapan sampai bertindak sejauh ini. Azura pun sempat bercerita bahwa memang ada hal aneh semenjak kakaknya naik sebagai Pendeta Agung. Dia seringkali menunjukkan ekspresi tidak sedap dan berperilaku implusif.

Tentu saja Sheri tidak menerima permintaan maaf Azura. Yang salah adalah kakaknya, biar Alaric yang secara langsung meminta maaf, bukan Azura. Azura tidak bersalah, dia tidak mengetahui apa-apa sehingga Sheri pun tidak tahu harus memaafkan bagian mana.

Semua pendeta utama tampak menundukkan kepala mereka, malu atas perbuatan Alaric yang sama sekali tidak mencerminkan seorang Pendeta Agung.

"Kalian mendapatkan mimpi dari Regis?" tanya Sheri mengubah topik sekaligus mencairkan suasana. Ia tidak pernah menyalahkan mereka sedikitpun atas perbuatan Alaric. Alaric ya Alaric, kenapa harus menyalahkan mereka atas kesalahan orang lain?
"Bahkan sampai ksatria Eleazar datang."

Salah seorang ksatria Eleazar menjawab seraya menundukkan kepalanya. "Kami mendapat mimpi (wangsit) dari Regis dalam waktu bersamaan sehingga kami pun lantas segera bertindak."

"Tidak pernah saya sangka Pendeta Agung, ah bukan, Alaric melakukan kejahatan tidak bermoral kepada anda," ucap Helios dengan raut penuh kesedihan dan kekecewaan. Belum sembuh luka dihatinya saat kedua sahabatnya tidak mendapatkan keadilan, sekarang ditempa kenyataan bahwasanya Alaric benar-benar bersekutu dengan makhluk kegelapan.

Sheri dikenakan jubah hangat, membungkus tubuhnya setelah pengobatan selesai. Ia lantas beranjak, menerka apa yang sekiranya terjadi di sini.

"Bagaimana dengan situasi di ibukota?" tanyanya penasaran. "Apa ada pergerakan dari putera mahkota?"

"10 hari yang lalu, bertepatan setelah anda melakukan sumpah Regis, prajurit kekaisaran bergerak menuju utara. Seharusnya sekarang mereka sudah tiba di Ante," jawab Helios.

"Uh, ini tidak bisa dibiarkan. Dengarkan aku, entah kalian akan percaya atau tidak-"

"Kami percaya."

Sheri belum menyelesaikan perkataannya dan semua orang langsung memotongnya, memberi kepastian bahwa sekarang mereka menempatkan kepercayaan seutuhnya kepada Sheri. Mereka yakin pada orang yang ditunjuk langsung oleh Regis untuk membimbing mereka menuju jalan kebenaran.

Pendeta Agung saja tidak bisa mereka percayai, lantas kepada siapa lagi mereka percaya jika bukan kepada sang Saintess baru ini?

"Terimakasih," ucap Sheri seraya tersenyum lembut. Dia benar-benar merasa berterimakasih kepada Sirius dan orang-orang yang mempercayainya ini. Dia pun memberitahu mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Dimulai dari seorang penyihir bernama Luna yang mengendalikan Alaric dan Castiel. Penyihir satu ini sangat terobsesi dengan inti kekuatan Kyree. Inti kekuatan Kyree bagai belenggu yang menahan Calamity, sehingga jika sampai dia kehilangan inti kekuatannya, maka Calamity akan kembali ke dunia dan membuat kekacauan.

Tujuan mereka tidak mulia sama sekali.

Saat ini pastilah Duke Ante tengah kesulitan melawan penyihir tersebut ditambah dengan bala bantuan dari prajurit putera mahkota dan kekuatan suci milik Alaric, posisinya pasti sangat tertekan. Tidak peduli sekuat apa dia, ada batas dimana dirinya hanyalah manusia biasa. Pasti ada titik dimana ia akan sangat kesulitan.

"Tunggu sebentar Saintess. Apakah anda mengatakan bahwa inti kekuatannya merupakan segel untuk Calamity?" Helios bertanya karena dia tidak mengerti.

Sheri lantas teringat bahwasanya rahasia tentang Calamity hanya diketahui oleh beberapa orang saja. Ia pun tersenyum, menunjuk pada satu orang.
"Untuk itu, mengapa tidak tanyakan mantan Pendeta Agung, Yash. Benar kan?"

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now