37. Kutukan Boneka

9.5K 1.6K 137
                                    

Road to 200k views 🎉
.
.
.

Sebelum kejadian....

Hari keputusan akhir.

Sheri didandani dengan baik oleh para pelayan di kuil Sanctuary. Mereka terlalu bersemangat menyentuh orang suci yang baru saja bertemu dengan Regis. Sheri menganggap itu hal wajar tentang bagaimana pengagum Regis ingin menyentuhnya sehingga ia tak keberatan saat para pelayan menyentuh dan menyisir rambutnya sesuka hati.

Tanpa Sheri sadari, rupanya mereka semua adalah orang suruhan Alaric dan Castiel. Setelah mendandaninya, salah seorang pelayan mengambil sisa rambut Sheri kemudian menyimpannya dengan baik.

Setelah keputusan akhir di pengadilan suci selesai, pelayan itu memberikan rambut Sheri kepada salah satu utusan putera mahkota. Dibawalah rambut itu kepada Castiel, dan Castiel menyimpan rambut tersebut sebagai rencana cadangan jika terjadi hal tak terduga.

Kembali hari ini...

Sesuai laporan dari Alaric, maka rencana mereka pun dijalankan. Castiel pergi menemui orang yang mendukungnya dari balik bayangan, seorang penyihir wanita tua yang selalu tersenyum setiap kali rencananya berhasil. Dia adalah wanita penyihir rahasia, menyembunyikan dirinya dari dunia luar.

Sang wanita tinggal di salah satu rumah terpencil di ibukota dan sulit untuk dijangkau. Dari luar rumahnya tampak sederhana dan kumuh, hampir tidak ada yang mengira bahwa di rumah kecil itu ada seorang penyihir tinggal di dalamnya. Castiel datang bersama pengawal setianya, Rozak.

"Hohoho, lihat siapa yang datang. Hai, pangeran," ucap wanita penyihir dibarengi dengan tawa khasnya. Tubuhnya kecil, ia membungkuk dengan bertumpu pada sebuah tongkat kayu, wajahnya begitu tidak sedap dipandang dengan banyak bentolan dimana-mana, hidung mancung aneh, dan deretan gigi tak rapi.

Sekilas ia akan terlihat sangat menakutkan, seperti nenek sihir di dongeng anak kecil untuk menakuti mereka agar patuh dengan orang tuanya. Kali ini sang penyihir benar adanya, dan sekarang dia bertemu dengan putera mahkota kekaisaran Alexandria.

"Ada apa dengan kedatanganmu kemari, pangeran? Hohoho, apa mau marah lagi karena tumorku tidak berhasil? Hahaha!"

"Luna," panggil Castiel dengan wajah malas. "Hari ini aku akan menangkap ikan itu lagi. Bantu aku mendapatkannya kali ini."

"Hahahaha!" penyihir wanita bernama Luna itu tertawa. "Baiklah baiklah baiklah, sebelum itu, apa yang akan kau berikan? Hahahaha!"

"Jika ini berhasil, kau akan mendapatkan inti Calamity. Bukankah itu kesepakatan kita? Kau akan membantu apapun rencanaku untuk menggulingkan Kyree dan kau akan mendapatkan inti Calamity. Mengapa kau terus mengatakan tentang imbalan huh?"

"Ohoho, itu karena rencanamu tidak ada yang berhasil sampai sekarang, pangeran. Hahaha!"

"Jika kau tak sabar, pergi dan ambil sendiri sana. Apa kau pikir mudah menggulingkan monster biadab itu?!"

"Ush, kok marah?" Luna mengejeknya sambil terus tertawa senang. "Baiklah baiklah baiklah, mari sekarang kita lihat apa yang terjadi."

Luna menghampiri meja di dalam ruangan tersebut, meja kerjanya. Disana terdapat sebuah bola sihir yang mampu merefleksikan apa yang terjadi saat ini. Jika didunia modern, itu bisa disebut sebagai Livestream. Mereka menyaksikan apa yang terjadi saat ini di kuil Sanctuary.

Pemandangan disana benar-benar membuat emosi setiap orang tersulut. Luna tanpa sadar bertepuk tangan girang setiap kali Sheri menunjukkan keberaniannya. Dia tertawa terbahak-bahak sampai Castiel muak mendengar tawa jeleknya.

Calamity's Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang