44. Pertarungan Dimulai

9.1K 1.4K 71
                                    

Luna, sosok penyihir misterius yang datang di hidup Kyree. Dia adalah penyihir yang membantu menyegel Calamity di dalam tubuhnya, lantas sekarang dia sangat ingin mengeluarkan Calamity kembali. Entah apa tujuannya, Kyree sama sekali tidak mengerti.

Kesadaran Kyree kembali. Ia masih dililit rantai sihir milik Luna. Luna terlihat masih sangat senang menari-nari di atas sana karena dia memiliki boneka andalannya, Alaric. Alaric memiliki kekuatan suci yang ampuh digunakan untuk menyerang Calamity. Kemampuan Alaric bisa dikatakan sangat hebat karena buktinya ia mampu naik menjadi Pendeta Agung meski mendapat bantuan dari dorongan sihir.

Menjadi kuat dengan bantuan dorongan sihir juga tidak mudah. Dibutuhkan kekuatan dan kemantapan pada tubuh penerima agar sihir mampu menyerap dengan baik ke dalam tubuhnya dan mengeluarkan kekuatan sejatinya.

Luna sudah memperkirakan segala. Dia tahu sihirnya tidak akan mempan kepada Kyree, maka demikian, ia memilih untuk menjadikan Sheri sebagai bonekanya saja. Jika perempuan itu menjadi boneka, bukankah akan sangat menyenangkan melihat dua kekasih saling bunuh?

"Sudah ku katakan untuk menyingkirkan pikiran menjijikan itu dari kekasihku," ucap Kyree dengan menekan setiap katanya. Rahangnya mengeras, ia berjalan menapak tanah, tampak marah di wajahnya yang begitu dingin.

Seperti lepas dari jeratan benang rapuh, belenggu sihir bukan apa-apa bagi Kyree. Luna tertawa terbahak-bahak, ia lantas memanggil sesuatu dari tangannya. Sebuah tumor ganas mengerikan yang tidak pernah Kyree lihat sebelumnya.

"Nah, mari kita lihat sejauh mana kehebatan dari sang Duke Kyree Maximillian. Apakah kau mampu meraihnya sebelum tumor ini mengambil alih dirinya?" Luna tertawa seraya menanamkan tumor tersebut ke dalam tubuh Sheri.

"Arghhh!!!" Sheri memekik kesakitan saat sesuatu yang asing dimasukkan secara paksa ke dalam tubuhnya.

Melesat, Kyree mengambil wujud setengah Calamity dengan kedua sayapnya ia mencoba meraih Sheri. Namun sayang, jentikan tangan Luna lebih cepat sehingga tubuh Sheri dikirimkan melalui teleportasi ke tempat yang tidak diketahui.

"Luna... Kau sungguh menguji kesabaran ku," ucap Kyree seraya menggertakkan giginya. "Sebelumnya kau membantu menyegel Calamity, tetapi sekarang kau mati-matian ingin dia muncul kembali, apa kau waras?"

"Oh? Apa kau bertanya waras itu kepadaku atau kepadamu? Haha! Kita sama-sama tahu antara kita tidak ada yang waras, Duke Kyree. Alasanku menyegel Calamity di dalam tubuhmu adalah karena aku butuh waktu untuk pulih, haha! Sekarang kekuatanku sudah pulih sepenuhnya, sekarang keluar! Keluarkan Calamity dan biarkan aku mengakhirinya!"

Kyree tertawa mengejek.

"Apa yang kau tertawakan?!" Luna tidak suka dengan tawa sombong itu. Bagaimana bisa dia masih bisa tertawa setelah nyawa kekasihnya ada di tangannya?
Jika membahas tentang kewarasan, sepertinya ia memang tidak ada apa-apanya dengan kegilaan Duke satu ini.

Kyree menyudahi tawanya, "Kau ini, dendam macam apa yang kau miliki pada Calamity? Apa dia pernah mengganggumu sebelumnya?"

"Itu bukan urusanmu."

"Tentu saja itu urusanku. Saat ini Calamity berada di dalam tubuhku, jadi aku berhak tahu apa sebenarnya dendam kesumat antara dirimu dengannya."

Luna tertawa kecil di atas sana. Dia lantas menari-nari riang. "Intinya Duke Kyree Maximillian, kekasihmu ada di tanganku, keluarkan Calamity dan hadapi aku. Jika kau menang, maka aku akan mengembalikannya. Dan jika kau kalah, maka kau harus jadi bonekaku juga."

"Waw," ucap Kyree seraya menutup mulutnya. "Ternyata aku masih kalah sombong denganmu."

"Hah?"

"Apa syarat pertarungannya?"

Calamity's Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang