41. Regis dan Calamity

10.1K 1.4K 51
                                    

"Hm? Sheri sialan! Kau menjebakku!" Sirius, atau bisa dipanggil Regis, saat ini tengah kesulitan karena kata yang pernah ia ucapkan sebelumnya kepada Sheri hanya untuk membuatnya tenang.

Seketika Regis mengingat kembali ucapannya yang bagai bumerang itu.

"Iya deh iya deh, salahku salahku, nanti aku cobain deh jadi kamu," jawab Sirius sambil memutar matanya. "Sekarang tenang dan dengarkan aku."

Yup, sekarang dia benar-benar harus mengambil perannya sebagai Regis! Dewa yang menjadi musuh sang malapetaka, Calamity! Dan yang lebih parah lagi, sekarang sang malapetaka berada di depannya, mengambil wujud sempurna kehancuran, tampak seperti iblis yang siap menerkamnya kapan saja.

Mampus!(⁠ ⁠ꈨຶ⁠ ⁠˙̫̮⁠ ⁠ꈨຶ⁠ ⁠)

"Uh.. h-hai? Agh—"

Baru saja mau menyapa, Calamity sepertinya sangat bersemangat sampai-sampai ia langsung mencengkeram leher Regis dan mendorongnya sampai menghantam tembok ruangan kamar Duke Ante. Dia tercekat, merasakan sakit karena sekarang ia menempati tubuh Sheri.

"Lama tak jumpa, Regis," ucap sang Calamity seraya tersenyum mengerikan. Regis memekik 'hiiii' dalam hatinya melihat betapa mengerikan wajah Kyree saat Calamity mengambil tubuhnya sepenuhnya.

"T-tenanglah, b-bukankah kita bisa reuni? Seperti kawan lama, ugh—"

Calamity mencengkeram lebih erat. "Kawan lama? Apanya yang kawan lama? Haha. Kenapa? Kenapa kau mengalah begitu saja? Kemari, lawan aku! Bukankah kau lebih kuat dariku?!"

"Aku tidak datang untuk bertarung denganmu! Aku ingin menyelesaikan kesalahpahaman kita!"

"Salah paham apa! Tidak ada salah paham! Kenyataan bahwa kau menolakku lantas menghinaku sampai seperti ini dan kau mengatakan itu salah paham?! Yang benar saja Regis!" Calamity mendekatkan bibirnya ke telinga Regis lalu menggigitnya sampai berdarah.

"A-ah, s-sakit!" pekik Regis saat telinganya merasakan sesuatu mengalir seperti darah.

"Sakit? Oh ternyata kau tahu apa itu rasa sakit," Calamity tersenyum beringas. "Tak cukup hanya menyegel kekuatanku, kau bahkan membuatku menjadi bentuk paling kecil, saking kecilnya sampai-sampai bahkan manusia menginjak-injakku!"

"Calamity tenanglah! Kau kehilangan ingatanmu!"

"Ingatan?" senyum itu makin mengerikan. "Ya, kau benar. Aku tak peduli ingatan apa yang kau bicarakan, tapi saat ini aku merasa sangat ingin menghancurkanmu, Regis. Aku ingin memilikimu, aku sangat ingin menjadikanmu milikku. Lantas aku akan menghancurkanmu sampai tak tersisa!"

Regis memejamkan matanya, membiarkan air mata turun mengalir dari pelupuk matanya. Entah mengapa perasaan Regis asli dapat dirasakan oleh Sirius. Dia ingat segalanya, dia ingat bagaimana Sheri menggambarkan Regis dan Calamity dalam novel aslinya.

Kisah ini begitu sederhana, Regis pada awalnya hanya seperti dewa biasa di langit. Dia diberi tugas untuk memimpin, menjaga, serta melindungi sebuah dunia bernama Avara. Dia diberi bagian menjadi dewa pemimpin disana.

Regis tidak memiliki orientasi kelamin, dia bukan perempuan juga bukan laki-laki, hanya eksistensi hebat yang memimpin sebuah dunia. Dia mengajarkan pada orang-orang di dunia Avara tentang menjalani kehidupan, menjelma sebagai manusia dan memberikan pengarahan kepada manusia.

Zaman semakin berkembang. Mulai muncul peradaban dan ilmu-ilmu baru. Dari sanalah, mulai muncul pula energi positif dan negatif. Semakin lama energi negatif semakin berkembang, menjadi besar dan akhirnya menjadi malapetaka. Regis tahu bahwa malapetaka ada bahkan sebelum ia menjadi pemimpin dunia ini. Dia sudah ada lama sekali, diam dalam kegelapan, dan sendirian.

Calamity's Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang