49. Pertarungan Membara

8K 1.4K 119
                                    

"Jangan kau uji kesabaranku," ucap Kyree seraya meremas paha Sheri. Dia sekarang mendekap tubuh wanitanya dengan sangat erat, mengatur dirinya agar tidak hilang kendali akibat hasrat gila ini.

Sheri tersenyum lebar. "Oh? Sepertinya Kyree junior sangat bersemangat. Tapi sayang, hadiahnya akan aku berikan setelah perang berakhir."

Mereka pun bertukar ciuman. Kyree merasa enggan, namun rasionalnya masih tersisa untuk kembali ke medan perang.

"Hehe," Sheri memberinya pelukan. "Mari kita selesaikan ini, Kyree."

Kyree menerima pelukan itu. "Ya, sesuai keinginanmu."

Bagi Kyree, menyelesaikan ini artinya dia bisa kembali tenang dan menyingkirkan ancaman untuk selamanya kemudian kembali mendekap kekasihnya dan menghabiskan waktu bersamanya. Namun bagi Sheri, ini adalah jalan menuju akhir hidupnya di cerita ini.
Dia adalah tokoh figuran di dalam cerita hidup seseorang sehingga dia harus pergi setelah perannya dalam cerita selesai.

Maaf, Kyree...

~×~

Sheri masih dalam gendongan Kyree. Mereka naik menuju Luna. Kelima ksatria Eleazar yang melihatnya segera menghampiri. Mereka dalam keadaan yang tidak begitu bagus, zirah mereka tergores, dan beberapa bagian sudah hancur. Namun mata mereka tidak sedikitpun meredup. Sorot keyakinan mutlak selalu terpancar dari mata mereka.

"Terimakasih, kalian sudah melakukannya dengan baik. Mulai dari sini, biarkan kami mengambil alih. Obati diri kalian," ucap Sheri kepada kelima Eleazar seraya tersenyum.

"Gunakan Pegasus sebagai tunggangan anda. Tolong jaga diri anda baik-baik, Saintess."

Mereka berlima menundukkan kepala kemudian terbang turun untuk mendapatkan penyembuhan dari pendeta utama. Sheri berpindah tempat dari gendongan Kyree ke punggung Pegasus. Dari atas sini dia bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di bawah kakinya.

Suasana perang benar-benar sangat mencekam. Kubu ksatria suci memiliki jumlah lebih sedikit daripada prajurit kekaisaran, akan tetapi mereka tidak kalah dari segi kekuatan dan strategi. Di pihak ksatria suci juga terdapat pendeta yang siap menyembuhkan mereka yang terluka.

Sheri melihat Alaric di atas sana. Wajahnya mendung, seolah seperti antara marah dan melawan rasa sakit. Dia ingin bergerak, tetapi sepertinya ada belenggu tak kasat mata yang menahannya untuk bergerak. Dia sendiri juga terlihat mulai kelelahan karena menggunakan kekuatan suci terus menerus dalam jumlah besar.

Wajahnya pucat pasi, mengirim gambaran deja Vu masa lalu pada pertemuan pertama mereka. Sheri melihat kembali wajah Freya kecil yang memerah kehabisan tenaga setelah menggunakan kekuatannya.

"Luna! Kau akan membunuh Alaric!" Sheri berteriak keras.

Luna pun tertawa. "Oh, akhirnya tikus-tikus ini keluar dari persembunyiannya! Haha! Oh, apa kau mengkhawatirkan bonekaku satu itu? Tidak perlu khawatir, haha! Meski dia mati, aku bisa menghidupkannya lagi."

"Dia sudah membantumu! Apa nyawanya sebegitu tidak berharga untukmu?!"

"Membantu? Membantu apa?" Luna menoleh. "Dia? Dia membantuku? Dia saja tidak becus membawakan inti kekuatan Duke Kyree, mana mungkin dia membantuku, hahaha!"

"Lepaskan dia, Luna!"

Luna tersenyum bengis. "Memang apa yang akan kau berikan sebagai gantinya? Hm? Apa kau mau menggantikan posisinya sebagai bonekaku? Oh tentu saja aku akan sangat senang dengan itu, hihi. Kemarilah Sheriana Sirius, jadilah bonekaku."

"Tidak mau, jadi bonekamu itu sakit tau!" Sheri menggunakan bahasa informal yang kurang jelas. "Bisa-bisanya kau gunakan paku untuk mengutukku! Kau pikir ini santet?!"

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now