32. Tujuan Sheri

12.7K 1.7K 106
                                    

Kembali sekarang....

Diam dalam tangisnya, Sheri menumpahkan segala kekesalan di hatinya, segala tekanan, dan segala kekhawatiran. Dia sangat takut pada bad ending, dia sangat takut membuat karakter-karakternya terluka, dia sangat takut menimbulkan peperangan karena keegoisannya mengubah jalan cerita.

Semua ini tidak akan terjadi jika ia mati pada bab pembukaan, namun hal yang sudah terjadi tidak mungkin ia sesali. Ia hanya butuh waktu sejenak untuk menumpahkan segalanya, lantas kembali tenang dan berpikir.

Mau bagaimanapun, dia tetaplah manusia yang bisa merasa.

Kyree mendekap erat tubuh Sheri dalam pelukannya, membiarkan jubahnya basah oleh air mata tanpa sekalipun mengubah posisi mereka. Ia akan mendekap tubuh ini selamanya. Ia akan menggenggam jiwa ini seumur hidupnya.

Lantas kemudian, Sheri menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Kyree. Ia membiarkan air mata mengalir begitu deras. Dia lelah, sangat lelah. Dia lelah khawatir, dia lelah berpikir, dan dia lelah dengan semua ini.

Dalam tangisnya, Sheri mengingat kembali masa-masa hidupnya yang tenang dan damai. Ia mengingat tentang kehidupan modern yang ia jalani sebagai seorang penulis.

Penulis? Aku... Seorang penulis?

Ia terlalu fokus untuk mencegah bad ending sampai tidak sadar bahwa ia adalah seorang penulis. Dia adalah seseorang yang menulis dunia ini dengan kedua tangannya.

Dia adalah seorang penulis yang sudah menulis setidaknya 54 web-novel dengan genre dan jalan cerita yang berbeda. Ia bukan seorang penulis abal-abal yang membuat cerita tanpa dasar, ia memiliki dasar jelas yang kemudian ia kembangkan menjadi sesuatu yang lebih menarik.

Mengapa aku melupakan jati diriku?

Dia sendiri yang menulis semua itu. Dia sendiri yang mencari inspirasi, berpikir sepanjang hari, overthinking setiap malam, dan begadang hanya untuk memikirkan jalan cerita macam apa yang akan membuat pembaca terkagum-kagum akan ceritanya.

Bagaimana aku bisa lupa bahwa aku ini seorang penulis?

Ya, Sheri sadar bahwa dia terlalu lemah dan putus asa hanya karena sesuatu tak berjalan seperti kemauannya. Meski sebanyak apapun ia mengeluh, ada batas dimana dia tetap manusia biasa yang bisa menangis.

Akan tetapi, setelah ditinjau kembali, sekarang ia bisa melihat semua ini dari sudut pandang seorang penulis, penulis dari dunia novel ini. Penulis dari Calamity's Obsession.

Sekarang hidden characters sudah bermunculan. Para protagonis dan antagonis menempati posisinya masing-masing. Semua sudah kembali ke atas papan catur, menjalankan peran mereka sesuai aturan dunia. Semua sudah kembali ke tempatnya.

Antagonisnya sudah ditentukan, protagonis juga sudah menunjukkan sifatnya. Lantas kemudian, tokoh pendukung telah mengambil tempat mereka, dan tokoh rahasia sudah meninggalkan jejaknya.

Segalanya berjalan mengikuti peran masing-masing.

Sheri tersenyum, dia tertawa bodoh tentang bagaimana ia bisa dengan begitu konyolnya lupa diri bahwa dia itu seorang penulis. Ia bisa memandang semua ini dari sudut pandang seorang penulis. Ia bisa memprediksikan apa yang akan terjadi dan tindakan-tindakan seperti apa yang akan ia ambil.

Bukan dengan bodohnya ia berpikir untuk pergi dari kekaisaran hanya untuk tidak menciptakan perang antara Kyree dan Castiel. Segalanya lebih dari hanya sekedar menghentikan perang. Bahkan meski ia tidak ada disini dan Azura tetap menjalani perannya sebagai obsesi Kyree, perang tetap akan terjadi. Kuil Sanctuary akan mengobarkan perang suci demi membawa pendeta mereka kembali, dan kekaisaran akan membantu dengan dalih bahwa Kyree berkhianat.

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now