48. Bala Bantuan

7.7K 1.3K 176
                                    

Tidak butuh waktu lama, dengan mengendarai Pegasus, nama kuda terbang tersebut, Sheri sampai di mansion. Dia disambut tangis oleh Lux yang hanya bisa berdoa penuh kekhawatiran mengenai tuan dan kakaknya. Melihat Sheri datang bersama ksatria Eleazar, dia pun langsung menangkap situasinya secara kasar.

Sheri menjelaskan sambil bertindak. Dia juga tidak lupa memberitahu Eldo apa yang terjadi. Eldo sendiri adalah bocah polos yang sangat pintar. Dia dengan tenang mengangguk lantas mengerti situasi kakaknya dan dia pun menjadi anak yang patuh.

"Tolong sediakan makanan yang bisa dibawa dan mudah. Oh, jangan lupa buah melon utuh."

Permintaan Sheri begitu tidak masuk akal di situasi genting saat ini, tetapi mereka memilih tidak bertanya dan langsung menyiapkan kotak perbekalan makan.

Tidak peduli sekuat apa tubuhnya, Sheri masih ingat bahwa dia hanyalah manusia biasa. Perutnya sangat lapar setelah 10 hari tidak sadarkan diri. Jika bertarung dengan perut keroncongan, ia tak bisa menjamin akan dapat fokus bertarung.

Masih sempat dia rasional di saat seperti ini.

Setelah berganti pakaian dan semua persiapan selesai, Sheri membawa lenteranya. Lentera ini adalah tolak ukur masa hidupnya sehingga kemanapun ia pergi, lentera harus ada dalam genggamannya. Dia pun berpamitan, mencium Eldo juga berjabat tangan dengan Lux, seakan pamit untuk pergi ke tempat yang sangat jauh.

Dia menahan hatinya sekuat mungkin untuk tidak menangis. Sheri tidak tahu apa yang akan terjadi di medan perang. Entah ia akan kembali dengan selamat atau malah gugur, itu semua tidak dapat diprediksi. Sama seperti jalan cerita novel, semua tidak bisa diprediksikan.

"Apa kakak akan kembali?" Eldo bertanya dengan mata berbinar penuh kepolosan. Hatinya berdesir merasa bahwa kakaknya tidak akan kembali.

"Kakak tidak bisa janji kepadamu. Tetapi, seandainya kakak tidak kembali, aku harap Eldo menjadi anak yang baik dan kuat. Eldo tidak akan sendirian, kamu punya paman Lux dan para pelayan di mansion Maximilian," ucap Sheri seraya mencium pipinya.

"Tetapi kak, aku ada di sini karena kakak. Jika kakak pergi, kemana aku akan pergi? Aku akan selalu ikut kakak."

"Haha," Sheri tertawa pilu. "Untuk kali ini, kakak tidak bisa membiarkan Eldo ikut. Jika kakak tidak kembali, baik kuil Sanctuary maupun Duke Maximilian akan menyambutmu. Setidaknya, itulah janji mereka kepada kakakmu ini. Jadi, tetap doakan kakak kembali, oke?"

Eldo menghambur memeluknya, mereka berdua berpelukan sangat erat. Tiba waktunya, tampak lingkaran teleportasi menembus langit berasal dari kuil Sanctuary. Waktunya mereka pergi ke medan perang. Saatnya untuk berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Tapi Sheri tidak mau mengucapkan selamat tinggal. Dia hanya ingin berucap sampai jumpa.

"Sampai jumpa semuanya dan terimakasih!"

Seluruh penghuni mansion melambaikan tangan mereka dengan penuh tangis melihat kepergian Sheri menuju Ante. Dia terbang menunggangi Pegasus menuju portal teleportasi untuk sampai ke sana.

Aku harus kuat. Sejak awal, aku memang bukan milik dunia ini.

Sheri pun pergi menuju Ante.

~×~

"Dasar monster gila!" Luna berteriak keras. "Kau bukan manusia!"

"Hahaha! Siapa yang mengatakan bahwa aku manusia?!" Kyree bersimbah darah. Benar-benar menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam darah pekat.

Dia berhasil membantai hampir seperempat pasukan putera mahkota. Dia menghabisi semua monster yang dijatuhkan oleh Luna dari Abyss.

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now