13. Sirius dan Alaric

18.1K 2.4K 15
                                    

Masih banyak hal yang belum terungkap. Kedatangannya ke dunia ini tak hanya menimbulkan Butterfly Effect, tetapi juga menimbulkan banyak sekali plot hole.

Begitu rahasia yang masih belum terungkap membuat Sheri menjadi takut untuk melangkah. Ingatannya bersama Alaric selesai. Tubuhnya terasa dihempaskan jauh ke dalam gambaran kehidupan Sirius di Ante.

Tubuhnya melayang-layang pada langit hitam gelap. Ruang hampa kedap suara tanpa siapapun di sana. Dia sadar, namun tak bisa menggerakkan tubuhnya. Pikirannya memproses cepat ingatan dari sang pemilik tubuh ini, yaitu Sirius.

Alaric dan Sirius... Aku hanya ingat tentang Alaric.. jalan cerita yang aku tuliskan untuknya sangat sederhana, lantas bagaimana bisa ia bertemu dengan pemilik tubuh ini?

Berusaha mengingat sekuat tenaga mengenai apa yang pernah ia tuliskan, perlahan Sheri menemukan sebuah petunjuk mengenai kisah Alaric.

Saat ini Alaric naik menjadi seorang Pendeta Agung dengan kekuatan Suci terbesar dan terkuat di kekaisaran Alexandria, hampir setara dengan seorang Saint dan Saintess.
Jika di kisah aslinya, Alaric tidaklah sekuat itu. Buktinya, ia mati mengenaskan saat ingin menyelamatkan Azura pada insiden penculikan dan kehancuran kuil oleh Kyree.

Pada kisah aslinya, Alaric berusaha sekuat tenaga untuk masuk dalam kandidat calon Pendeta Agung selanjutnya. Namun sayang, terjadi insiden besar tepat pada hari penentuan yang mana membuat dia harus kehilangan kekuatan sucinya.

Ah... Tunggu... Hari penentuan? Bukankah itu hari yang sama dengan ledakan Calamity di ibukota Ante?

Dari petunjuk tersebut Sheri menemukan titik terang. Ia mendapatkan kembali ingatannya tentang kisah Alaric dari dalam novel.

Pada hari penentuan, Alaric lari ke Ante setelah mendengar dentuman keras bersamaan dengan kekuatan sucinya yang bergetar. Sesuatu terjadi pada Sirius sehingga ia pun meninggalkan kuil di hari ia seharusnya mengikuti tes. Sesampainya di Ante, Alaric menyusuri setiap jalan dan menghempaskan setiap reruntuhan untuk mencari sumber kekuatan sucinya.

Tanda yang ia tinggalkan pada Sirius memberi petunjuk dimana tubuh gadis itu tertimbun. Benar saja, setelah pencarian selama dua hari tanpa istirahat, Alaric menemukan tubuh Sirius sudah remuk tertimpa reruntuhan jembatan.

Dalam keadaan panik, Alaric kehilangan akalnya. Dia membawa jasad Sirius ke sebuah desa terpencil kemudian melakukan praktek terlarang untuk menghidupkannya kembali. Hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan aturan dunia, sehingga dewa pun menghukumnya dengan mengambil kembali berkat di dalam tubuh Alaric.

Kesedihan Alaric semakin besar saat usahanya ternyata sia-sia. Sirius tak membuka mata, dia benar-benar sudah tiada. Dengan langkah berat ia menggendong tubuh gadis itu ke kuil Sanctuary, satu tempat dimana Sirius sangat bercita-cita ingin berkunjung dan melihat pilar emas yang ada di sana.

Mengapa dewa begitu kejam? Harapan dari gadis bodoh nan polos ini hanya ingin melihat pilar emas di kuil terbesar di kekaisaran, dan keinginan itu baru terwujud setelah dia tiada. Bukankah itu sangat menyedihkan?

Tumbuh amarah dan kebencian Alaric pada Duke Ante. Lantas kebencian itu memuncak saat dia tahu bahwa Azura dinodai dan diculik olehnya. Malam itu, tanpa kekuatan suci, bermodalkan pedang, ia berduel maut dengan Kyree.

Dan hasil akhirnya, ia gugur dengan penyesalan mendalam.

"Aku gagal menjadi seorang kakak dan adik."

Dia gagal sebagai adik Sirius. Belum sempat ia menepati janjinya, gadis itu telah pergi untuk selamanya. Dia gagal sebagai kakak Azura. Ketika adiknya dibawa oleh orang asing untuk kedua kalinya, ia tak sanggup berkutik dan menyelamatkannya.

Calamity's Obsession ✓Where stories live. Discover now