delapan belas

19.5K 1K 52
                                    

Rionel menangis kejar selama hampir dua jam, setelah tiga jam pencarian dan Fairy dinyatakan menghilang. Sekarang sudah lima jam tapi masih tidak ada tanda-tanda keberadaan Fairy membuat Kavian, Ares serta Rionel ketakutan, takut Fairy tidak kembali.

menghilang nya Verro yang tiba-tiba membuat mereka panik dan khawatir, mereka menduga jika Verro diculik mengingat beberapa hari lalu ada seorang yang mencurigakan mencari keberadaan Verro. Dan sekarang terbukti dengan Verro yang menghilang secara tiba-tiba.

"Udah lah Onel jangan nangis terus, kau bikin keadaan malah jadi semakin runyam." ucap Ares pada Rionel dia juga menangis tadi mengetahui bahwa Verro menghilang tapi dia tidak sehisteris Rionel yang selama dua jam menangis tanpa henti.

"Aku takut Ar, hiks . .gimana kalo Verro gak balik lagi?" tanya Rionel tanpa menghentikan tangisannya.

"Aku juga gak tau, kita masih kecil dan pergerakan kita terbatas, kita gak bisa cari Verro tanpa bantuan orang dewasa."

"Aku akan minta papa mengerahkan bodyguard untuk cari keberadaan Verro." ucap Kavian pada kedua teman nya.

"Verro kemana ya kav? Pertemanan kita gak bakal sempurna lagi tanpa dia kan?"

"Hmm gak ada yang akan jadi teman berantem aku lagi." lirih Rionel sedih. Dia yang paling sering berinteraksi dengan Verro, setiap saat mereka selalu bertengkar walaupun begitu itulah cara mereka menjadi dekat.

"Gak ada juga yang bakal godain aku seperti biasanya yang buat aku kadang meragukan gendernya." saut Kavian tak kalah sedih hanya saja dia tidak sehisteris Rionel, dia hanya berekspresi datar sesuai dengan karakter nya selama ini.

"Ingat pesan Verro sebelumnya 'kita harus selalu ingat kalau kita pernah bersama' Hua....hiks Verro kamu kemana sih? pulang donk!"
raung Rionel kembali menangis histeris. Ares yang duduk didekat nya terlihat mengusap air matanya yang kembali mengalir, ia juga kembali menangis. Kavian matanya sudah merah karena terlalu sering diusap karna tak ingin terlihat menangis. ia harus menjadi penopang dan penenang kedua temannya terlebih Rionel yang terlihat paling terpuruk.

"Udah Onel stop!!, Verro gak mati, dia masih hidup dan kita masih bisa cari dia." pekik Ares kesal dengan tingkah Rionel yang berlebihan. Membuat mereka menjadi semakin berfikir negatif tentang keberadaan Verro.

"Aku...aku gak mau dia pergi."

____________

Fairy menyugar rambutnya frustasi lalu setelahnya mengacak-acaknya kasar karna kesal.

"Ini kenapa aku bisa kembali kesini? Siapa yang buat aku berada disini? Awas aja sampai aku tau habis tu orang." Sungut Fairy kesal penuh dendam.

"Mereka juga si keluarga toxic, sebenarnya mau apalagi sih? Dulu aja gak nganggap aku ada, sekarang bilang nya menyesal mau mulai dari awal lagi dikira aku ponsel kali yang bisa restart kembali kestelan pabrik. Menghapus memori internal hingga kosong tanpa tersisa" omel Fairy sendiri didalam ruangan kamar tempatnya terkurung.

"Ponsel aku mana?" seolah teringat Fairy mencari tasnya yang terdapat ponsel didalamnya. Segera bangun dari duduknya diatas kasur Fairy mencari keseluruh kamar tapi tak ada, nihil tas serta ponselnya tak ada di mana pun.

"Ahhkk ... Brensek! aku gak bisa ngelakuin apa pun tanpa ponsel, mencoba lari dari sini juga percuma terlalu banyak penjagaan serta CCTV yang terpasang. Tanpa ponsel aku tak bisa melihat situasi dan mengecoh mereka." ujar Fairy ia hapal betul dengan mansion Anderson yang selalu dijaga ketat sedari dulu.

_________

"Pa gimana ni? Kita telat, Fairy udah benci banget sama kita kayaknya." ujar Bintang lirih pada sang papa yang tampilan sekarang sangat buruk seakan semangat hidupnya beberapa saat lalu hilang entah kemana direnggut paksa oleh kenyataan yang menamparnya.

"Mungkin ini karma papa, papa akan terima kebencian dia sama papa tapi papa gak akan pernah biarkan dia pergi lagi." ucap Anderson pasrah dan egois  brrtekad untuk tetap mempertahankan putrinya.

"Kita harus berusaha untuk membuat dia percaya dan menerima kita kembali, aku yakin tidak ada usaha yang gagal selama kita berusaha." saran Leander pada mereka yang tampak putus asa.

"Ya benar kata papa mungkin ini karma kita."

"Makan malam akan tiba aku akan menemuinya dan mengajaknya makan malam." Ucap Lexian yang sudah berdiri untuk menemui Fairy dan akan mengajaknya makan malam.

Diperjalanan menuju kamar tempat Fairy berada Lexian terbayang akan perlakuan nya pada Fairy di masa lalu.

"Bang, abang sibuk? Temanin Fairy makan boleh? Fairy bosan makan sendiri. Pengen ditemanin kali ini aja!!" ajak Fairy memohon pada Lexian yang  selalu sibuk dengan ponselnya sedari tadi.

"Ya hallo, Mr Rean! Saya setuju dengan kesepakatan yang tuan tawarkan, kapan kita akan bertemu untuk membicarakan kontrak?"  Sapa  Lexian  pada sambungan telepon, mengabaikan keberadaan Fairy yang berbicara kepadanya. Lalu setelah nya ia berlalu pergi tanpa menoleh kepada Fairy yang kini sudah menatap nanar Lexian yang menjauh.

"Jahat banget! Apa Fairy gak terlihat? sampai untuk menengok sedetik aja abang gak sempat! sesibuk itu kah?" ucap Fairy kecil sedih dengan perlakuan Lexian padanya. menatap sekeliling mansion yang tampak sangat luas ramai dengan pelayan serta bodyguard hanya saja ia merasa sendiri ditengah keramaian.

_______

Lexian memasuki kamar Anderson yang ditempati Fairy, terlihat Fairy yang tengah berdiri melamun di balkon kamar.

"Kenapa diluar malam-malam? Ntar masuk angin loh!" ucap Lexian perhatian menghampiri Fairy.

"........"

Hening tak ada jawaban, Fairy mengabaikan keberadaan Lexian. Lexian menghela nafas berat. tau jika Fairy mendengar nya tapi sengaja mengabaikan nya.

"Udah waktunya makan malam,.kita turun makan malam yuk?" ajak Lexian lagi.

"......"

Sama seperti tadi hening tak ada jawaban atau tanggapan apapun dari Fairy. Dia seolah patung menatap lurus ke depan entah memikirkan apa.

Sebenarnya Fairy mendengarkan Lexian yang mengajaknya bicara, hanya saja ia malas meladeni biar saja ia merasakan bagaimana rasanya diabaikan dan tak dianggap. "Bagaimanapun caranya aku harus keluar dari sini secepatnya." Batin Fairy bertekad.

"Fairy kamu dengar abang kan?" tanya Lexian lagi masih belum menyerah.

"Pergi, aku gak terbiasa makan bersama apa lagi sama kalian, jadi biarkan pelayan saja yang antar makanan kesini. Aku bisa makan sendiri seperti biasanya, jangan memaksakan diri hanya untuk terlihat baik untuk menutupi betapa brensek nya kalian."  jawab Fairy datar. Menolak ajakan Lexian. Serta mengusirnya dari kamar.

Lexian terdiam sesaat mendengar  penolakan Fairy, tak ingin menyerah ia mencoba kembali membujuk Fairy.

"Kami tulus melakukan nya untuk memperbaiki hubungan diantara kita. Maka dari itu mulai sekarang kita akan selalu makan bersam---

'Brak'
Ucapan Lexian terpotong dengan aksi Fairy yang tiba-tiba menendang pot bunga besar disampingnya. Hingga pecah.

"Pot nya jelek dan mengganggu, aku tak suka." ujar Fairy dengan nada kesal bermaksud untuk menyindir Lexian. Seolah mengerti Lexian langsung pergi meninggalkan kamar Fairy tak lupa menguncinya kembali, setelah mengatakan akan menyuruh pelayan mengantarkan makanan untuk nya ke kamar.

"Aku sudah lelah menjadi protagonis dalam hidup kalian, kali ini aku akan menjadi antagonis untuk kalian." sinis Fairy menatap arah kepergian Lexian.

"Harus dimulai dari siapakah balas dendam ini dimulai?"

Hai aku kembali lagi

Aku harap kalian gak bosan sama cerita ini ya

Untuk part kali ini aku gak yakin bagus hehehe

Kalo sempat mampir juga dicerita aku satunya ya hehehe

Untuk kalian yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini terima kasih, kalian baik banget.

Bay...bay..

__________

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang