Dua puluh sembilan

10.8K 749 40
                                    


Seminggu dalam pelayaran didalam kapal pesiar, Fairy dan ketiga temannya banyak mengenal  orang-orang penting, seperti saat ini terlihat Fairy dan ketiga temannya tengah berbincang dengan seorang pria lansia yang juga merupakan penumpang di kapal pesiar yang sama dengan mereka.

Entah kebetulan atau takdir, Fairy mengenal sosok itu yang merupakan sosok kakek kandung nya tuan Lewix, sayangnya beliau tidak mengenalinya yang merupakan cucu kandung nya dari anaknya yang sudah lama dia usir.

Biarlah Fairy tidak ada niatan untuk memberi tahukan identitasnya. Biar seperti ini mereka dekat sebagai orang asing yang baru mengenal. Melihat dari pengamatan Fairy selama dua hari ini di setiap pertemuan mereka, tuan Lewix adalah sosok yang hangat dan humoris. Dia bisa mudah mendekatkan diri pada sekitar. Membuat orang yang berada didekat nya dan mengenalnya merasa nyaman.

"Kalian temenin kakek bersantai lagi ya, kita main catur lagi nanti." ajak kakek Lewix pada Fairy dan ketiga sahabat nya. Yang baru dikenalnya baru-baru ini, entahlah dia merasa nyaman saja jika bersama dengan mereka. Dia merasa punya cucu lagi. Yang bisa diajak nya bermain-main dimasa tuanya. Mengingat cucu kandung nya semua sudah dewasa dan tak bisa ia ajak bermain lagi mereka selalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Makanya ia memilih berlibur di kapal pesiar saat ini untuk merilekskan pikiran nya. Untuk istri nya juga, memilih tidak ikut dengan nya, mengingat wanita lansia itu masih terlalu energik untuk pergaulan sosialita nya serta gaya hidup bebasnya yang suka berfoya-foya menghambur kan uang dan berlibur setiap ada kesempatan. Mana mau terkurung dikapal pesiar yang tidak bisa bebas bergerak walau fasilitas yang disuguhkan memanjakan mata. Dia tetap memilih dunia luar yang bebas.

"Boleh kek, tapi ada upah nya gak?" tanya Fairy tidak tau malu. Ini kesempatan baginya untuk memalak kekayaan kakeknya itu, Kapan lagi kan dia punya kesempatan langkah seperti ini. Pikirnya licik.

Lewix tertawa gemes mendengar pertanyaan itu. " Tentu kalian bisa minta apapun sama kakek setelah ini." ujar  kakek Lewix Santai. Dia kaya dan punya segalanya, apa sih yang tidak bisa ia berikan untuk keinginan anak kecil seperti mereka. Apalagi untuk Fairy satu-satunya anak perempuan diantara mereka mengingat kan nya dengan seseorang yang sudah tidak lagi pernah ia dengar kabarnya.

"Kami mau mentahan aja ya kek, emm ... Seratus 💯 juta setiap kali permainan." ucap santai Fairy ngelunjak, dikasi hati minta jantung.

"Ohoo . . .   kakek dirampok ini namanya, tapi tenang kakek sanggup kok, asal kalian tau, kakek gak semudah itu jatuh miskin hanya karena uang segitu. Kakek punya banyak harta yang gak tau harus kakek apa kan dan kemana kan, jadi mumpung ada kalian kita hamburkan sama-sama ok!" seru Kakek Lewix semangat. Membuat Fairy, Ares serta Rionel berseru senang minus Kavian yang tidak ikut-ikutan. Dia sudah punya segalanya ya jadi untuk apa dia melakukan itu.

"Wow... kakek crazy rich ini mah, royal nya gak ada obat." seru Fairy heboh.

"Boleh lah kek adopsi kita jadi cucu angkat." sahut Rionel tak mau kalah.

Ares dan Kavian hanya menyimak saja aksi tidak tau malu kedua temannya itu. Sedangkan kakek Lewix hanya tertawa menanggapi.

"Sudah-sudah kita mulai mainnya, di mulai dari siapa dulu yang akan melawan kakek." dan terjadi lah aksi rebutan antara Fairy, Rionel dan Ares minus Kavian. Mereka berlomba menjadi yang pertama demi untuk mendapatkan hadiah seratus juta sesuai kesepakatan diawal tadi.

"Jangan rebutan, kakek kasi rata nanti, semuanya bakal dapat kok" lerai kakek Lewix pada aksi mereka yang berebut ingin menjadi yang pertama.

Dan karena Fairy pengendali alias ratu diantara mereka, jadi lah Fairy yang bermain melawan kakek Lewix lebih dulu.

"Fairy boleh kakek tau siapa nama orang tua mu?" tanya Anderson ditengah-tengah permainan mereka,  dia cukup penasaran dengan garis wajah Fairy yang mengingatkan nya dengan seseorang. Walaupun coba ia sangkal tapi dilihat dari manapun wajah itu ada kemiripan dengan seseorang dimasa lalu nya.

Seketika Fairy menegang kaku mendengar pertanyaan kakek Lewix. Tersadar Fairy segera merilekskan tubuh nya kembali.

"Beca nama ibu aku. Kalo ayah aku kuyang kali gak ada gambaran sosok ayah di hidup aku jadi aku gak tau. " jawab Fairy dipersingkat dan acuh. Tidak ingin berterus terang. Biarlah seperti ini,  agar tidak ada kecanggungan diantara mereka. Mereka bisa dekat dan bicara seperti ini karena status mereka yang orang asing sebelumnya lalu dekat dan akrab. Jika sampai kakek Lewix tau bahwa ia adalah cucunya dari anak yang telah diusir nya karena kawin lari, apa keadaan akan tetap sama, ku rasa tidak.

"Hus masa ayah sendiri dikatain kuyang." seloroh kakek Lewix mengingatkan Fairy.

"Gak apa-apa kek emang kenyataannya, jadi apa nya yang harus ditutup-tutupi, toh emang kenyataan nya. Lanjut main aja jangan bahas tentang aku gak ada yang menarik disitu, biasa-biasa aja malah." ajak Fairy mengalihkan pembicaraan yang membahas tentang dirinya.

"Hem, kamu kecil-kecil gak gampang di perdaya ternyata, kayak anak-anak seumuran kamu seperti biasanya, kalo ditanya pasti jawabannya jujur dan polos dan boom semua informasi yang diinginkan akan didapatkan dengan mudah." jawab kakek Lewix terus terang, bahwa ia penasaran dengan hal-hal yang menyangkut Fairy.

"Jangan penasaran dan jangan cari tau kek, takutnya rasa ingin tau berlebihan kakek nanti bakal bawa kakek kekecewaan yang gak sanggup untuk kakek tanggung." saran bijak Fairy, semakin membuat kakek Lewix penasaran dengan sosok kecil tapi terlihat dewasa dihadapan nya.

"Hem kakek akan berhenti cari tau kalo kamu merasa gak nyaman, kakek hanya penasaran saja dengan kamu yang kecil dan cerdas, tidak sesuai usia."

"Bagus lebih baik berhenti sebelum terlambat kan karena tidak ada obat untuk menyembuhkan dan menghilang kan penyesalan. Sebanyak apapun uang dan kuasa seseorang."

"Hidup mu sangat rumit kelihatannya, sampai seseorang yang ingin mengetahui nya lebih jauh, lebih baik berhenti dan tidak mengetahui apapun dari pada tau."

"Ya memang serumit itu, maka aku ingatkan jangan coba -coba untuk mencari tau lebih jauh, kita hanya orang asing jadi bersikap lah layaknya orang asing." tutup Fairy telak menutup obrolan mereka. Dan Kakek Lewix setuju dengan kenyataan yang dipaparkan oleh Fairy, bahwa mereka memang orang asing, tidak seharusnya melanggar privasi diantara mereka.

Hari-hari berlanjut selama lima bulan dan mereka semakin dekat, tidak ada ketersinggungan dari kakek Lewix pasca pembicaraan mereka terakhir kali, ia benar-benar menempatkan diri sebagai kakek untuk mereka yang sudah dianggap nya cucu. Dan tersisa waktu tiga minggu lagi saja untuk mereka bersama , setelah nya mereka akan berpisah dan kembali kehidupan mereka masing-masing.

Hai aku kembali lagi

Semoga kalian gak bosan ya sama cerita ini

Maaf kalau cerita ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian ya

Buat kalian yang udah pernah baca dan kasi vote buat cerita ini terimakasih ya, kalian baik banget

Bay...bay




2⁷ Maret 202⁴

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang