tiga puluh enam

8.6K 565 21
                                    

Tengah malam tepatnya pukul satu dini hari lewat beberapa menit, Fairy sadar dari tidur panjangnya yang merupakan mimpi buruk ingatan masa lalu yang sesungguhnya tak ia harapkan.

Menatap keseliling, ruangan putih khas rumah sakit yang ia dapati, dengan beberapa orang yang tampak terlelap, ada Kavian yang tertidur di kursi disisi ranjangnya,  di sofa sana ada Anderson yang terlihat juga terlelap dengan posisi duduk bersandar pada sofa. Ada juga kakek Lewix yang tidur beralaskan kasur lipat di sudut ruangan. Separah apa kondisinya sampai-sampai harus di rawat dirumah sakit?

Merasa ada yang mengganjal pernafasan nya, Fairy segera melepaskan alat bantu pernapasan yang sejak kapan sudah terpasang, juga terdapat infus yang melekat dipergelangan tangannya. Kenapa sampai seperti ini, bukan kah ia hanya tertidur lalu bermimpi, ya ia akui mimpi itu teramat panjang sampai-sampai ia muak sendiri melihat nya.

Lupakan mimpi tak berguna itu, sekarang ia rasanya haus sekali, rasanya seperti ia tidak minum berhari-hari, untuk bersuara mengeluarkan sepatah katapun rasanya ia tak sanggup, tenggorokan nya benar-benar kering.

Melirik pada nakas yang biasanya terdapat minuman yang tersedia, ia bermaksud untuk meraih dan meminumnya, tapi naas pergerakan nya yang kaku dan lemas, mungkin karena terlalu lama tertidur tanpa makan dan minum membuat ia kesulitan untuk bangun, bahkan untuk menggerakkan tangannya saja terasa berat.

Tidak ada pilihan ia memutuskan untuk membangun kan Kavian yang tertidur lelap disisi ranjangnya. Dengan menyentuh pelan kepala nya. Seolah selalu siap siaga bahkan saat tertidur sekalipun, bahkan sentuhan pelan yang Fairy lakukan pada Kavian dapat segera membuat Kavian tersadar dari tidur lelapnya. Reflek segera melihat dan mengecek kondisi Fairy yang sudah tertidur selama lebih dari seminggu, tapi tidak kali ini Fairy yang ia lihat sekarang bukan lagi Fairy yang sebelumnya menjelma menjadi putri tidur, Fairy yang sekarang sudah sadar menatap lemah pada dirinya, membuat rasa lega dan  senang segera membuncah memenuhi hatinya yang sebelumnya selalu kalut dan khawatir.

"Ai, kau sudah sadar? Kau baik-baik saja, Kau butuh sesuatu? Ada keluhan? Apa ada yang sakit? Katakan bagaimana perasaan mu?" rentetan pertanyaan segera Kavian jabarkan, untuk memastikan keadaan Fairy.

"A..ir" jawab Fairy lemah, membuat Kavian segera sadar dan mengambil kan air serta membantu Fairy untuk minum.

"Kau membuat aku takut Ai." ucap Kavian saat Fairy masih menikmati minumnya.

"Takut?" tanya Fairy bingung saat selesai menandaskan air yang Kavian berikan.

"Ya, kondisi mu yang tiba-tiba drop, buat kami semua panik dan khawatir,  makin di perparah saat nafas mu hampir saja berhenti. Membuat aku ketakutan setengah mati, mengira kau akan pergi meninggalkan aku." ujar Kavian sedih dengan nada pelan, sengaja agar tidak membangunkan Anderson dan kakek Lewix yang berada di ruangan yang sama dengan mereka, ia masih butuh waktu untuk berbicara berdua saja dengan Fairy tanpa gangguan dari mereka yang pastinya akan heboh.

"Aku hanya, tidur, memang nya berapa lama aku tertidur?"

"Seminggu lebih, lebih tepatnya sembilan hari."

"Selama itu?"

"Ya, dan kau bahkan butuh oksigen untuk membantu mu bernafas." seakan tersadar karena terlalu senang hingga melupakan untuk segera memanggil dokter untuk mengecek kondisi Fairy, Kavian akan segera memencet tombol darurat yang menghubungkan dengan dokter yang berjaga namun dihentikan oleh Fairy yang merasa tidak membutuhkan nya. Dia baik-baik saja, hanya lemah saja karena efek tidak makan dan minum.

"Jangan, nanti saja, aku baik-baik saja,  biar seperti ini aku tidak ingin ada kegaduhan di tengah malam yang larut ini." cegah Fairy, yang tahu benar apa yang akan terjadi jika Kavian memanggil dokter untuk memeriksa nya, dua keluarga gila itu akan segera mengetahui bahwa ia sudah sadar dan akan merecokinya kembali, serta membuat kehebohan, saat ini ia hanya ingin ketenangan.

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang