Tiga puluh satu

9.4K 613 17
                                    

"Aku sudah selidiki, tidak ada informasi apapun tentang anak bernama Fairy yang kakek maksud kan, semua data-data tentang dirinya dirahasiakan, seolah tak pernah ada, memang nya siapa anak yang kakek suruh aku selidiki itu?" jelas Melvin dari hasil penyelidikannya atas perintah sang kakek, cucuk sulung Lewix itu justru juga ikut penasaran dengan anak bernama Fairy itu.

Begitu sampai di mansion setelah kembali dari kapal pesiar Melvin diminta untuk menemui kakeknya, dan mendapatkan perintah untuk menyelidiki seorang anak kecil, awalnya ia menganggap enteng tugas yang diberikan kakek nya, ia merasa tugas mudah seperti itu kenapa harus ia yang turun tangan langsung untuk menyelidiki nya, kenapa tidak menyuruh bawahan biasa saja. Tapi setelah dua minggu berusaha, hasil yang ia dapati nihil, tidak ada satupun informasi tentang anak yang kakek nya maksud itu ia dapatkan, hanya nama anak itu, serta tempat tinggal nya saat ini, itu pun ia dapat kan dari menyelidiki tentang teman nya yang bernama Kavian pewaris tunggal seorang miliarder.

"Dia anak yang sudah aku anggap cucuk ku, kami bertemu dan menghabiskan waktu saat kami sama-sama berada di kapal pesiar waktu lalu. Dia memang misterius maka dari itu aku menyuruhmu mencari tau tentang nya karna aku penasaran tentang dirinya, dia terlalu cerdas untuk seorang anak berumur delapan tahun dan lagi garis wajahnya mengingatkan aku dengan seseorang." jelas kakek Lewix pada Melvin.

"Cerdas? Memang nya secerdas apa?" tanya Melvin penasaran, tentang cerdas yang dimaksud kakek nya.

"Kau akan bisa menilainya saat kau bertemu langsung dengan nya, aku tak bisa mengatakan nya, takutnya kau akan mengira diriku membual pula, yang pasti saat aku berbicara dengan nya aku seperti berbicara dengan anak remaja bukan anak kecil seperti seusia nya." jelas kakek Lewix, menggambarkan sekilas tentang Fairy.

"Mendengar cerita kakek, aku jadi ikut penasaran." terus terang Melvin mengutarakan pikiran nya.

"Maka dari itu, berusaha lah lebih keras untuk menyelidiki nya, karna aku tidak bisa melakukan nya karna sudah terikat janji sebelum nya untuk tidak melanggar privasi nya." hasut kakek Lewix, pada cucunya, memanfaatkan rasa penasaran cucunya yang juga untuk kepentingan nya sendiri. Haha tawa kakek Lewix dalam hati.

"Tapi apa kakek sadar, kalo garis wajah anak itu mirip dengan wajah tante Rebecca?" papar Melvin langsung, membuat kakek Lewix yang semula ingin menyangkal pemikirannya yang sempat melintas sebelumnya menjadi goyah, bagaimana jika ternyata anak itu memang benar anak nya Rebecca, mengingat kemiripan diantara mereka yang bisa dikatakan sangat mirip.

"Tidak tau, ada banyak kemiripan di dunia ini, mungkin  hanya kebetulan saja." jawab kakek Lewix, masih ingin menyangkal, dia belum siap menerima fakta, yang mungkin akan merubah pendiriannya yang telah ia tekad kan selama bertahun-tahun lalu, bahwa ia tidak pernah memiliki anak bernama Rebecca, semenjak kejadian memalukan bertahun-tahun lalu. anaknya hanya Dua Mark dan Jessie.

"Sekuat apapun kakek mencoba menyangkal, tidak ada yang bisa menebak takdir, mungkin pertemuan kakek dengan nya adalah petunjuk, sudah waktunya kakek berdamai dengan masa lalu." ucap Melvin bijak. Membuat Kakek Lewix termenung memikirkan ucapannya.

"Jika tidak ada informasi yang bisa kita dapatkan sebagai petunjuk, lalu bagaimana cara kita membuktikan kecurigaan kita?" tanya Kakek Lewix bingung, juga risau. Ingin cepat-cepat masalah ini terpecahkan.

"Temui dan tanyakan langsung." Saran Melvin. "Jika dia cerdas seperti yang kakek cerita kan, dia akan percaya dan mengerti apa yang akan kakek bahas." lanjut Melvin lebih jelas.

____________

"Kapan semua ini berakhir, aku benar-benar lelah hidup dengan pelarian seperti buronan seperti ini, tidak bisakah mereka berhenti dan menyerah saja, bahkan setelah enam bulan berlalu mereka masih gencar mencari keberadaan ku, membuat ku tidak bisa leluasa bergerak bahkan untuk pergi ke sekolah, walaupun aku sudah pintar, tetap saja aku masih membutuhkan ijasah sebagai tanda kelulusan. Untuk agar aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Walau aku mengulang waktu, dunia tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku." omel Fairy kesal sendiri, sejak setengah jam yang lalu ia sudah berkeluh dan  mengomel sendiri. Ketiga temannya sudah kembali bersekolah hanya dia saja yang tidak, hanya berdiam diri dirumah, membuat nya merasa bosan.

"Anderson itu, rasanya pengen aku sliding otaknya, pakal lah neraka masih berlaku buat anak yang durhaka ke bapak nya, gak peduli sejahat apa bapak nya, kalau gak udah sedari awal aku lakuin, gak paham-paham heran, muka tembok banget gak punya malu sama sekali, udah ditolak kesekian kalinya juga, masih aja maksain diri, gak sadar kali sama dosanya yang segunung dimasa lalu. Dengan tanpa dosa nya sekarang malah berperan sebagai ayah yang posesif dan sangat menyayangi anak nya, yang kenyataan nya pernah dia buang. Cih sebel aku, rasanya pengen tak hik." omel Fairy masih berlanjut, walaupun orang yang diomelin tidak mendengar nya, setidaknya ia puas melampiaskan kekesalannya, dari pada dipendam bikin makan hati.

"Nyesek banget punya bapak, gak ada bener nya heran, punya Abang juga gak sedikit loh ini empat sekaligus, tetap aja gak ada yang normal dari mereka, punya otak gak dipake, bodoh dipelihara, semua bodoh dia ambil semua gak di sisain buat anak cucu, diborong habis sama mereka. sabar-sabar Fairy jangan marah ntar cepat tua, cantik nya hilang dedek Kavian yang Crazy rich ntar gak tertarik lagi." ucapannya yang lebay diakhir menenangkan dirinya sendiri.

"Mana nih mereka udah mau sore belum pada balik, ngelayap pasti ni gak ngajak-ngajak, aku ditinggalin sendirian dirumah, awas aja nanti pulang." sungut Fairy kesal seolah emak-emak yang rusuh anaknya belum pulang-pulang sekolah padahal udah lewat waktunya pulang.

"Aku gak peduli sih sama dua curut itu, mau pulang cepat atau lama, tapi dedek Kavian, gimana nanti kalau ada yang godain, dia kan tampan tajir lagi pasti banyak cewek-cewek genit yang godain." was-was Fairy calon masa depannya loh itu aset berharga nya, yang gak boleh lepas dari pantauan.

_______

"Lihat Bintang karna kecerobohan mu, sampai sekarang Fairy belum juga ditemukan, kau memang bodoh bintang, karna kebodohan mu semua usaha selama dua tahun lebih berakhir sia-sia, Fairy yang sudah susah payah ditemukan, kembali melarikan diri saat berada di pengawasan mu, dan sekarang, setelah enam bulan lebih waktu yang dihabiskan untuk mencari, Fairy masih juga belum ditemukan." rutuk Bintang pada dirinya sendiri, yang telah lengah dan ceroboh. Dihadapan nya kini telah tersedia botol alkohol yang menjadi temannya melampiaskan rasa bersalah nya. Dia benar-benar mengabaikan larangan papanya untuk tidak mabuk-mabukan, baginya mabuk adalah cara dirinya untuk melepaskan sejenak rasa bersalah serta frustasi nya.

___________

Hai aku kembali lagi ni

Semoga kalian gak bosan ya sama cerita ini

Buat kalian yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini terima kasih kalian baik banget

Bay ..bay..

29 Maret 2024

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang